ENDING

134K 13.1K 761
                                    

Manteman vote ⭐ dulu yuk. Soalnya itu diperlukan.
Makasih orang-orang baik🔥

Esoknya. Semua masalah yang terjadi saat itu, sudah berlalu. Semua orang yang dekat dengan Aeera kini telah ikhlas menerima gadis itu.

Kini Aeera tersenyum manis menatap Theo yang sedang fokus memasak untuknya. Theo memang tidak pintar memasak, tapi bukannya dia tidak bisa kan?

10 menit yang lalu Aeera membujuk, ralat Memaksa Theo untuk membuatkannya makanan untuk makan siang hari ini. Theo yang awalnya membantah dengan tegas akhirnya menurut seperti kucing takut pada induknya.

Aeera berdiri bersandar di meja makan sambil memperhatikan Theo memasak tanpa berniat membantu. Kadang-kadang gadis itu terkekeh manis saat Theo berceloteh kesal.

"yang, ini asin banget gak sih?" Ujar Theo tanpa menoleh pada Aeera. Tangan kekarnya sibuk mengaduk-aduk nasi goreng di kuali Walau sedikit tertumpah keluar dari kuali.

"Gak tau. Kan kamu yang masak." Jawab Aeera seadanya.

Theo berdecak. Tapi tetap menambahkan nasi supaya rasa asinnya hilang. "Bantuin Napa. Ntar kalau gak enak jangan salahin aku ya. Buang-buang makanan gak baik tau."

Aeera mencibir. Tetapi tetap mendekat kearah Theo. Menatap lekat Theo dari samping ketika cowok itu lagi-lagi menyicipi nasi goreng yang ia buat sendiri.
"Gimana? Enak gak?"

Theo menoleh. Tanpa pikir panjang, cowok itu meniup pelan sesendok nasi goreng yang masih panas itu lalu menyuapinya pada Aeera bermaksud untuk menyicipi rasa nasi goreng buatannya itu.

"Gimana? Masih panas?" Tanya Theo saat Aeera mengunyahnya.

Aeera hanya menggeleng. Ia kini fokus menyicipi masakan Theo. Lumayan. Batin Aeera.

"Enak?"

"Enak kok, Masih bisa dimakan. Hehe."

Theo tersenyum tipis melihatnya.
Cup'
Dengan pelan, ia mengecup pelipis gadisnya itu lama. Kemudian menatap lekat Aeera sedikit menunduk.

"Bantuin aku, mau?" Tanya Theo.

Aeera mencibir. "Tadi kan aku mintanya kamu yang masak sendiri. Kok malah minta aku buat bantuin?"

Theo menatap Aeera datar. Ia melirik ke arah nasi goreng tadi. Sepertinya sudah masak. cowok itu mematikan kompornya lalu menatap aeera kembali.

Dengan perasaan jengkel, Theo menggendong Aeera untuk duduk diatas pantry dapur. Membuat gadis itu menjerit kecil seketika.

"Aaa! Theo! Ish." Jerit Aeera

"Berisik sayang." Tegur Theo.

Matanya menatap Aeera lekat. Aeera yang melihat itu pun mengalihkan pandangan.
Theo tersenyum miring. Dengan kesempatan itu, cowok itu mengecup bibir Aeera sekilas. Aeera reflek melototkan matanya menatap Theo. Tapi Theo justru tersenyum miring melihat respon imutnya.

Theo Lalu menatap mata Aeera yang posisinya sejajar dengan matanya. Kemudian cowok itu berbisik pelan tepat diwajah Aeera.
"Suka banget ngerjain aku, hm?" Bisiknya.

Aeera tersentak. Ia mengalihkan pandangannya asal tidak menatap mata cowok itu. Grogi sama tatapannya sumpah. Kemudian ia menggeleng panik. "E-enggak. Apaan sih kamu. Deket bangett. Ntar daddy liat."

"Ya terus? Kalau daddy kamu liat gimana? Marah? Terus minta tanggung jawab buat nikahin kamu gitu?" Jawab Theo santai dengan Berbisik pelan.

Aeera melongo menoleh pada Theo cepat. Ini Theo kenapa sih? "Nyebelin banget." Gumamnya.

Antagonis Supporting CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang