Bagian 70

130 7 0
                                    

Dua jam Alex menunggu di taman bermain. Dia hampir lupa kalau siang ini, ada latihan terakhir untuk anak-anak kelas satu. Latihan pentas seni, lebih jelasnya. Ia tahu, Alexa memang tidak sedang ikut latihan, namun akan percuma jika dia harus mengajak Alexa pulang. Sifat keras kepala yang mendarah daging pada Alexa, tak dapat terluluhkan oleh Alex.

Langkah sepatu yang tak terdengar jauh di telinganya membuat Alex harus menoleh. Dia hampir melempar ponselnya ketika Alaia mencoba untuk mengangetkannya dari belakang. Alex memekik sedangkan Alaia hanya bisa memegang perutnya karena tertawa terbahak-bahak.

"Aku yakin jantungmu pasti sudah hampir lepas,"

"Alaia, ini tidak lucu!" pekiknya, namun masih dengan nada yang lembut. Alex dan Alaia mulai hening beberapa detik. Alaia memperhatikan seluruh halaman sekolah. Dia tak melihat siapapun berjalan, kecuali satu guru yang baru saja tiba-sepertinya. Alaia menyipitkan kedua matanya. Dia bisa memastikan kalau itu adalah Judy. Sepertinya, Alex pun juga melihatnya. Alex menoleh ke arah Alaia, ketika Alaia akan berjalan, tangan Alex dengan sigap mencegahnya.

Alaia menoleh, meninggikan satu alisnya, sedangkan Alex menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Mata Alex berbicara, seperti ia tengah mengetahui sesuatu yang disembunyikan oleh Alaia. Alex meminta Alaia untuk duduk bersamanya.

"Mengapa kau memberhentikanku untuk menemui Judy?"

"Karena kau baru saja bertemu dengannya." Jawab Alex ringan, tapi bagi Alaia itu adalah pernyataan yang berat.

Alaia menelan ludahnya dalam-dalam. Tangan Alex bergerak untuk memegang punggung tangan Alaia. Alex mengembangkan senyumannya. Ia hela napas cukup panjang.

Alex tak banyak bicara, hanya satu kalimat yang membuat Alaia harus mengakuinya. Alex tak pernah menyembunyikan apapun darinya. dan dia berharap Alaia melakukan hal yang sama.

Alex membuat Alaia bungkam. Ya, tentang pertemuan Alaia dengan Judy, rupanya Alex telah mengetahuinya. Sebelum Alaia yang datang, Sean sempat menemuinya. Dan berkata tentang keluh kesah yang sedang di alaminya akhir-akhir ini. Jelas itu bagaimana fakta tentang Judy yang akan berpindah.

"Bagaimana Sean tahu kalau Judy akan bertemu denganku? Maksudku, bagaimana kau tahu kalau Sean benar-benar memastikan kalau Judy akan berpindah?" Alex memperhatikan wajah Alaia yang kebingungan.

"Dia mendengar percakapan kalian di dapur saat makan malam kita malam itu." sesaat Alaia menutup matanya sekejap. Alaia hanya diam setelah ia membuka matanya, ia memandang Alex dengan pandangan tak enak hati. Ia memang tak harus merahasiakan ini pada Alex. tapi, ini demi kebaikan Judy. Tak ada gunanya pula di sembunyikan lagi. Cepat atau lambat semua orang akan tahu.

Alex dan Alaia menghindari perdebatan yang bukan menjadi urusan mereka. Namun Alex, sebagai kakak Sean, dan Judy adalah kekasih adiknya itu, Alex tidak akan tinggal diam, dan dia harus tahu mengapa alasan Judy berpindah, dan bagi Alaia sebagai sahabat Judy, dia tentu tidak akan bersikap acuh.

Alex dan Alaia memutuskan untuk menjemput Alexa di ruang aula. Sembari berjalan, keduanya sedikit bernostalgia kembali. mengenang bagaimana masa-masa mereka pertama kali bertemu di sekolah ini.

Ya, di sekolah dasar ini. banyak kenangan yang tak bisa Alex lupakan bersama Alaia, termasuk ketika Alex mencoba untuk membuat Alaia hampir saja berpindah sekolah hanya karena ulahnya sendiri.

Perjalanan ke aula memang tak membutuhkan waktu yang lama. Alex dan Alaia sudah mendengar suara gaduh di mana-mana.

Alaia mengembangkan senyumannya ketika ia melihat putri kecilnya itu sedang bermain ukulele bersama dua teman perempuannya. Alex menunjukkan Alaia ke arah Meagan yang sedang menari dengan Judy. Di sambung dengan Zoey dan Alanis yang berbaris di belakangnya.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang