Gina's Lounge akan menutup pintunya di hari rabu. Para karyawannya adalah pekerja keras dan sudah terbiasa dengan jam operasional yang padat dan sibuk setiap harinya. Namun mereka hanya orang biasa yang juga perlu hari libur. Mereka perlu waktu untuk diri dan keluarga mereka pada akhirnya.
Akan tetapi, pemilik kedai kopi dan seorang koki di sana membuka pintu restoran di sore hari rabu yang tenang itu. Tidak hanya itu saja. Mereka juga menggantu dekorasi kedai kopi agar terlihat lebih... romantis.
Meski pintu terbuka, namun kedai kopi tidak menerima pelanggan. Gina's Lounge hari ini disiapkan untuk dua orang tamu yang spesial.
"Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar," kata Giuseppie yang sedang mempersiapkan dapur, "ibumu memiliki kencan!"
"Aku tahu, kan? Aku sulit mempercayai hal itu juga."
"Siapa kira - kira pria yang beruntung ini, hm?"
"Aku tidak tahu. Mungkin temannya di klub membaca? Seorang pria paruh baya dengan satu atau dua anak mungkin? Aku sendiri terkejut ibuku memiliki kencan."
"Yah... siapapun dia, mari kita buat kencan mereka menjadi berkesan."
Gina mengangguk, setuju dengan apa yang Giuseppie katakan. Iblis itu tentu ingin malam nanti menjadi malam yang indah bagi ibunya.
Dekorasi telah selesai satu jam sebelum Martha dan kencannya datang. Sementara itu, semua bahanan telah disiapkan oleh Giuseppie. Ia hanya perlu memasaknya saat Martha dan kencannya sudah datang.
Martha dan kencannya datang jam delapan malam, tepat seperti yang Martha katakan.
"Selamat datang, Ibu," sambut Gina.
"Ah... kau mendekorasi kedai? Aku harap aku tidak merepotkanmu."
"Sama sekali tidak. Aku melakukannya karena aku ingin ini menjadi malam yang ibu bisa ingat."
"Oh... aku tersentuh sekali."
"Di mana kencanmu, bu?
"Eh? Kupikir dia ada di belakangku."
Pintu kedai kopi terbuka sebelum seseorang masuk dan mendekati keduanya.
"Maafkan aku, Martha," kata pria itu, "tali sepatuku lepas tadi."
Gina melihat ke arah pria itu. Spontan, ia menutup mulutnya karena ia cukup terkejut dengan siapa yang ada di depannya. Seorang pria berpakaian rapih dengan wajah yang sangat ia kenali.
"Gina," kata Martha, "aku yakin kau kenal dengan Signore Enzo Capiali. Seperti yang kau lihat, aku dan Signore berkencan sekarang."
Tuan Capiali tersenyum kepada Gina dan menyodorkan tangannya. Gina, agak kikuk, meraih tangan Tuan Capiali. Pria itu lalu menggerakan tangannya.
"Senang bertemu denganmu, Nona Berrucio," kata Tuan Capiali, "kau punya ibu yang sangat cantik."
"Senang juga bertemu denganmu, Signore," kata Gina, "um... aku akan menunjukan meja kalian."
Gina mengantar kedua tamu istimewa tersebut ke meja mereka. Tuan Capiali dengan cepat menarik sebuah kursi untuk Martha duduk sebelum ia menarik kursinya sendiri.
"Ibu... ah, Nona Martha telah memesan menu untuk kalian sebelumnya. Apa mungkin ada tambahan untuk makan malam kalian? Signore mungkin?"
"Tidak perlu. Apapun yang kau siapkan, aku yakin akan sangat enak."
Gina menunduk sebelum ia pergi meninggalkan kedua pasangan yang tersenyum kepada satu sama lain itu.
"Bagaimana, Gina?," tanya Giuseppie saat Gina memasuki dapur, "siapa yang Martha kencani?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Restarting My Life In This New World
FantasyGiuseppie di Centa adalah seorang pria dari Palermo yang terbangun di sebuah dunia baru. Menjadi seorang anggota geng kriminal adalah apa yang ia tahu dan ia tidak berniat untuk mengubah apa yang ia lakukan di dunia baru ini.