Bagian 77

96 5 0
                                    

Seperti yang di katakan Sean, Alaia segera menemui Alex. Tidak biasanya Alex memintanya bertemu dibawah pohon Oak. Dan menurutnya, ini bukan tipikal Alex. sesampainya didekat pohon Oak, dimana mereka berada di halaman samping. 

Jauh dari para tamu undangan. Alaia belum menemui sosok Alex. matanya terus mencari-cari dimana Alex, sedangkan ia bahkan tidak melihat satu orangpun disini.

"Alex!" serunya.

"Alex.... aku harap Sean tidak sedang bermain-main denganku, ya? Alex..." 

Alaia yang sedang melangkahnya kakinya melihat apa yang ada dibalik pohon itu, matanya membulat dalam-dalam. Melihat meja makan terletak dihadapannya. Diatasnya sudah terdapat lilin yang sudah menyala dengan terang. 

Alaia memperhatikan Alex yang tengah membalikkan badannya, mengarah kehadapannya. Pria itu mengembangkan senyumannya. Ia hanya terpaku, tanpa memberikan gerakan apapun pada Alex.

Alex memperhatikan Alaia dengan begitu nyata. Betapa ia merasakan semua badannya bergetar. Wanita yang selalu ia rindukan, selalu ia nantikan, berdiri dihadapannya. Tanpa memberikan ekpresi apapun, kecuali dengan memandangnya dengan mata tertegun. 

Alex berjalan menghampiri Alaia yang belum memberikan gerakan apapun. Namun kini matanya sudah tertuju dengan apa yang telah Alex siapkan untuknya.

 Alex berjalan menghampirinya. Mata teduh Alaia benar-benar membuatnya begitu tenang dan damai.

"Hi.. maaf membuatmu kesal karena mencarimu. Aku sedang sibuk mempersipkan semua ini, dan semoga aku bisa membangkitkan selera makanmu ya" 

Alaia menaikkan pandangannya kearah Alex. mata sayunya menamati wajah Alex.

"Alex... mengapa kau melakukan ini semua? Aku tidak mau membuatmu begitu repot..."

"Tidak, tidak ada kata-kata kau merepotkanmu. Aku hanya ingin melakukan hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya"

Alaia nampak terdiam sejenak. Memikirkan hal yang belum pernah dilakukan Alex bersamanya. Ia bahkan hanya memandang Alex yang hanya memberikannya senyuman, tanpa berarti apapun. Alaia meninggikan alisnya. 

Seraya Alex berbalik memunggunginya, terlihat lagi-lagi itu sedang mengambil sesuatu dari dalam saku jasnya. Beberapa menit kemudian, ia berbalik untuk memperhatikan Alaia kembali.

Alex membuka genggaman tangannya. Mengambil kalung putih bersinar, dengan inisial A pada bagian tengahnya. Alaia terkesiap melihat kalung yang sudah berada dipandangannya itu. belum sampai ia akan berbicara, Alex sudah mencegahnya untuk tidak mengatakan apapun.

Alex sudah bersiap untuk memasangkan kalung itu di leher Alaia. meminta Alaia untuk sedikit mengangkat rambutnya.

 Beberapa saat, Alex kembali mengarahkan pandangannya pada Alaia.

"Kau menyukainya?" tanya Alex dengan ragu-ragu. Alaia menundukkan kepalanya, untuk sekali lagi melihat kalung yang telah melingkar di lehernya itu. memegang Huruf berinisial A, sembari memandang Alex. ia memecahkan senyumannya, sembari mengangguk kehadapan Alex.

"Terima kasih, tapi. Kau tahu kan hari ini bukan hari ulangtahunku?" tanya Alaia sembari memegang kedua pundaknya. Alex mendongak kepalanya, memecahkan sedikit tawanya.

"Ya, aku tahu. Ini bukan ulangtahunmu, tapi ini hari jadi pernikahan kita.... Yahhh, meksipun memang bukan tepat hari ini....."

"Ya, hari ulangtahun pernikahan kita bersamaan dengan ulangtahun Meagan, tentu. aku mengingatnya" ujar Alaia memotong perkataan Alex. Membuat Alex seketika bungkam. Keduanya saling memberikan senyuman satu sama lain, Alex mengangguk untuk membenarkan perkataan Alaia, sedangkan Alaia hanya bisa memandang Alex tanpa berkata sedikitpun.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang