Bagian 58

143 10 0
                                    

Alex terbangun di atas sofa. Ia memincingkan matanya ketika James berjalan membuka jendela ruang tamu. James memandang dengan tatapan datar. Meminta Alex untuk segera bangun dan bergegas untuk belanja keperluan tambahan untuk acara ulang tahun Meagan nanti malam.


Ketika Alex akan beranjak, terlihat Meagan yang sedang berjalan menuruni tangga. Dan semua orang berteriak mengucapkan "Happy Birthday" untuknya. James berlari untuk menjangkau putri kecilnya itu. James menggendong Meagan, memutar-mutarnya keudara. Sean tengah memperhatikannya, memberikan senyuman simpul.

"Hey, kau tukang tidur! Kenapa baru bangun?" tanya Sean sembari berjalan menghampiri Alex. Alex terkesiap, segera membuka ponselnya. Ia menjelajahi seisi pesannya, tidak ada pesan baru. Yang itu berarti, Alex tidak mendapatkan balasan dari Alaia.

"Kau menunggu balasan dari Alaia?"

Alex menoleh ke arah Sean segera. "Dari mana kau tahu kalau aku—"

"Kau memegang ponsel Judy dengan waktu yang lama hanya untuk mencatat nomor Alaia. Ch, Alex! Kenapa kau payah sekali dalam mencuri sesuatu?" Alex mendengus, melemparkan pandangannya ke sembarang tempat.

"Karena aku tidak dilahirkan dalam hal itu!"

"Yap, kau benar. Lalu, bagaimana apakah dia membalasnya?" Sean menghempaskan tubuhnya di atas sofa, duduk tepat di samping Alex, merentangkan kedua lengannya di bahu sofa, memandang Alex datar.

Alex menangkup wajahnya, menggosok-gosoknya sampai membuat warna wajahnya menjadi merah. Yap, Sean sudah mengerti jawabannya. Pastinya sangat mengecewakan. Sean menepuk-nepuk pundak Alex, mencoba menguatkannya. Meminta Alex untuk tetap bersabar dan menunggu.

"Dia pasti akan pulang. Dan dia pasti akan menemuimu. Sekarang, sapalah keponakanmu itu. Dia telah menunggumu semenjak pagi buta. Jangan mengulur waktu, aku tidak mau membuatnya terlambat sekolah."

Alex bergegas secepatnya. Ia menghampiri Meagan di meja makan. Memberikannya pelukan dan ucapan selamat ulangtahunnya. Gadis kecil itu tersenyum sesaat Alex mencium pipi kanannya. Di hadapan Alex, ada Clarissa yang sedang menata sarapan. ia memperhatikannya, tanpa mengatakan satu kata pun.

Di susul dengan Danielle yang datang dari arah kamar Meagan. Rupanya, wanita itu menginap semalam. Begitu lengkap pagi ini. Kecuali, David. Ya, bukan suatu kejutan lagi bagi Alex melihat ayahnya yang selalu mendadak tidak ada. Bahkan tidak adanya David pun kini sudah menjadi kebiasaannya.

Ketidakhadirannya David pula yang membuat Sean akhirnya mau pulang kerumah. Begitulah selalu siklusnya.

"Jadi, kau akan mengundang seluruh teman kelas satu?" tanya James sembari memasukkan beberapa roti isi ke dalam kotak makan Meagan. Danielle menoleh kea rah James. lalu memperhatikan Meagan kembali.

"Ya, sayang. Kau ingin mengundang semua teman kelas satumu?"

"Jika kalian memperbolehkannya, aku akan mengajak mereka semua." Meagan memandang Danielle, James, Sean dan Alex bergantian. Keempat orang dewasa itu saling bertukar pandangan. James telah memutuskan. Tentu saja, dia akan memperbolehkannya. Sean dan Alex saling berpandangan, keduanya saling menukar senyum. Di lihatnya Meagan yang juga begitu antusias. Gadis kecil itu beranjak dari kursinya, menciumi pipi James, Danielle, Sean dan Alex satu persatu.

"Awh. Tidak ada ciuman untuk Nenek juga?"

"Awh, tentu saja aku akan mencium, Nenek. Sini sini, Nenek." Langkah kecilnya berjalan menuju Clarissa, lalu mencium pipi Clarissa beberapa kali. Tawa memecah dari bibir James dan Danielle, di sambung senyuman bangga dari Sean dan Alex.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang