Dari kejauhan, Alfa yang duduk paling belakang sudut kelas, merenung sendirian. Menatap teman-temannya di depan sedang mengerumuni tempat duduk Alea. Mereka tampak asik berbincang dengan Alea. Entah apa yang mereka bicarakan.
Sedangkan Chan, seperti biasa ia tertidur di atas meja selama jam pelajaran berlangsung. Ia tak pernah berubah meski sekalipun sudah di beri hukuman dan sanksi.
“Chan!” panggil Alfa sambil sedikit mendorong kursi Chan tepat di hadapannya. Namun, Chan tak merespon. Ia benar-benar tertidur pulas.
“Oi, Chan!” bentak Alfa dengan lantang.
Tapi Chan juga tak berkutik sama sekali.
“Pingsan Lo?” Alfa bangkit dari tempat duduknya dan mengecek Chan dengan kondisi kepalanya di sandarkan di atas kedua tangan sebagai bantal darurat.
“Oi, dah pulang sekolah!” teriak Alfa tiba-tiba.
Seketika Chan terbangun dari mimpi indahnya. “Hah?!” Chan mengucek matanya. “Yeay!” seru Chan dan segera menggendong tasnya.
“Mau kemana Lo?”
“Mau pulang lah”
“Baru pigi sekolah, dah pulang aja! Emang Lo gak niat belajar!”
Chan menyerngit. “Lo, ngerjain gue ya?!”
“Hahahaha” Alfa tertawa puas. “Lo gak pernah berubah ya! Jadi gue hafal banget karakter Lo! Asal dengar nama Bu Munji dan pulang sekolah, di situ Lo bangun!” ledek Alfa sambil terus tertawa.
Chan menaruh tasnya kembali dan hendak melanjutkan tidurnya. “Ah, apaan sih ganggu aja!” ujarnya.
“Eh-eh, Chan!” Alfa menarik lengan baju Chan lalu menunjuk dengan ujung matanya ke arah tempat duduk Alea.
Chan menyeringai, begitupun Alfa.
“Olivia Lovata” Alea menunjuk ke arah gadis berambut pendek. “Clarissa Shabirah” lalu menunjuk ke gadis berjilbab putih.
Oliv dan Rissa mengangguk.
“Hai semua!” Alfa muncul di sela-sela pembicaraan Alea. “Gue, Qabil Alfarezel!” ujarnya sembari mengedipkan mata ke arah Alea.
Sedangkan Chan yang baru tiba langsung duduk di atas meja Gavin dan merangkul pundak temannya itu. Namun Gavin yang merasa risih langsung menepis tangan Chan.
Tak berselang lama, Mr. Johan masuk ke dalam kelas. Semua siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.
Bel istirahat berdering, usai pelajaran Matematika telah berlangsung selama kurang lebih dua jam. Buku di atas meja di rapikan Mr. Johan dan segera ia pun keluar kelas sembari membawa buku-buku itu. Ia berjalan dengan penuh wibawa. Barulah para siswa yang keluar kelas sebagai rasa hormat padanya.
Chan menghampiri Gavin diam-diam dari belakang lalu mengejutkannya. “Oi Gavin! Dari tadi Lo ngelirik Alea terus, deh!” Chan merangkul pundak Gavin.
“Gak tuh” sahut Gavin dan segera mengalihkan perhatiannya.
“Ah ngeles!” sambung Alfa.
Selagi suasana di penuhi Senda gurau, seorang siswa berwajah tampan berjalan ke arah pintu dengan raut datar. Kali ini dia tidak bergabung dengan Gavin dan yang lainnya. Sikapnya dingin. Matanya tajam, garis rahangnya tegas membuatnya terlihat menawan dan gagah. Meski tak ada senyum di bibirnya, tapi tetap berkharisma dengan gayanya yang acuh tak acuh.
“Mau kemana Lo? Ke ruang OSIS?” tanya Chan kepada lelaki itu.
Ethan hanya mengangguk lalu pergi begitu saja.
“Laki-laki muka judes itu, namanya Raefal Ethan Jourdain, dia teman seklompotan kita juga. Tapi pada waktu tertentu, dia menjadi orang pendiam" ujar Chan.
“Masih mending, dari pada Lo! Berisik banget, pusing gue dengar nya!” ujar Gavin memotong pembicaraan Chan lalu pergi keluar kelas menyusul Ethan.
Rissa termenung sejenak. “Kalo di pikir, Ethan sedikit berubah akhir-akhir ini”
“Ya udah, yuk ke kantin!” ajak Rissa merangkul Oliv yang berdiri di sebelahnya. Lalu mereka berdua melirik ke Alea.
Sementara Alea mengajak Bella yang sedari tadi hanya duduk diam di bangkunya. Bella yang awalnya menolak ajakan Alea, tapi pada akhirnya ia terpaksa ikut meski ia akan merasa canggung dengan Oliv dan Rissa. Dan benar saja, setibanya mereka di kantin, tak ada yang memulai pembicaraan melainkan Alea, bahkan saat memesan makanan sekalipun. Suasana canggung itu sulit di bendung.
“Kalian pada kenapa sih?” tanya Alea.
Tak ada yang merespon. Mereka hanya saling memandang satu sama lain. Bella yang melirik ke arah Rissa dan Oliv dengan tatapan canggung, begitu pun sebaliknya.
“Emm, Bel! Gue minta maaf sama Lo ...”
“Gak masalah!” Bella langsung memotong perkataan Rissa. “Gak usah di bahas lagi soal itu. Gue tau, saat itu kalian di liputi rasa khawatir, sama, gue juga. Lagipun yang terpenting sekarang, Alea sudah kembali. Gue bersyukur kita berempat bisa berkumpul lagi seperti ini”
Oliv mengangguk. “Gue harap kita akan selalu seperti ini” sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Messages
Teen FictionMisteri/Thriller, fiksi remaja, sekolah, komedi, romantis #Nancy #Jake #Hyunjin #Somi #Mingyu #Heachan Alea, gadis cantik berumur tujuh belas tahun. Dia bersekolah di salah satu SMA elit yang menyimpan rahasia dan belum terungkap. Alea di nyatakan h...