Extra Last Part & Pengumuman

48.7K 3.6K 216
                                    

Halo semua, maaf sudah membuat kalian menunggu begitu lama. Karena ada sesuatu yang membuat saya tidak bisa up secepat dulu 🙏

Maaf banget kalo ada typo, kosa kata yang salah, dan sebagainya. Kalo ada mohon ditandai, dan dikoreksi jika mau🦋

Pengumumannya di akhir saja ya.
So, Enjoy the Reading 🦋

Aeera diam-diam melirik Theo yang santai mengemudikan mobilnya.
Malam yang hening, selama perjalanan tidak ada yang berniat membuka topik sama sekali.
Hingga Aeera merasa canggung tidak tau harus melakukan apa.
Ponselnya diambil Theo, jadi yang bisa dilakukan hanya melirik lirik sekitar.

"Aku gabut." Ujar Aeera tanpa menatap Theo.

"Kalo ngomongnya sama aku, biasain natap aku Raa. Ngomong sama siapa natap ke depan gitu?" Balas Theo sambil melirik sekilas pada Aeera.

Aeera diam-diam cemberut. Gadis itu akhirnya mulai menolehkan kepalanya menatap Theo. "Aku bosenn lhoooo..." Keluh Aeera.

Tersenyum tampan, Theo menatap lembut. "Bentar lagi sampe. Bentar ya..." Jawab Theo.

Mendengar itu, Aeera tanpa sadar mengerucutkan bibirnya dan berkata, "yaudah sini mana hape ku tadi."
Aeera mengadahkan tangannya diatas paha cowok itu.

Theo mengernyitkan alisnya tak mengerti. Ia menunduk melirik tangan Aeera yang ada diatas paha kirinya. "Kenapa mintanya hape?" Ujar Theo tak mau memberikan ponsel gadisnya.

Theo menggenggam tangan Aeera yang ada dipahanya dengan lembut. Menyetir dengan satu tangan tidak begitu menjadi masalah baginya.

"Ish, kan gabut. Aku gak tau mau ngapain, jadi mau main hape aja. Sini, mana?" Jawab Aeera. Gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangan Theo, tapi cowok itu semakin erat menggenggamnya.

"Gak mau." Ucap Theo.

"Ish, kenapa?" Tanya Aeera.

"Aku gak mau kamu sibuknya ke hape. Ngobrol sama aku kan bisa?" Jawab Theo.

Aeera menarik tangan Theo yang juga menggenggam erat tangannya. Aeera menggenggam tangan cowok itu di pangkuannya. Ia melakukan apa yang biasanya dilakukan Theo yang biasanya bertujuan agar membuatnya nyaman. Mengusap-usap punggung tangan berurat cowok itu, membuatnya sedikit ngeri.

"Ngobrolin apa? Kamunya gak ngajak aku ngobrol." Keluh Aeera.

Theo terkekeh. Ia meregangkan sedikit jarinya pada genggaman Aeera karena gadis itu mengusap telapak tangannya.
Theo pasrah, Tidak tahu harus merespon seperti apa, karena memang benar yang dikatakan gadisnya. Tidak ada yang lebih menggemaskan dibandingkan dengan suara mengeluh Aeera baginya.

"Sini, mana?"

"Apanya?"

"Hapenya."

Theo menggelengkan. "Kalo gabut, mainin tangan aku aja. Bebas kamu apain aja boleh, aku gak marah. Bentar lagi sampe sayang."

"Dari tadi juga bilangnya bentar. Tapi gak sampe-sampe." Jawab Aeera.

Mendengar itu, Theo spontan tertawa lepas hingga kedua matanya menyipit dan berair.
Ia menoleh pada Aeera yang menahan senyum dengan telinga memerah malu.

Sembari membelokkan stir kemudi dengan satu tangannya, Theo menjilat bibirnya yang terasa kering lalu berkata, "iya, aku yang salah. Tapi ini beneran bentar lagi kok nyampe nya. Gak papa kan?"

"Hu'um." Dehem Aeera tak ikhlas sembari mengangguk lucu. Gadis itu menoleh pada jendela, tak mau menatap Theo.

Mendengar itu, Theo langsung menoleh pada jendela mobil dan diam-diam menggigit bibirnya gemas. Kenapa Aeera-nya begitu menggemaskan?

Antagonis Supporting CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang