Mama melirik ke arah Kak Nicole. “Nicole, tolong jagain dia! Tante akan ke rumah sakit” ujarnya dengan suara agak serak.
Kak Nicole mengangguk. Tanpa mengucap sepatah katapun pada putrinya, Mama langsung berjalan pergi menuju mobil polisi yang telah menunggunya. Mobil polisi yang di tumpangi mama melaju mengikuti arah mobil ambulans.
Sementara, putrinya yang ia tinggali begitu saja, kini terdiam membisu. Pikirannya di penuhi tanda tanya. Ia tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi. Lidahnya terasa kelu, ia bahkan tak mampu melontarkan kata-kata pada Kak Nicole maupun melepaskan beban dari kepalanya.
Genggaman tangan dari Kak Nicole yang mencoba menenangkan suasana hati Alea. Lalu ia meletakkan tangan gadis itu di gagang payung.“Frey” panggil kak Nicole dengan lembut, membuyarkan lamunan gadis itu. “Tunggu di sini sebentar!”
“Freya?” pertanyaan itu seketika muncul dalam benak Alea karena tiba-tiba Kak Nicole memanggil dirinya dengan sebutan itu.
“Kakak mau kemana?” tanyanya kemudian.
“Ada yang harus kakak lakukan” jawab kak Nicole. “Menyelidiki TKP” lanjutnya.
Kak Nicole mendekati garis polisi bewarna kuning yang di pasang melingkari pepohonan sekitar. Seorang polisi yang sedang berupaya melakukan penyelidikan, menghampiri Kak Nicole dan menghalanginya melewati garis kuning. Namun ketika Kak Nicole menunjukkan bag nama nya, polisi itu langsung menunduk dan mempersilahkan wanita muda itu dengan hormat.
“Detektif, identitas korban di yakini adalah Alea Chysara yang menghilang sekitar seminggu yang lalu” lapor polisi tersebut pada kak Nicole.
Sementara, gadis berusia tujuh belas tahun yang berdiri tak jauh dari TKP mendengar beberapa percakapan di antara polisi dan detektif dengan bernaung di bawah payung hitam itu, menyembunyikan raut wajahnya yang datar.
“Detektif Nicole!” panggil polisi lainnya yang menghampiri. “Kami menemukan sebuah ponsel dan puntung rokok tak jauh dari lokasi korban di temukan. Kemungkinan ponsel ini adalah milik korban. Tapi ponselnya sudah rusak, layarnya retak, dan udah gak bisa di nyalakan”
Kak Nicole terlebih dulu memakai sarung tangan karet bewarna hitam. “Coba saya lihat!”
Gadis dengan rambut terurai dan tertiup angin similir yang membawa butiran hujan, berdiri seraya mendengar pembicaraan yang sungguh tak masuk akal, membuatnya bertanya-tanya dalam benak.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Andai kejadian ini hanya mimpi buruk? Tidak, tapi ini nyata. Jika perkataan mereka memang benar, artinya identitas yang sudah ku pakai bukan milikku. Kalau begitu ...” mendadak kepala gadis itu sakit. Terasa seolah tertusuk besi berkarat. Sungguh sakit sekali.
Usai mendapatkan beberapa barang bukti dari pihak kepolisian, Kak Nicole bergegas menyelidiki lokasi yang lain. Selain untuk mengumpulkan banyak bukti, ia juga harus menganalisa berbagai tempat kejadian.Sementara, gadis yang berdiri di belakangnya, tak sanggup menjerit meminta pertolongan pada kak Nicole yang bahkan semakin jauh dari pandangan.
Ubun-ubun kepala terasa semakin sakit dan berat. Ia sungguh tak mampu menahan kesakitan yang luar biasa itu. Di sela-sela penglihatannya yang mulai kabur, terlintas memori ingatan baru yang bersangkut paut dengan hutan wisata yang menjadi pijakannya saat ini. Memori ingatan muncul dalam pikiran gadis remaja itu bagai denting waktu dan masa yang tak teratur.
Denyar nadi meruat tak karuan, menyusup relung pusaran hati. Matanya kembali terbuka bersamaan dengan kilatan putih lalu menyelipkan masa lalu.
Tepat di malam hari pada tanggal 31 Agustus 2021. Sebelum Alea di nyatakan hilang pada keesokkan harinya. Dalam ingatan itu, ia sedang berada di dalam hutan sendirian dengan pencahayaan senter yang sedikit membantu penglihatannya. Ia tampak sangat takut, linglung dan tergesa-gesa.
“Hei, Frey!” tiba-tiba seseorang memanggilnya dari belakang.
Saat hendak menoleh, sebuah balok kayu besar menghantam keras ke kepalanya. Hingga membuatnya tersungkur tak berdaya. Kepala gadis itu bertambah sakit berkali lipat saat mengingat kembali kejadian itu.
Sesosok berjubah hitam yang hanya memperlihatkan senyuman sinisnya yang mengerikan, berjalan mendekat.
“Freya, udah lama kita gak jumpa!” sapa sesosok berpakaian serba hitam itu.
“Eem, nggak heran kalo Lo langsung ke sini setelah menerima pesan itu. Tenang aja, kalian berdua pasti akan mati!”
“Jangan sakiti Alea!” ketus sang gadis yang hampir kehilangan kesadarannya. Ia kesulitan untuk bangun dengan kondisi kepala yang amat pusing dan memar bahkan mimisan.
Sesosok berjubah hitam itu mengeluarkan pisau dan menunjukkan benda tajam itu padanya. Tentu ia menjadi sangat takut ketika sosok misterius itu berjalan mendekat sambil menggenggam gagang pisau yang mengarah pada dirinya. Ia menendang sosok jubah hitam itu mengenai bagian rahang sebelah kiri. Ketika sosok jubah hitam itu sedang lengah, ia pun bangun dengan tubuh sempoyongan dan mundur beberapa langkah tanpa menoleh ke belakang.
Si jubah hitam membuka bagian penutup kepalanya sembari menghampiri dirinya yang gemetar ketakutan. Sementara ia terus mundur hingga tanpa sadar, ia pun terpeleset masuk ke jurang dan terguling-guling sampai terantuk batu dengan keras. Wajah si jubah hitam yang tanpa penutup hanya terlihat buram. Sampai di detik-detik terakhir sebelum matanya terpejam, si jubah hitam menggereyotkan bibirnya seolah tersenyum menyeringai, kemudian meninggalkannya sendiri dalam keadaan terluka parah terutama di bagian kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Messages
Teen FictionMisteri/Thriller, fiksi remaja, sekolah, komedi, romantis #Nancy #Jake #Hyunjin #Somi #Mingyu #Heachan Alea, gadis cantik berumur tujuh belas tahun. Dia bersekolah di salah satu SMA elit yang menyimpan rahasia dan belum terungkap. Alea di nyatakan h...