Bagian 22

274 14 1
                                    

"Kau Harus Terima Kenyataannya, Walaupun Menyakitkan"

Alaia menghentikan jemarinya diatas keyboard karena mendengar suara teriakan Alexa ketika ia bertemu dengan Sally. Alaia menggelengkan kepalanya, tidak mengerti lagi dengan Sally yang selalu antusias ketika bertemu dengan Alexa. 

Pintu terbuka cukup lebar, memperlihatkan Judy yang tersenyum lebar, memperlihatkan semua gigi-giginya.

Judy menurunkan senyumannya karena Alaia tidak memberikan responsnya. Wanita itu berjalan menghampiri Alaia, menarik kursi untuk duduk di samping Alaia. 

Sedangkan Alaia, kembali menyibukkan jemari nya lagi, mengetik kesana kemari, entah apa yang sedang ia kerjakan. Judy mendekatkan tubuhnya, menyipitkan matanya sembari membaca tulisan yang ada di layar komputer Alaia.

"Agenda satu tahun Alexa .... bertemu Alex, Oh, tuhan! Apakah...."

Alaia membulatkan matanya, membalikkan layar komputernya dengan cepat, lalu menoleh kearah Judy, memandangnya datar. 

"Sungguh, Judy?" Judy memundurkan kepalanya perlahan, sedikit menjauhkan badannya dari Alaia. Ia kembali tersenyum, ketika ia mendapati bingkai foto dirinya dan Alex. Diam-diam Alaia mempunyai sisi romantis yang kental, pikir Judy.

"Judy!" pekik Alaia. "Apa yang kau lakukan di sini sebenarnya?" Alaia menekan perkataannya, sedikit menaikkan nada bicaranya menjadi dua oktaf. Judy mengarahkan matanya pada sebuah tas yang telah tergeletak di atas sofa. 

Judy beranjak dari kursinya, kini dia telah berada di hadapan Alaia. Judy ingin mengajak Alaia untuk pergi Taman Maitiland, taman di mana orang-orang Orlando menghabiskan waktu pekan mereka. Terima kasih pada William karena telah meminjamkan kendaraannya untuk pergi. 

Alaia membulatkan matanya, ia menggelengkan kepalanya dengan keras. Jelas dia akan menolaknya. Lagipula, dia juga tidak akan mengira Judy akan mengajaknya untuk pergi berlibur. Walaupun hanya untuk pergi ke taman. 

Dia tahu, tak seharusnya dia membiarkan Judy terdiam saja, selama dia berada di sini. Sebagai tuan rumah, sudah seharusnya dia yang akan menjamu Judy dengan hal-hal menarik di kota ini.

Namun, kembali lagi. Ini adalah Alaia—wanita itu tidak akan pernah dapat menggerakan sayapnya kemanapun kalau kekhawatiran dan ketakutan akan bertemu dengan orang-orang yang dia kenal masih terus membalutinya.

Judy membujuk Alaia untuk kesekian kalinya. Tetap saja, wanita itu menolak.

"Hey, kau ingin membuat putrimu bersedih?" pekik Judy melirik keluar ruangan. Dilihatnya Alexa yang sedang tertawa terbahak-bahak karena Daniel yang selalu berhasil memberikannya lelucon anak-anak. 

Alaia memang menginginkan waktu luang untuk hanya sekedar pergi bermain dengan Alexa. Namun, ia juga tidak ingin membuat dirinya sendiri ter-ekspose dalam beberapa waktu ini. Beberapa orang akan mengenalinya, dan jika semua orang tahu—tamatlah sudah hidupnya.

"Sungguh, Judy. Aku ingin melakukannya, tapi—"

"Alaia Dean, aku tidak menyangka kau akan setega ini dengan putrimu sendiri," ujar Judy membalikkan badannya dengan meninggalkan wajah kecewanya di hadapan Alaia. Sial, Judy! Kau selalu membuatku lemah!

"Oke, oke. Kalian bisa lebih dulu kesana. Sebenarnya, aku ada janji dengan Sally untuk mengantarkannya memilih gaun." Jelas Alaia yang membuat Judy perlahan membalikkan badannya. Menyipitkan matanya, namun beberapa detik kemudian dia menutup mulutnya, tidak percaya.

"Sally akan menikah?" tanya Judy memberikan pandangan antusias.

"Tidak, ulangtahun. Ya, jelas dia akan menikah, Judy," jawab Alaia geram, seakan ia ingin menenggelamkan Judy ke dalam danau sekarang juga. Rasanya ingin sekali Judy juga ikut pergi dengan Alaia, namun—dia tidak akan membuat Alexa kecewa. Dia sudah berjanji untuk mengantarkannya ke taman, dan sekarang adalah saatnya dia memenuhi janji itu.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang