Begitu turun dari bus dan melihat kawasan Gukje Market yang dikelilingi dengan penjual street food, suasana hati Rosie yang semula kelabu langsung berubah 180 derajat.
Mata Rosie jelalatan ke kanan dan ke kiri , Jungkook pun seperti itu. Mereka berdua kalau sudah melihat makanan, pasti bawaannya langsung bahagia dan mendadak melupakan permasalahan yang sedang terjadi.
Jungkook langsung menggandeng tangan Rosie dan menunjuk sebuah toko, "Kamu harus mencoba itu, ssiat hotteok terenak yang pernah ku makan."
Rosie menoleh ke toko ssiat hotteok yang Jungkook tunjuk, "Ayo, beli sekarang."
"Um, maksudku nanti saja belinya, setelah kita memakan makanan utama."
"Hm." Rosie hanya bergumam malas.
Jungkook terus menggandeng Rosie, sedangkan Somi menjadi nyamuk yang berjalan di belakangnya. Mereka mendatangi satu per satu penjual makanan khas korea. Bermula dari Chungmu Gimbab, Bibim Dangmyeon, Tteokbokki, Pajeon, Patjuk dan terakhir mereka membeli ssiat hotteok dan Ice cream cone dengan tinggi 32cm.
Somi dibuat kebingungan oleh tingkah Rosie saat menerima ice cream cone setinggi 32cm. Begitu Rosie mengambil ice cream miliknya dan milik Jungkook dari penjual, ia tidak pernah berhenti tersenyum dan terus menatapi Jungkook yang sedang melakukan transaksi di kasir. Entah apa yang ada dipikirannya.
Somi yang sedang memotret ice cream miliknya bertanya, "Eonni, apa milik Jungkook oppa—"
"Eeeh??? Tidak, tidak! Milik Jungkook oppa tidak sepanjang ini kokk." Rosie langsung memotong pembicaraan Somi.
Somi berdehem canggung, "M-maksudku, apa ice cream milik Jungkook oppa rasa mocha vanilla?"
"Ani, punyaku rasa chocolate vanilla." Jungkook langsung mengambil ice cream miliknya dari tangan Rosie dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping sang kekasih.
Mereka melanjutkan perjalanan ke Gamcheon Culture Village menggunakan bus kembali. Titik temu Jungkook dan para temannya di tempat penjual peta.
"Duduk dulu, chagi. Aku ingin menelpon Jimin." Jungkook menuntun Rosie untuk duduk di kursi panjang di sebelah vending machine.
"Aku ngga disuruh duduk, oppa?" Ledek Somi menjulurkan lidahnya.
"Duduk tinggal duduk." Balas sang kakak dengan cuek.
Jungkook mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya untuk menghubungi Jimin.
"Halo, Jimin. Dimana kau?"
"Aku sudah sampai bersama Taehyung dan Nayeon." Jawab Jimin sembari terkekeh.
"Dasar Jeon Jungkook, pintar sekali kau dalam mencari pasangan." Lanjut Jimin yang tidak lama kemudian langsung memutuskan panggilannya.
"Huh?" Jungkook kebingungan dengan apa yang dimaksud dengan Jimin.
"Yeee, sialan. Malah dimatiin." Geram Jungkook.
"Jungkook-ah!" Dua orang lelaki dan seorang wanita meneriaki namanya. Jungkook pun langsung menoleh ke arah mereka yang sedang berjalan ke arahnya.
Lalu Rosie berkenalan dengan para teman Jungkook.
"Jungkook-ah, akhirnya kau bisa serius juga dengan wanita." Taehyung menepuk bahu Jungkook sembari cekikikan.
Jungkook merangkul Rosie dan mencium puncak kepala sang kekasih tanpa berniat untuk memamerkan kemesraan mereka di depan teman-teman dan sang adik, "Wanita seperti Rosie memang harus diseriuskan, biar ngga keduluan yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a Match!
Fanfiction[M] Semuanya berawal dari sebuah aplikasi kencan online. Baik percintaan, permasalahan dan perselisihan yang harus dihadapi oleh Rosie dan Jungkook. ***lagi nyari waktu buat ngerevisi biar tulisannya lebih enak dibaca***