9.Anya dighosting

38 10 0
                                    

Aku langsung up ya😅
Takutnya ada yang kangen sama cerita aku😁.
Tetap vote dan komen ya.
Lop yu

-----
"Zee gue harus gimana?" Tanya Anya frustasi.

"Udah Nya,mending lo lupain aja dia." Zee juga tidak tahu akan berbicara apa. Anya sudah sejam yang lalu menelfonnya. Gara-gara dia putus sama pacarnya. Dan katanya sih pacarnya udah punya pacar lagi. Ya Zee memang tidak tahu pacarnya Anya.

Tapi bisa dipastikan pacarnya Anya satu sekolah dengan mereka, Zee ingin tahu siapa orang yang berani-beraninya membuat sahabatnya sedih.

"Nggak bisa Zee...gu- gue udah terlanjur cinta sama diaaaaa..." Anya terus saja sesenggukan dibalik telepon.

"Udah Nya mending lo tenangin aja dulu, besok gue cari tau siapa pacar barunya mantan pacar elo itu." Zee benar benar tidak mengerti kenapa Anya sebegitu sayangnya dengan pacarnya itu. Ya Zee tidak tahu betul gimana sikap pacar Anya. Sebab Anya tidak pernah menceritakannya.

"Udah Zee...hiks hiks ga usah, gue mau lupain aja dia ya walaupun rasanya itu menyakitkan Zeeeeeee." Anya berteriak membuat Zee sedikit menjauhkan teleponnya dari telinganya.

"Ga usah nangis mulu,entar lo jelek lagi." Zee berusaha membuat Anya terhibur sedikit.

"Ya udah Zee,gue mau tidur dulu. Mau nenangin diri gue. Makasih ya udah mau dengerin curhatan gue." Ucap Anya.

"Iya sama-sama."

"Bubay Zee...good night." Ucap Anya.

"Night..." Balas Zee. Zee segera mematikan sambungan teleponnya. Ya Zee turut bersedih atas apa yang menimpa sahabatnya itu.

Zee tidak tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang, disakitin, apalagi dighosting seperti sahabatnya itu.

Ya Zee tidak pernah merasakan yang namanya pacaran. Dia terlalu kaku untuk membalas perasaan seseorang. Dulu pernah ada yang menembaknya lewat chat, Zee tidak membalasnya malah ia langsung memblokir kontaknya.

Hebat bukan. Untuk masa SMA nya ini ia harap semua akan baik-baik saja dan berjalan dengan semestinya. Sekarang ia hanya ingin fokus untuk belajar meraih kesuksesan.

-----

Sedari tadi teriakan para penonton ramai terdengar,ya kali ini sedang ada latihan basket.

Zee dan Anya duduk dibangku penonton, memperhatikan para cowok cowok yang sedang bermain basket.

"Zee menurut elo Nino itu ganteng gak sih?" Tanya Anya. Ia sedari tadi memperhatikan Nino yang sedang mendribel bola. Sedikit ada kekaguman yang Anya rasakan.

"Dih napa elo, udah pindah hati." Zee meneguk minumannya. Padahal baru kemarin Anya nangis gara gara diputusin pacarnya.

"Kayaknya gitu deh Zee, gue sedikit tertarik sama Nino itu." Ucap Anya

Zee diam saja, melihat Anya yang selalu memperhatikan Nino.

"Zee... elo diliatin Gafa tuh." Ucap Anya sambil mencolek tangan Zee.

Zee sadar sedari tadi cowok itu memperhatikannya, kadang kadang senyum, dan sesekali Gafa mengerlingkan matanya. Mungkin udah gak waras ya.

Latihan telah selesai, banyak yang sudah bubar dari lapangan tapi Zee dan Anya tetap berada dikawasan bangku penonton.

Ini semua karena Anya,dia bilang dia akan mendekati Nino.

Ketiga cowok itu duduk sambil mengipas ngipaskan wajahnya menggunakan tangannya.

Gafa, Dani, dan Nino. Ketiga cowok yang lumayan populer disekolah.

"Ikut gue yuk Zee." Zee belum saja menolak sudah ditarik saja tangannya. Mau tidak mau Zee ikut saja.

Gafa mengernyit untuk apa Zee dan sahabatnya seperti berjalan ke arah mereka.

"No lo pasti haus kan,nih gue bawain air." Ucap Anya sambil menyerahkan sebotol air minum pada Nino.

Nino tersenyum dan mengambil air dari tangan Anya.

"Thanks, tau aja kalok gue haus." Nino segera meneguk minumannya.

"Lo gak mau ngasik air itu ke gue?" Tanya Gafa saat Zee diam saja memperhatikan temannya yang sedang asyik berbincang dengan Nino.

"Nggak." Jawab Zee singkat.

"Nih aku bawain minum." Naira tiba-tiba saja muncul dihadapan Gafa.

Pandangan mereka berlima menatap Naira. Dani yang sedari tadi diam, ia langsung bangkit.

"Ohh...lo udah sadar, kemana aja waktu Gafa suka sama elo?" Tanya Dani. Dani memang tidak menyukai Naira. Ya Dani tahu Gafa memang pernah mencintai Naira. Mungkin sekarang Gafa masih memiliki perasaan pada Naira.

Gafa hanya diam saja.

Sejujurnya perasaannya akan keluar lagi. Namun Gafa mencegahnya. Ia tidak mau disia-siakan lagi seperti dulu.

Anya dan Zee hanya saling pandang. Sepertinya suasana sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Buktinya Gafa dan Dani sepertinya sedang kesal. Lain dengan Nino yang hanya santai saja.

"Gaf, jujur aku sekarang suka sama kamu." Ucap Naira spontan. Pernyataan itu membuat Gafa berdecih.

"Lo sadar nggak?" Gafa yang tadi duduk ,ia pun berdiri. "Dulu aja waktu gue sukak sama elo. Lo kemana aja hah? Sekarang udah beda Nai. Gue udah ga ada perasaan apa-apa lagi sama elo." Ucap Gafa parau.

Zee dan Anya seakan-akan sulit untuk pergi dari hadapan mereka.

"Pliss.... Gaf aku mohon kita ulang semuanya dari awal." Kata itu yang selalu
Naira ucapkan. Seolah-olah semuanya mudah diperbaiki.

"UDAH.... GUE UDAH MUAK SAMA ELO,LO SADAR NGGAK SIH? KALOK LO SAMA AJA KAYAK CEWEK MURAHAN."

Kata murahan itu terngiang-ngiang ditelinganya. Mata Naira sudah berkaca-kaca mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Gafa.

Plaakk

Bukan Naira yang melakukannya melainkan Zee. Anya melotot tak percaya.

Gafa memegang pipinya yang panas akibat tamparan tadi.

"LO JUGAK SEHARUSNYA SADAR,KALOK APA YANG ELO UCAPIN TADI GAK SEHARUSNYA DIUCAPIN. LO SAMA AJA TAU NGGAK,BUAT NAIRA SAKIT HATI. KALOK EMANG LO NOLAK BAIK-BAIK AJA,NGGAK USAH PAKEK KATA-KATA KASAR." Ucap Zee. Ia muak dengan kata-kata kasar yang Gafa ucapkan. Bagaimana tidak kata murahan yang Gafa ucapkan untuk Naira bukan untuk Zee membuat Zee langsung menampar Gafa.

Ia tidak memikirkan apa akibat yang Gafa ucapkan, saat ini Naira menunduk mungkin air matanya sudah menetes.

"Lo nggak tau apa-apa nggak usah ikut campur." Balas Gafa dengan tatapan datarnya.

"Iya gue nggak tau apa-apa tentang masalah elo sama Naira,tapi ucapan elo tadi secara lo nggak ketahui, buat Naira luka." Ucap Zee.

Zee menarik tangan Naira agar menjauh dari ketiga cowok itu. Begitupun dengan Anya segera mengikuti Zee.

Gafa hanya diam,ia tau tadi ia meluapkan rasa kekesalannya pada Naira yang ingin memperbaiki semuanya dari awal. Dan Gafa reflek mengatakan kata murahan pada Naira dan seharusnya ia tidak mengucapkan itu.

" Gaf lo masih sukak sama Naira nggak sih?" Tanya Nino memastikan.

"Nggak." Respon Gafa singkat.

"Lo seharusnya nggak gitu ke Naira,yah bagaimanapun jugak Naira itu cewek Gaf." Nino menasehati Gafa.

"Lo belain Naira No?" Tanya Dani.

"Ya nggak gitu,gue cuma_" Belum juga Nino melanjutkan ucapannya.

"Nggak usah bahas dia lagi,muak gue." Ucap Gafa ia langsung pergi dari hadapan keduanya.

-----
Segini dulu ya guys...😉
Author gak nemu ide lagi nih😂
Nanti aku lanjut lagi.

Jangan lupa vote sama komennya.
Lop yu😙

Zeevana (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang