Bagian 78

115 2 0
                                    


Bunyi ponsel yang berdering berhasil membangunkan Alaia dari tempat tidurnya. Ia terkesiap karena jam yang telah menunjukkan pukul 8 pagi.

Ia meraba-raba kasurnya. Ia hanya merasakan sesuatu yang datar. Ia lantas menoleh, dan ternyata tak mendapati Alex yang berada di belakangnya.

Ia segera bergegas untuk pergi dari kamarnya. Dia tidak mungkin bangun kesiangan di rumah mertuanya. Seketika ia membuka pintu kamar Alex, ia tak mendapati kesibukan dari siapapun. Rumah kediaman Grey terasa hening. Ia tak mendapati Alexa, Meagan, bahkan Danielle dan James. Kemana mereka? Kemana Alex?

Ia menoleh ke arah kamar Sean. ketika ia mencoba mengetuk. Dan beberapa kali tak ada satupun yang menanggapinya, Alaia memberanikan diri untuk membuka kamar Sean. Rupanya tak ada satupun orang di dalam. Alaia mendadak bingung. Apa yang telah ia lewatkan? Apakah mereka sedang pergi keluar tanpa memberitahu Alaia sebelumnya? Ini benar-benar aneh, pikir Alaia di benaknya.

Alaia tak lagi berpikir panjang. Ia masuk kembali ke dalam kamar Alex, mengganti pakaiannya dengan dress semalam yang ia kenakan. Menarik mantel yang ia tanggalkan di balik pintu kamar Alex lalu bersiap pergi. Ya, orang-orang benar tidak ada di dalam rumah.

Sampai di halaman rumah, seorang tengah berdiri menghadap ke arahnya. Alaia tertegun, sembari memincingkan matanya. Itu dia pria yang di cari-cari. Alex tertegun melihat kehadiran Alaia. ia berjalan mendekatinya.

"Alex, kau dari mana saja? Di mana Alexa? Di mana yang lainnya?" ujar Alaia sesaat Alex sudah berada di hadapannya. Perlahan Alex mengembangkan senyumannya. ia tak memberikan komentar apapun, kecuali mencium kening Alaia sembari mengucapkan selamat pagi untuknya. Alaia tertegun, lagi.

"Hey, apa yang terjadi? Kau terlihat... aneh," Alaia memandang suaminya itu dengan tatapan bingung.

"Alex, kau membuatku takut!" ujar Alaia sembari mengencangkan mantelnya, ia mulai kedinginan. Alex memintanya untuk segera pergi bersamanya. Yang jelas masih membuat Alaia bingung ada apa dengan sifat Alex yang berubah seratu persen selama semalam.

Mau tidak mau Alaia masuk ke dalam mobil. Ia memeriksa kursi belakang, dan tetap saja dia tidak melihat Alexa di sana. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Alex seperti sedang menyembunyikan sesuatu padanya. Tak ada obrolan yang berarti selama mereka di dalam mobil. Hanya suara alunan lagi dari radio.

Dan tak membutuhkan beberapa lama pula bagi Alaia untuk mulai terlelap. Alex mendengus melihat Alaia yang sudah menutup matanya. Alex tertawa kecil sembari memandang kedepan karena dia sedang menyetir.

Sepuluh menit kemudian, mobil Alex perlahan berhenti.

"Hey, Alaia! Bangun, kita sudah sampai."

Seketika Alaia terkesiap, dengan masih mengumpulkan nyawanya, ia memperhatikan pemandangan di sekitarnya. Itu tidak terlihat seperti rumah siapapun yang dia kenal. Alaia melihat pepohonan juga rumput. Juga bangku-bangku panjang, berserta lampu bohlam di setiap pinggir kursinya. Alex membawanya ke taman kota.

Untuk apa?

Alaia memperhatikan Alex yang tengah menunggunya di samping. Wanita itu segera beranjak keluar dari mobil. Ia berjalan mendekati Alex sembari melihat ke sekelilingnya. Matanya membulat ketika melihat Alexa yang berlari menuju arahnya.

Alexa membuka kedua tangannya lebar-lebar untuk memeluk Sang Ibu. ketika Alexa telah berada di pelukan Alaia, wanita semakin bingung. Mengapa Alex membawanya ke taman? Dan mengapa pula mereka berada di pusat pemakaman kecelakan kapal itu? Alaia benar-benar tidak mengerti.

"Alex, aku masih tidak mengerti," ujar Alaia kebingungan.

Pria itu hanya tersenyum. Ia meminta Alaia untuk berjalan bersamanya, sedangkan ia meminta Danielle untuk mengajak Alexa. Oh, ternyata mereka tidak sendirian. Danielle dan James bersama Meagan juga berada di sana.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang