Ia hanya seorang gadis yang kesepian, sedikit nakal, kurangnya didikan namun ia sangat mandiri, terbilang hampir sempurna. Di balik matanya yang dingin dan sikapnya tersimpan banyak kehangatan.
Entah siapa lelaki itu, yang membuat gadis dingin itu menyukainya dalam pandangan pertamanya. Bisa membuatnya kehilangan semua harga dirinya dalam sekejap.
_ _ _
Angga terdiam, lalu menoleh ke arah Alina.
"Gimana? Kamu mau kan?" Sambil tersenyum arogan.
Angga hanya menggelengkan kepalanya, lalu pergi meninggalkan Alina dengan acuh tak acuh.
"Woy! Heyy!! Beraninya lo ninggalin gue gitu aja! Jawab duluuu kek!" Teriak Alina yang sangat marah.
"Hm mba?" Panggil pelan Toni.
"UDAH GUE BILANG JANGAN PANGGIL GUA MBA!" Ngegas Alina.
"Ohya Alina, dia udah jawab tuh." Sahut Toni.
"Ha? Maksud lo?" Alina bingung.
"Kamu tau bahasa isyarat kan?"
"Tau."
"Nah tadi dia geleng-geleng, tandanya pasti kamu tau kan." Senyum kecil Toni.
"Gak mungkin gue di tolak!" Alina yang sangat marah setelah menyadari itu.
"Udah tenang, jangan marah ada abang ganteng disini-" melihat ke arah Alina yang ternyata udah pergi duluan.
"Kenapa kamu gak bilang kalo dia udah pergi?" Kesal Toni yang melampiaslan amarahnya ke Damar.
Damar hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya lalu pergi.
"E-ehh!" Toni pun menyusul.
_ _ _
"Siapa si itu cewe?" Tanya Tika.
"Hm gak tau, kayanya anak baru." Jawab Mala.
"Hedehhh."
"Ngegosip teros lu ni ye?" Sahut Risa.
"Apasih lu, nyamber aja kaya petir." Sahut Tika.
"Iyee biar gua sambar kalian bedua." Sahit Risa.
"Gak jelass deh. Hust! Pergi sana."
"Astagfirullah, hati-hati lu pada kalo cuma berdua aja ngegosipin orang bisa-bisa ketiganya jin." Sahut Risa.
"Iyee elu jinnye" ejek Tika.
"Hahaha" tawa Mala.
"Heh sembarangan ya lu kalo ngomong, lu juga ngapain ketawa segala!"
"Apee lo? Ngajak ribut?" Tantang Tika.
"Hihh, nantangin dia, awas ya lu."
"Ape awas-awas emang mau lewat."
"Lewat itu permisi maemunah, yang sopan dong!"
Perdebatan yang semakin besar, antara Tika dan Risa emang musuh bebuyutan, kagak pernah akur, sementara Mala yang terdiam dan menonton saja dengan polosnya.
Namun tiba-tiba datang.
"Hmm ada apa ni?" Tanya Hima yang baru datang karena mendengar keributan.
"Em, it-tu si Risa ngajak berantem." Tika Menunjuk ke arah Risa.
"Lah kok gue, dasar ya lu fitnah mulu jadi manusia, gue gorok aja lama-lama."
"UDAH-UDAH." tegas Hima.
Seketika semuanya terdiam dan tertunduk.
"Udah berantemnya? Udah debatnya?" Tanya tegas Hima."
"U-udah." Sahut Keduanya.
"Kalo gitu ayo maaf-maafan gak baik berantem kepada sesama sodara." Sahut Hima.
"Hmppp!" Keduanya membuang muka dan perlahan menoleh ke satu sama lain, dan berdorong-dorongan untuk meminta maaf duluan.
"Ayoo cepat." Tegas Hima.
Menghela nafas. "Yaudah gue minta maaf." sahut Risa.
"G-gue jugaa." Sambil menyondongankan tangan dengan canggung, kaku dan keterpaksaan yang kuat.
"Nah gitu, kita harus saling menyayangi satu sama lain oke."
"Oke." Jawab mereka dengan serentak lemas.
"Hhhhhh" tawa kecil dari Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Cool
Teen FictionAssalamu'alaikum wr.wb Welcome to my first novel! 😍 Bagi yang mampir semoga suka sama ceritanya😚 SPOILER!!! Kisah ini menceritakan seorang gadis yang kehidupannya hampir sempurna, namun ternyata ia memiliki kehidupan yang sangat gelap. Merubahnya...