Bagian 30

214 9 0
                                    


"Something Odd"

James mengumpat dalam batin. Keheningan seperti ini biasanya tidak akan terjadi di dalam rumah. Dia tahu sebentar lagi, Danielle akan keluar dari kamar Meagan sesaat dia sudah mempersiapkan Meagan. Hari Sabtu, selalu menjadi hari kesukaaan James. Namun, tidak untuk kali ini.

Kembalinya Danielle, memang masih menjadi kejanggalan besar untuknya. mengingat Alex dan Sean yang mulai bersikap baik pada mantan istrinya itu. Tapi entah mengapa, James tidak dapat menerimanya begitu saja.

Kekecewaan James memang sudah mengakar. Semenjak mendengar Danielle tidak lagi berada di agensinya. Dan beralasan kalau dia sudah berubah. Apakah mungkin dengan tidaknya dia di pecat dari agensi akan membuatnya tetap berubah?

James tidak seperti yang lain. Dia tahu betul mantan istrinya. Dulu, dia pernah meyakinkan dirinya sendiri kalau suatu saat nanti Danielle akan berubah. Dan sekarang keinginannya memang menjadi kenyataan. Namun, bukan ini kenyataan yang dia harapkan.

Keheningan berlangsung 10 menit. Hentakan sepatu hak tinggi mencuri perhatian James. Danielle berjalan perlahan menyusuri anak-anak tangga, sembari memandang James. Pria itu memandangnya hanya dengan setengah mata. Sisanya, dia memperhatikan koper yang sedang di jinjing Danielle. Itu koper milik Meagan. Raut wajahnya berubah seketika, keningnya mulai berkerut, tanda dia mulai kesal.

Meagan keluar kamar sembari mengembangkan senyuman bahagianya. Sesuatu ada yang salah. James menatap putrinya heran. Lalu melemparkan pandangannya pada Danielle tepat setelah Danielle berada di hadapannya sekarang. Putri kecil mereka tampak tertawa kecil sembari menghampiri kelinci kesayangannya di halaman belakang.

Kini, tinggalah dua orang tua yang sepertinya harus segera menyelesaikan masalahnya hari ini juga. Danielle menelan ludahnya, ia mulai membuka mulutnya. Tidak dihiraukannya tatapan James yang membuatnya hampir kehilangan nyali untuk mengatakan apa yang sedang ia rencanakan. Tatapan James ketika sedang marah, sangat menyeramkan. Pikir Danielle.

"Hi! Selamat Pagi!" sapanya untuk memanaskan pita suaranya. Lidahnya keluh. Hampir semalaman dia tidak bertegur sama dengan James. Pria itu bahkan tidak memberikan ukiran senyum atau bahkan tanggapan apapun pada Danielle. Ya, James bisa menjadi pria yang kaku ketika dia sangat membenci seseorang.

"Kau mau membawa Meagan kemana?" ujar James memperhatikan dua koper yang berada di hadapannya dibanding harus memandang Danielle.

"Liburan tentunya."

"Liburan?" pekik James.

"Ya, liburan. James, ini adalah libur panjang. Aku harus membawa putri kita pergi keluar rumah. Kau mengurungnya seperti kucing gila. Dia tidak bisa-"

"Dia adalah putriku!" James menekan perkataannya. Danielle memutar bola matanya. Ia mencoba menarik napasnya perlahan, mengeluarkannya juga dengan hal yang sama. "Dengar, aku tahu kau membenciku. Tapi, bukan begini caranya. Aku masih mempunyai hak untuk Meagan. Aku berhak menghabiskan waktu bersamanya. Aku ibunya, dan kau tak bisa membatasiku."

"Wow! Aku tidak percaya kau akan mengatakannya. Kau tidak pernah ingin menghabiskan waktu bersama Meagan. Dulu kau selalu mengesampingkan putrimu daripada pekerjaan yang sekarang benar-benar menelantarkanmu." Nada bicara James mulai meninggi, namun masih dengan taraf berbisik. Karena, dia tidak mau Meagan mendengarnya.

"Ya, itu dulu. Sekarang keadaan berbeda. Aku sudah bilang padamu kalau aku ingin berubah. Aku membuktikannya sekuat tenaga. Aku tidak mengharapkan apa pun darimu. Aku hanya ingin waktu bersama putriku, itu saja."

James mendengus, memalingkan pandangannya usai Danielle mengatakan hal itu di hadapannya. Tidak ada yang lebih menggelikan lagi selain bagaimana Danielle mulai beranggapan kalau dia mempunyai hak, dan mempunyai hal untuk dipercaya pada James.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang