Bagian 47

147 8 0
                                    

Jika diberi kesempatan untuk memilih, Alaia Dean akan tetap menghindar. Memutuskan untuk tidak memberikan jawaban apapun kepada James. Kengerian di dalam batinnya mulai terjadi.

James Grey tak memberikan pergerakan apapun. Keduanya saling bertatapan hampir lima menit. Ya, lima menit terasa sangat lama. di tambah keheningan yang tak dapat terhindarkan lagi.

Tak ada lagi kesempatan Alaia untuk berlari. Ia sudah hampir menyerah. Mungkin ini adalah saatnya untuk memberitahu kenyataan yang ada. Perbincangan mulai terjadi. Alaia yang memulainya.

Namun, beberapa detik James mulai menahannya. James meminta Alaia untuk diam sejenak. James tampak memproses sesuatu. Entahlah, apa yang sekarang sedang ia pikirkan.

Satu hal yang sedang James pikirkan. Bagaimana semua ini bisa terjadi? Dia terluka, ya tentu saja. Dia merasa berdosa, itu tidak diragukan lagi. Bahkan, menyesalan pun akhirnya dirasakan oleh James.

 Jika ingin kembali mengingat apa yang dia lakukan kepada Alaia enam tahun yang lalu, jika memang dia mengetahui hal yang sebenarnya, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Pria itu, tampak frustasi sekarang.

Menjernihkan pikiran saja mungkin tidak cukup. Udara segar? Tidak juga dia butuhkan sekarang.

Mungkin ini memang bukan saatnya untuk berbicara kepada Alaia tentang bagaimana dia bisa melakukan ini padanya. Namun, ini adalah tentang bagaimana dia melakukan hal ini kepada Alaia? ada rasa takut, berdosa, marah, kesal yang tak terhindarkan. Pukulan keras di dada James mulai terasa. Air mata pria itu mulai bercucuran. Bahkan sebelum dia mengeluarkan kata-kata sekalipun.

Sedangkan Alaia, wanita itu masih bungkam. Ia menunggu. menunggu James memintanya bicara, atau mungkin sebuah penjelasan. 

Dia membenci adanya keheningan yang tidak berarti. Ia memang tidak dapat memberanikan dirinya untuk memandang James. wajahnya tetap menunduk.

Ia mendengar tangisan dari bibir James. Alaia tak dapat lagi terdiam. ia harus mengatakan sesuatu. Keduanya harus mengatakan sesuatu.

"Aku tidak menyangka kau juga akan menemukanku... James," perkataan Alaia mampu mengubah pandangan James sekarang. Alaia mulai membuka wajahnya untuk menatap James. Mata keduanya bertemu. Air mata mulai mengalir dipipi Alaia. Ia tak dapat menahannya, sungguh—dia tak pernah merasakan air matanya kering.

James bergeming. Mulutnya tak sanggup untuk berbicara. tanpa harus bertanya, pria itu mampu memproses dengan cepat sekarang. Dia telah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri. 

James tak menginginkan Alaia menjelaskan apa yang telah terjadi. dia tak menginginkan pertengkaran. Mungkin, dia merasakan sakit hati yang mendalam. Namun bukan dari ALaia. Dia tahu, wanita itu tak mengerti, namun tidak bagi James. pria itu terlalu cerdas kalau hanya untuk mengetahui hal ini.

"Kau tak perlu menjelaskan apapun." Ungkap James.

"Maafkan aku."

"Tidak, kau tidak perlu meminta maaf, aku lah yang harusnya minta maaf padamu."

Alaia menyerngit keningnya.

"James..."

"Tidak, Alaia! Aku mengusirmu dari rumah. Aku benar-benar tidak tahu kalau wanita itu adalah dirimu. Ayahku memaksaku untuk mengusirmu dari rumah Alaia, dan—" nada bicara James terdengar terburu-buru dan penuh kekesalan, kekesalan yang dia berikan kepada dirinya sendiri. Dia membenci dirinya sendiri.

"—Dan aku menurutinya, aku menuruti hal yang mengerikan. Kau tidak pantas mendapatkan hal itu."

"James..."

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang