EXTRA PART (2)

103K 12.5K 1.7K
                                    

"Hei, ngomong sayang. tell me, salah aku apa? Aku gak ngerti kalau kamu diam-diam gini." Buku Theo.

Sedari Kemarin, Aeera ngambek. Theo tidak tahu salahnya apa. Yang pasti, jika saja Cherly tidak membantunya untuk mengajak Aeera berkumpul di markasnya, maka gadis itu pasti tidak akan ikut. Gadis itu mendiamkan nya sejak kemarin. Jika ditanya, Aeera-nya itu pasti akan menjawab

"Aku gak papa kok." Jawab Aeera.

"Nathan." Panggil Aeera.

Nathan yang sedang bermain game santai menjawab tanpa menoleh. "Apa?"

"Ada adek kelas kemarin yang minta nomor lo ke gue." Ujar Aeera sambil menatap Theo yang sedang frustasi sendiri.

"Jangan kasih." Jawab Nathan datar.

"Gak kok. Gue belum kasih. Tapi karena lo ga izinin jadinya gak gue kasih."

"Thanks."

Theo mendesah frustasi. Ia tidak suka Aeera yang tiba-tiba jadi pendiam dengannya begini.

Theo memilih untuk berjongkok sembari memohon pada Aeera yang santainya duduk diam disofa. Seperti tidak menganggap Theo ada. Miris.

"Sayang, aku minta maaf ya? Walau aku gak tau aku salah apa." Theo menenggelamkan wajahnya dipaha Aeera. Karena pada saat ia akan memegang tangan gadis itu malah menepis.

"Kasian~" ledek Zidan. Mulutnya kembali terbuka saat Cherly kembali menyuapi nya.

Iya, sejak saat dimana Cherly di ledek oleh siswa dikelasnya, Zidan dan Cherly memutuskan untuk berpacaran secara resmi dengan persetujuan mereka berdua tentu saja.

"Diem anj-!" Balas Theo dengan suara yang terdengar tenggelam.

Puk'
Pukul Aeera pada kepala Theo. "Kasar." Membuat Theo sedikit mendesis lebay. Padahal pukulan Aeera tidak begitu keras.

Zidan yang melihat itu pun tersenyum puas. "Kurang kenceng Ra."

Theo mengangkat kepalanya dan langsung menatap tajam Zidan. "Gak usah ikut campur lo. Punya nyawa berapa lo?"

"Idih, gak seru ah. Lo baperan." Zidan berucap tanpa menatap mata Theo. Ia langsung bergeser mendekat pada Cherly.

Theo tidak menjawab lagi ledekan Zidan. Terlalu tidak penting. Wajahnya kembali mendongak menatap Aeera yang juga sedang menatapnya.

"Jangan ngambek ya? Kamu kenapa, hm?" Tanya Theo kembali lembut pada Aeera.

"Aku gak pa-"

"Jawab gitu lagi, gue makan lo!" Balas Theo asal. Theo kesal saja mendengar nya.

Tetapi sesaat kemudian ia kembali menunduk takut saat Aeera menatapnya tajam. "Maaf."

Aeera menghembuskan nafasnya pelan. Ia mengangkat dagu Theo agar pria itu menatapnya. Theo menatap mata lembut Aeera, sedangkan Aeera malah menatap ke arah kalung Theo. Mana berani natap mata Theo dia. Xixi.

"Aku kekanak-kanakan ya? Diemin kamu gini."

"Enggak kok. Aku yang salah." Lirih Theo.

Aeera menahan tawa nya saat mendengar suara manja Theo padanya. Lucu.

"Kamu tahu nggak, salah kamu apa?"

"Enggak, makanya bilang yang. Aku mana tau!"

Cherly dkk beserta Nathan dkk hanya menyimak pertengkaran dua kekasih itu. Tidak ingin ikut campur, mereka kembali melanjutkan aktivitas mereka.

Aeera mencibir. Theo masih diposisi nya. Masih dengan posisi berjongkok didepan Aeera. "Lusa Kemarin kamu begadang kan? Sampe mama kamu negur kamu tapi nggak kamu dengerin?"

Antagonis Supporting CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang