Lingkungan baru 3

160 11 1
                                    

Jangan lupa follow dan votenya yaa, Terimakasih

Selamat membaca!!

~Kemana pun kamu berlari, maka aku siap untuk mengejarmu meski sampai ke bulan sekalipun~

Angga yang masih berlari tiba-tiba terpikir." Aku sedang apa lari-lari begini, awalnya kan cuma ingin menghindarinya namun karena dia mengejarku aku pun jafi terbawa suasana hingga sampai sini." Ucapnya dalam hati.

"Yuhuuu Angga sayanggg!!" Teriak Alina.

"Astagfirullah Alina lo kurang ajar banget ya!!" Ucap Tik yang tidak terima.

"A-aku tidak bisa berlari lag-i, aku harus cari cara." Gumam Angga yang tengah ngos-ngosan.

Alina memiliki fisik yang kuat, tidak kalah dari lelaki manapun, ia sangat kuat, sampai-sampai Angga pun kalah telak di buatnya.

Karena sudah tidak kuat berlari, nafas yang sudah semakin berat, kepalanya yang sudah berkunang-kunang, Angga memutuskan untuk menghentikan langkahnya.

jantungnya berdetak semakin cepat membuatnya kesulitan untuk bernafas, kepalanya yang sangat pusing membuatnya untuk melihat sekitar pun menjadi kabur dan berbayang serta larinya menjadi semakin tidak karuan membuatnya tidak bisa melihat jalan dengan jelas.

Dubrakkk,,,

Ia terjatuh bukan karena apa, namun karena ia tersandung batu. Angga melihat langit yang sangat cerah, ia terbaring di tanah dengan perasaan campur aduk." Ya Allah, hamba pasrah, jujur sakit ini tidak seberapa, malunya yang luar biasa ya Allah, yang membuat seluruh badanku menjadi kaku dan tidak bisa bangkit lagi, udahlah aku pingsan saja." Terbaring Angga dengab elegan sambil tersenyum kecil."Alina aku benci kamu."

Alina melihat Angga dari kejauhan yang tiba-tiba terbaring di tanah."loh Angga!!" Alina langsung mempercepat larinya.

Anggaaaaaaaa!!!

Sementara semua santri yang melihat langsung panik dan cemas.

"Damar cepat beri tau ustadz! Aku mau bantu Angga dulu." Ucap Toni yang cemas.

"O-okee!" Damar langsung lari untuk memanggil ustadz.

"Ada apa itu rame-rame?" Tanya Tika.

Banyak santri yang menghampiri Angga yang pingsan. Dan Tika melihat itu lalu bertanya ke salah satu santri yang melihat.

"Eh tunggu." panggil Tika

"Iyaa?"

"Ada apa si rame-rame?" Tanya Tika.

"Itu si Angga pingsan."

"Whatt!! Oh my baby Angga, gue harus liattt!!" cemas Tika.

"Hadeh bahasa lo lebay banget si Tik." Sahur Risa.

"Brisik aja lo, ayo Mil kita datengan jodoh gue, pasti si cewe brutal itu yang buat Angga gue memderita." Sahut Tika dan langsung menghampiri Angga.

"Hduhh, Alina-Alina. Ga bisa ya buat tenang ni pesantren sehari aja, kayanya ini pesantren lama-lama bakal rame terus kek taman hiburan, astagfirullahhh tobatt Al!" Risa yang pasrah, sambil menggelengkan kepalanya.

Angga di kelilingi semua santri.

"Angga bangun!!" Panik Alina sambil menggoyangkan tubuh Angga.

"Astagfirullah Alina, jangan pegang-pegang bukan mahrom tau!" Kesal Tika.

"Apasih, lo buta? Ini anak orang pingsan, malah mirin yang lain." Tegas Alina.

"Alina biar mereka yang santri putra aja yang ngurusin." Sahut Risa.

Alina tidak memeperdulikan mereka, dan masih mencoba membangunkan Angga.

Tika yang tidak terima melihat Alina menyentuh Angga, langsung menarik tangan Alina.

"Alina cukup ya! Gausah keganjenan!" Keras Tika.

"Ga ada waktu gw buat ladenin lo."

"Pemisi-permisi, Orang ganteng mau lewat." Sahut Toni.

Uuuuuuhhhhhhhh,,,

Sorak ejek dari semua santri.

"Apa sih lu pada, mending semuanya bubar deh, ini bukan tontonan, kasihan Angga yang udah pingsan terus kepanasan gegara lo pada." Tegas Toni.

"Banyak omong lu, tolongin tuh Angganya." Sahut Tika.

"Ini mau di tolongin neng, makanya minggir dulu atuhh." Kesal Toni.

"Ini udah minggir, buruan ih itu kasihan my jodoh Angganya." Saht Tika yang mendesak.

"Idihh bukan Angga kamu kali" ejek Risa.

"Apaan si lu, sirik aj lo, ngajak ribut!" Marah Tika.

"Buang-buang waktu ngelandenin lo."

"Cari ribut emang ya lo!"

"Apa!! Sini aku ga takut!"

Semuanya menjadi ribut, Risa dan Tika berdebat dan membuat Toni harus memisahkan mereka.

namun karena mereka terlalu fokus dengan keributan, tanpa di sadari Angga telah di gotong Alina.

"Hm brisik banget mereka, gue gotong aja selesai nih, berat banget ni anak, ga papa deh masih suka gue sama lo, hehe." Alina menggotong Angga seperti di drama-drama namun ini kebalikkannya.

"Assalamu'alaikum." Salam dari ustadz yang datang bersama Damar.

Waalaikumussalam..

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tanya Ustadz.

"Ini Ustadz, mau nolongin Angga yang pingsan tapi mereka malah berantem." Sahut Toni.

"Bukan saya duluan ustadz, Risa tuh." Sahut Tika yang membela diri.

"Lah kok gue, lo aja yang keganjenan." Risa yang tidak terima.

"Udah-udah ya, kalian ini santriwati seharusnya bersikaplah layaknya perempuan yang baik jangan malah berantem, apalagi di saat temen kita sedang terkena musibah." Ucap Ustadz.

"B-baik ustadz."

"Sudah ayo berbaikan."

"A-aku minta maaf ya." Risa dengan perasaan terpaksa.

"Iyaa g-gue juga."

Mereka pun bersalaman.

"Nah gitu, harus ikhlas ya."

"Baik, Ustadz."

"Angganya mana Ton?" Tanya Darma.

"Ni-" Toni terkejut melihat Angga yang tiba-tiba sudah tidak ada.

"Ni apaan, mana Angganya?"

"T-tadi disini." Toni yang cemas dan bingung.

"Aduh Toni gimana si lu."

"Aduh hilang kemana ya." Sahut Toni.

"I-itu, tadi Angga udah di bawa sama Alina ke uks." Sahut Mila.

Apa?!!

"Itu dia." Sahut Toni sembari menunjuk ke arah Alina yang tengah mengendong Angga.

ASTAGFiRULLAH ALINAAAA!!!!

ucap semuanya yang terkejut secara bersamaan.

"Ustadz liat dia ustadz, sopan kah begitu?!" Sahut Tika.

Ustadz menarik nafasnya dan menggelengkan kepalanya.

"Ayo kejar Alina!!" Teriak Tika.

Alinaaaaa!!

"Gue ga terima Angga lo sentuhh!!" Tika yang berlari sambari menangis melihat kejadian itu tepat didepan di matanya.

"Gila si Alian kuat banget. Parah ni cewe." Sahut Toni.

Semuanya yang melihat sangat terkejut dan hanya terdiam sambari mengucap istigfar dalam hati masing-masing.

Santri CoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang