Bagian 12

263 15 0
                                    

"Bangun Dan Bersinarlah, Judy Davis"

Kekesalan Judy berlanjut karena Alexa. Lantaran ia yang tidak bisa menjangkau langkah anak kecil super aktif itu. Dia sedikit sempoyongan mengikuti langkah Alexa, karena rok span-nya yang tak bisa diajak kompromi. Belum lagi, ia tidak dapat berlari dengan heels. Ugh! Alexa!!! gurutunya dalam hati. Dirasanya napasnya yang naik turun sekarang.

Ditambah, barang bawaannya milik Alexa yang cukup membuat kedua tangannya mengalami kram yang hebat. Gadis itu menghentikan langkahnya. Meneriaki Alexa karena dia yang sudah tak kuasa lagi.

"Alexa, berjalan-atau bibi tidak akan mau mengajar di kelasmu," ujarnya geram. Seketika gadis itu mengecilkan langkahnya, lalu berbalik memandang Judy, memperhatikan bibinya yang benar-benar terlihat kelelahan itu. Namun, gadis itu tidak memberikan pergerakan apa pun, bahkan dia tidak mencoba untuk membantu Judy. Hanya senyum mengejek yang ia berikan pada Judy, sedangkan Judy terlihat membulatkan matanya karena kesal.

Alexa kembali berjalan, walaupun masih ada niatannya untuk sedikit berlari kecil. Kini, Judy hanya bisa pasrah. Ia tahu, perasaan Alexa yang sedang bahagia, merasa berdosa baginya jika harus membuyarkan mood-nya pagi ini hanya karena dia yang tidak bisa bersabar dengan kelakuannya.

Judy kembali berjalan, beberapa langkah setelahnya, matanya membulat dengan rahang yang menegang. Dilihatnya seorang anak perempuan berlari dengan kecepatan cukup kencang dari arah Alexa, baik Alexa dan anak perempuan itu sama-sama tidak memperhatikan arah depan. Keduanya masih bermain dengan kaki-kaki mereka.

Judy meneriaki Alexa, sembari mempercepat langkahnya.

"Alexa, pelankan langkahmu!" jantung Judy hampir seakan ingin lepas dari peradabannya. Kedua anak perempuan itu terlihat hampir di pertemukan, dan sebentar lagi, jika Judy tidak segera menarik badan Alexa, keduanya pasti akan bertabrakan.

Satu,

Dua,

Tiga,

"Alexa!!!" teriakan Judy semakin kencang. Tidak peduli jika dia akan menjadi pusat perhatian. Tatapan Judy masih tidak lekat dari Alexa dan anak perempuan itu, yang kini ia dapati telah terjatuh di pangkuan seorang pria.

Judy masih merasakan jantungnya yang berdebar-debar. Tangan kanannya menutup mulutnya, sedangkan tangan satunya masih memegang dada. Judy menarik napasnya lalu mengembuskan dengan perlahan.

Judy memperhatikan pria itu setelah dirinya tenang. Wanita itu memiringkan kepalanya untuk menjangkau si pria tersebut. Dua detik, ia membulatkan matanya. Ia mengenalnya. Ya, jelas dia mengenalnya, tanpa ada pemikiran yang panjang. James Grey lah yang menangkap Alexa dan anak perempuan itu secara bersamaan.

Judy memperhatikan James yang tengah berbicara dengan Alexa.

"Maafkan aku, aku tidak tahu kalau didepanku ada seseorang," ujar Alexa lalu memperhatikan anak kecil yang ada di depannya itu. Matanya mengerjap. Begitu juga anak perempuan itu. Alexa memeluknya dengan antusias. Yang membuat Judy kini hanya bisa memandang keduanya datar. Seketika pula, ia mendapati James tengah menghadap kearahnya.

Secepat kilat ia menundukkan kepalanya. Ia mengumpat dalam batin, meminta agar pria itu tidak menghampirinya. Ia memejamkan matanya, mulutnya berkomat-kamit, memohon James tidak menghampirinya. Sayangnya, dewi fortuna tidak berpihak padanya-pria itu sudah di hadapannya. Judy merasakan bayangan seseorang sudah berada tepat di depan tubuhnya.

"Hi, Judy Davis," sapa James sembari memberikan senyuman.

Judy belum memperhatikan, alih-alih ia masih merapikan rok span-nya. Dua detik kemudian, wajahnya sudah siap untuk menghadap kearah James. Judy tersenyum sembari memperlihatkan semua giginya.

When I'm Gone (Completed) | Love SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang