5. sense

30 31 12
                                    

Hari berlalu begitu saja. Menyimpan rahasia yang belum terungkap dan masih di selimuti rasa duka yang mendalam

Setelah tragedi Alea menghilang tersebar melalui media sosial, bahkan berita duka itu merebak hingga semua wali siswa mengetahuinya. Hal itu membuat wali siswa jengkel terhadap tanggung jawab pihak sekolah. Beberapa dari kalangan kaya raya bahkan menuntut pihak sekolah atas tragedi ini. Kegiatan camping kelas 12 IPA 4, 12 IPS 1, dan 12 IPS 2 di batalkan.

Pada tanggal 12 Juli, semua siswa kembali masuk ke sekolah. Rissa datang terlambat. Di lantai dua, Rissa berjalan menuju kelasnya yang paling ujung. Saat melewati lorong, Rissa mendengar suara teman-teman sekelasnya sedang membicarakan Alea. Tepat di depan pintu kelas, langkah Rissa jadi pelan. Terdengar kegaduhan dan suara teriakan dari dalam.

"Siapa yang naruh bunga mawar putih di sini!" teriak Bella mengulangi perkataannya sembari mengambil buket bunga itu dari atas meja Alea. Bunga mawar putih bisa melambangkan duka atas kepergian seseorang.

Raut wajah Bella bertambah kesal. "Sialan, siapa lagi yang gak ada kerjaan nyoret meja orang!"

Fares bangkit dari tempat duduknya dan cengar-cengir melihat meja Alea yang sudah penuh coretan.

"Wah, gila!" ujar Fares.

"Si gadis malang. Sok jadi pahlawan. Gak pantas di dunia. Alea, gadis yang menyeramkan," Fares membaca tulisan-tulisan itu.

"Diam Lo!" teriak Bella dengan lantang memotong pembicaraan Fares.

Suasana di kelas tiba-tiba menjadi hening. Semua mata memandang ke arah Bella.

"Jangan sebut nama Alea!"

"Gue nanya, siapa yang ngelakuin ini?!"

Semua hanya menggelengkan kepala. Tidak ada seorangpun yang mengakuinya.

Rissa melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas.

"Emang gak da kerjaan!" Bella melempar buket bunga mawar putih itu tepat di depan kaki Rissa.

Rissa tertegun sembari menatap mata Bella. Kemudian melihat ke bawah. Kelopak bunga mawar putih berserakan di lantai, hancur berantakan. Rissa menghela nafas lalu berjalan ke tempat duduknya dan menaruh tas.

Sepulang sekolah, Rissa, Oliv, Alfa dan Chan berkumpul di cafe. Pelayan wanita berjalan pergi sambil membawa daftar menu.

"Kalian pada kenapa sih?! Giliran gue mau traktir malah pesan minuman doang!" ketus Chan.

"Terus, Bella mana? Kok kalian gak ngajak dia?" tanya Chan kemudian.

Tak ada yang merespon. Alfa sibuk sendiri, Rissa termenung, dan Oliv memperhatikan handpone-nya.

"Gue harus balik sekarang!" Oliv bangkit dari tempat duduknya, lalu meletakkan jaketnya di atas pundak.

"Ris, gue duluan ya! Soalnya Papa nyuruh gue pulang"

"Iya, hati-hati" sahut Rissa.

"Bye, teman-teman!" Oliv melambai sambil berlari kecil.

"Lo, kenapa gak ikut pulang aja?!" tanya Chan pada Rissa.

"Bhuuuk"
Alfa memukul kepala Chan.

"Hei, kok mukul?! Sel otak gue bisa mati!" Chan membelai kepalanya.

"Emang sel otak Lo pernah berfungsi!" Alfa menyeringai.

Rissa tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua temannya yang sefrekuensi tapi selalu bertengkar.

Keesokkan paginya. Bibi Yuni, seorang asisten di rumah Diana, berjalan sambil membawakan sepiring roti dan segelas susu. Dia pun mengetuk pintu kamar Diana. Sudah berhari-hari Diana hanya mengurung diri di kamar tanpa makan dan tidak membiarkan seorang pun masuk ke dalam. Dari kemarin, dia juga tidak masuk sekolah. Entah apa yang terjadi padanya.

"Sudahlah, Bi! Pergi saja, jangan ganggu aku!" sahut Diana dari dalam kamar.

Pukul 17.45, sebentar lagi akan senja. Bunyi dering telepon terdengar dari ruang tengah. Mama Alea yang masih bersedih meratapi foto sang anak, keluar dari kamarnya untuk mengangkat panggilan telepon itu.

"Halo?" suara Mama Alea terdengar terbata-bata karena masih larut dalam tangisannya.

Mama Alea tertegun. Dia langsung bergegas mengambil kunci mobilnya dan berlari keluar rumah.

•••••

Jari-jemari mulai bergerak. Mata perlahan membuka. Dalam kemerangan gelap, ada secercah cahaya.

"Alea!" suara lembut itu memanggil.

"Alea!" lagi-lagi memanggil.

Meski terasa berat, ubun-ubun kepala seakan terasa nyeri sekali. Mata belum sepenuhnya terbuka dan dalam keadaan setengah sadar, yang pertama kali terlihat adalah seorang wanita berumur empat puluhan dengan wajah yang basah karena air mata yang terus menetes.

•••••
Pengenalan sebagian tokoh dan Karakter

•••••Pengenalan sebagian tokoh dan Karakter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Alea Chysara (Nancy)
2. Daniyal Gavin Hadrian (Jake)
3. Raefal Ethan Jourdain (Hyunjin): Cool, cuek, Osis yang bijaksana
4. Aleta Sifabella (Somi): Feminim, emosian/tempramen
5. Olivia Lovata (Ruby): Jutek, pendiam

 Olivia Lovata (Ruby): Jutek, pendiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. Chan Bagaskara (Heachan): humoris, cerewet

Nama lengkap tokoh yang masih di rahasiakan:

7. Beryl (Jay): Bad boy, pembuat onar, sering bolos, anak band
8. Kak Aileen (Krystal)
9. Kak Riko (Mingyu)
10. Grizelle (Lia)

The MessagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang