Booming Bussiness

1 1 0
                                    

Satu lagi hari yang melelahkan setelah bekerja di Gina's Lounge. Rasa lelah Giuseppie dan Gina bertambah karena keduanya juga mengurus pakaian dan dekorasi untuk pernikahan mereka nanti. Mereka juga sempat berbicara kepada para pengurus kathedral soal pemesanan tempat pernikahan.

"Ah... hari yang melelahkan," kata Gina sambil merenggangkan tubuhnya.

"Tapi kau senang semuanya berjalan lancar, kan?"

Gina mengangguk, "gaun dan jasnya sudah siap. Sementara dekorasi untuk resepsi malam sudah diurus. Kurasa tidak banyak yang menikah di tengah musim dingin."

Keduanya sampai ke apartemen dan masuk bersama setelah Martha membukakan pintu untuk mereka. Ingin rasanya bagi Giuseppie untuk mencium kekasihnya itu sebelum ia naik ke kamarnya. Namun ia tentu tidak punya nyali untuk melakukannya di depan Martha.

"Tuan di Centa, jangan berisik malam ini. Tuan Robinson di sebelahmu sedang sakit gigi dan ia ingin ada suara bising," kata Martha.

"Tentu saja, Martha," kata Giuseppie, "selamat malam kalian berdua."

Giuseppie membuka kunci pintu kamar apartemennya. Namun ia tidak langsung pergi tidur. Ia melempar mantelnya dan langsung menyalakan kompor. Setelah itu ia membuka kotak berisi tomat segar serta beberapa sayur lainnya. Tidak lupa ia membuka laci penuh dengan rempah dan bumbu - bumbu lainnya.

"Baiklah, waktunya bekerja."

Giuseppie tidak ingin tidur dulu. Ia memiliki rencana lain untuk malam ini. Ia masih ingat dengan tekadnya untuk membalas kebaikan Gina dengan mencari resep saus pasta yang enak dan orisinil. Sesuatu yang akan menaikan reputasi kedai kopi Gina.

"Aku harap aku bisa membuat bumbu pasta seenak buatan nenek," kata Giuseppie.

Giuseppie bertekad untuk membuat saus seenak buatan neneknya. Ia tahu ia tidak akan bisa menyaingi rasa dari bumbu neneknya itu. Namun Giuseppie bertekad kuat untuk menemukan resep yang akan membuat Gina, tidak, bahkan semua orang di Little Silecia tercengang.

"Hm... aku akan mencoba membuat napoletana. Atau aku buat marinara saja? Ah, aku buat napoletana saja yang lebih familiar."

Giuseppie memasukan minyak zaitun ke dalam panci dan potongan bawang bombai. Ia memasak bawang itu hingga agak lembut. Giuseppie lalu memasukan daging cincang ke dalam panci tersebut.

"Aku lupa membeli daging yang bagus," pikir Giuseppie, "aku harap rasanya tidak rusak dengan daging kaleng."

Giuseppie lalu menuangkan saus tomat kaleng ke dalam panci dan terus memasaknya hingga saus menciut dengan api yang panas. Giuseppie kemudian meraih botol daun basil, garam dan lada hitam dan mencampurnya ke dalam saus. Ia lalu mengecilkan api.

"Dua jam memasaknya... apa aku harus menggunakan matematika... oh ya, aku tidak sekolah. Aku tidak terlalu bisa berhitung."

Selanjutnya ia akan menutup panci dan membiarkannya selama dua jam. Namun sebelum menutupnya, Giuseppie mengeluarkan bahan rahasia di dalam resepnya; sebotol anggur merah.

Giuseppie menuangkan sebotol anggur merah dan meminumnya, "oh... ini anggur yang enak. Kerja yang bagus, Nona Danillo."

Giuseppie memasukan anggur merah itu ke dalam panci sebelum ia menutup panci itu. Giuseppie lalu duduk di depan panci, memperhatikan panci itu.

"Kurasa tidur sebentar... tidak, itu ide buruk."

Giuseppie terus membuka matanya selama dua jam. Ia merasa lelah dan mengantuk. Tapi ia harus menyelesaikan bumbu pasta itu sekarang. Ia tidak punya waktu untuk melakukannya di Gina's Lounge. Dapur di sana bukan untuk eksperimen.

Restarting My Life In This New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang