Beberapa menit berlalu. Segelas Red Velvet Milkshake di hidangkan di hadapan Alea, kemudian sepiring mie tiaw goreng menyusul. Sebenarnya, orang yang merekomendasikan menu itu untuk Alea adalah Rissa. Dia ingat dan tau persis makanan yang di sukai Alea.
Rissa segera menggigit burgernya, Bella dan Oliv juga mencicipi jajanan mereka. Alea mengaduk minumannya dengan sedotan lalu hampir separuh bagian gelas ia habiskan. Selera Alea tak berubah, mie tiaw goreng juga sangat lezat baginya. Namun, seketika raut Alea berubah saat menatap ke suatu arah. Melihat sesuatu yang sulit di terima oleh matanya.
Bella yang duduk berhadapan dengan Alea, sedari tadi memperhatikannya. Ia segera menoleh ke belakang. Akhirnya Bella mengerti, jika tatapan Alea yang sendu itu mengarah kepada tiga siswi yang sedang berbincang.
Satu di antaranya adalah gadis berkacamata yang terlihat lugu dan polos. Ia hanya berdiri diam menghadap kedua temannya yang duduk selayaknya berandalan. Gadis itu bahkan menundukkan kepalanya di hadapan mereka berdua di kala mereka sedang berbicara. Tangan kirinya terlihat gemetar.
Alea mengalihkan perhatiannya ke Bella. “Bel, Lo kenal mereka?” tanya Alea.
Bella berbalik dan menghadap ke Alea. Bella menatap matanya. “Mereka, siswa kelas 12 IPA 2. Silva, Kayla, dan yang sedang berdiri, memakai kacamata, dia adalah Diana” sahut Bella lalu menyeruput minumannya. Ia tampak menutupi suatu hal.
Alea kembali memperhatikan ke arah tiga gadis itu, walaupun terhalang satu meja dan ada lima siswa di sana sedang mengoceh dan sangat gaduh. Namun, pandangan Alea tetap tak teralihkan. Hingga datang seorang gadis berambut pirang panjang terurai, berpenampilan glamour menghampiri Kayla dan Silva. Tatapannya yang tajam mengarah ke gadis yang bernama Diana itu, seakan mengintimidasi. Lalu ia tampak mengatakan sesuatu kepada Diana.
Setelah memberi perintah, siswi berambut pirang itu mendorong Diana. Dengan polosnya, Diana pun bergegas melakukan perintah dari gadis itu. Ia terlihat tak berdaya untuk menolaknya.
Alea menggeram. Kedua tangannya mengepal sangat kuat. Bahkan sendok yang ada di genggaman tangan kanannya perlahan membengkok.
“Dia Grizelle!” ujar Oliv yang duduk bersebelahan dengan Alea dan memegang tangan kanannya. Amarah Alea memudar, ia segera meletakkan sendok itu.
Dari sudut pandang Alea, Grizelle yang paling berandalan. Bagaimana tidak, ekspresi wajahnya saja begitu sadis dan menyebalkan, apalagi sikapnya yang biadap. Grizelle merasa puas dan bergabung di meja yang sama dengan Kayla dan Silva. Mereka bahkan bersenda gurau dan suara gelak tawa itu terdengar begitu keji.
“Tapi sering di panggil Griz. Di antara mereka bertiga, dia adalah ketua komplotannya dan julukan yang paling pantas untuknya adalah monster pengendali. Seolah ia bisa mengendalikan orang lain semaunya. Banyak gadis di sekolah ini tidak mau berurusan dengan komplotan mereka bertiga” lanjut Oliv.
“Sedangkan dulu, Lo cewek pertama di sekolah ini yang berani memberontak mereka, jadi gue, Oliv, dan Rissa ikutan terlibat masalah” ujar Bella.
Alea menyerngit.
Beberapa menit berlalu.
“Yuk balik!” ajak Oliv usai dari kasir bersama dengan Rissa. Mereka berdua yang mentraktir kali ini.
Alea dan Bella bangkit dari tempat duduk. Namun perhatian Alea masih tertuju ke arah Grizelle, Kayla dan Silva yang sedang menikmati makanan mereka beriringan dengan gelak tawa yang sungguh mengganggu pikiran Alea.
“Alea!” panggil Bella sembari berjalan menyusul Oliv dan Rissa.
Gadis berkacamata, Diana, kembali datang membawa banyak minuman di atas nampan. Lalu berjalan dengan pelan agar minuman di dalam gelas itu tidak tumpah atau gelasnya tak jatuh. Tapi ia tak mampu menutupi Perasaannya, raut wajah lugu itu menjelaskan segalanya.
“Lelet banget! Cepetan dong!” ketus Kayla.
Makian yang terus-menerus di lontarkan, membuat Diana mempercepat langkahnya. Segera ia meletakkan gelas minuman di hadapan mereka. Tangan Diana masih gemetaran. Dengan tak sengaja, Diana menumpahkan minuman ke pakaian Grizelle. Seragam sekolah bahkan roknya menjadi basah dan kotor.
Grizelle yang kesal, bangkit dari tempat duduknya dan mencaci maki Diana habis-habisan. Keributan itu menghentikan sekejap aktivitas di kantin. Mengundang banyak mata memperhatikan keduanya. Tak ada seorangpun yang berani menyangga.
Alea menyaksikan semua kejadian itu. Kali ini, ia sudah tak mampu memadam amarahnya. Ia bersiap dengan kepalan tangan yang lebih kuat hingga memperlihatkan urat tangan yang menonjol, terlihat begitu kekar.
“Ah! Lo pasti sengaja!” ketus Grizelle.
Diana menggelengkan kepalanya.
Grizelle mengayunkan tangannya dan hendak memukul Diana. Mata Diana terpejam. Namun ia kembali membuka matanya. Sedikit lagi tangan Grizelle akan menyentuh wajahnya, ia sadar jika seseorang datang mencegah hal itu dengan menggenggam pergelangan tangan Grizelle dengan sangat erat.
Grizelle tersenyum menyeringai. Menatap sesosok yang ia kenal sedang berhadapan dengannya. Awalnya ia menganggap remeh. Tapi tak bisa di pungkuri, jika Grizelle sulit melepas tangannya dari genggaman gadis itu. Kekuatan dan tenaganya tak sebanding melawan siswi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Messages
Teen FictionMisteri/Thriller, fiksi remaja, sekolah, komedi, romantis #Nancy #Jake #Hyunjin #Somi #Mingyu #Heachan Alea, gadis cantik berumur tujuh belas tahun. Dia bersekolah di salah satu SMA elit yang menyimpan rahasia dan belum terungkap. Alea di nyatakan h...