happy ending ❣

1K 83 7
                                    

Canggung.

Satu kata yang dapat menggambarkan situasi sekarang di antara Heejin dan Renjun, yang kini tengah berjalan beriringan menuju ke pesisir laut. Hanya desir ombak yang terdengar di sana. Kedua sejoli ini tetap bergeming meski sesekali saling melirik kemudian tersenyum.

Kejadian malam kemarin sungguh tiba-tiba. Semuanya terungkap tanpa di sengaja namun berakhir bahagia. Ya, mereka kini telah berkomitmen untuk berpacaran. Karena keduanya ternyata menyimpan sebuah perasaan yang sama.

Sampai akhirnya pagi ini, mereka berjanji untuk bertemu di pantai sebelum melakukan shooting. Mereka kira semua akan berjalan dengan lancar seperti pasangan pada umumnya. Tetapi setelah bertemu, anehnya mendadak keduanya mendadak tak bisa berkata-kata atau mungkin belum percaya. Karena sejoli yang semula saling risih, kini menjadi sepasang kekasih.

"Ombaknya gede banget ya?" tanya Renjun. Pemuda itu akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. Hatinya seketika lega, dinding akward berani ia robohkan.

Heejin menoleh Renjun di sampingnya dengan malu-malu. "Iya, hehe...,"

"Jangan diem mulu dong, hee. Nanya apa kek,"

"Eung, nanya apa ya?" Heejin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gadis itu hanya merasa bingung. Biasanya ia sangat lancar meluncurkan kalimat-kalimat tak suka pada Renjun, tetapi sekarang setelah mereka resmi berpacaran rasanya seperti ada yang tertahan.

Tiba-tiba Renjun menghentikan langkah kakinya. Pemuda itu lalu berpindah berdiri di hadapan Heejin. Kemudian perlahan meraih kedua tangan gadis itu lalu menggenggamnya.

"Gue ngerti, pasti canggung banget akhirnya kita jadi pasangan kaya gini. Karena sebelumnya bahkan kita ga pernah akur. Tapi tau ga sih, hee? Justru karena kita ga akur, kita jadi saling memperhatikan satu sama lain. Jadi gue harap, meskipun kita sekarang statusnya pacaran, sikap lo jangan berubah sama gue. Persis kaya dulu aja. Lo ga suka, lo harus bilang ga suka. Lo keberatan, lo harus protes. Oke?"

Mendengar ucapan Renjun, Heejin langsung tersenyum senang seraya menganggukan kepalanya. "Hm, oke."

"Nah, gitu dong!" Renjun langsung mengusak puncak kepala Heejin.

Kemudian keduanya kembali melanjutkan langkah mereka. Suasana pagi di pantai memang paling juara. Rasanya mereka berdua seperti ada di dunia lain yang terasa nyaman.

Grep

Heejin langsung menatap tangannya di bawah sana. Di mana sebelumnya tangan itu mengayun sendirian, kini sebuah tangan lain bertaut dengan tangannya. Renjun menggenggam tangannya dengan erat. Sampai aliran darah terasa menghangat di telapak tangannya.

"Biar keliatan kalau kita udah pacaran." Seolah paham apa yang sekarang Heejin pikirkan, Renjun dengan sendirinya menjelaskan apa maksud dari genggaman tangannya itu.

"Maksud lo, kita ga bakal pacaran diem-diem gitu?" Heran Heejin.

"Ya jangan sampai ketauan sama agensi aja."

Heejin menggulirkan matanya, "heh... maksudnya diem-diem dari temen yang lain."

Renjun menggelengkan kepalanya, "ya kalau sama mereka ga mungkin bisa lah kita diem-diem. Orang mereka semua aja sekarang ada di belakang kita."

"Eh? Maksudnya?"

























"YUHUUUUUUU....."

"KITA DISINI!!!!"

"SENGAJA MAU GANGGUIN PASANGAN BARUUUUU!!!'

"HEEJINNNN MY BESTFRIEND!!"

¹⁰⁰ ᵈᵃʸˢ ʷⁱᵗʰ ʰᵒᵐᵉᵐᵃᵗᵉ ; Comeback Home ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang