Tekan ⭐ yaa baru baca...
Kita saling menghargai supaya aku makin semangat nulisnya Beb!!-happy reading-
Setelah pulang sekolah Arlan juga langsung pulang bersama Calista. Dia tidak jadi ikut futsal dengan teman-temannya. Sebab dia ingin menemani Calista periksa kandungan untuk pertama kalinya.
Dia sudah mengabari sang mama dan nanti kedua keluarga itu akan pergi bersama-sama. Tentu saja mereka senang bukan main karena cucu pertama mereka sedang otw sekarang.
Sementara itu di kamar Calista dan Arlan sedang terjadi perdebatan kecil.
"Ta ayo dong lebih cepat lagi! Yang lain udah pada nunggu tuh dibawah!" Decak Arlan kesal.
Sudah tiga puluh menit dia menunggu Calista siap dengan dandanannya. Dari mulai mandi sampai dandan sekarang.
Tadi saja waktu mandi harus Arlan gedor-gedor supaya cepat keluar kalau tidak mungkin masih belum selesai juga sampai sekarang. Heran deh apa semua perempuan begitu? Selalu lama!
"Bisa ga sih lo ga cerewet?! Pengang tahu ngga telinga gue dengerin lo ngoceh mulu dari tadi!" Sembur Calista yang sedang memakai lip tint di bibirnya.
"Gimana gue ga cerewet?! Masalahnya lo bikin lama! Mandi lama, pake baju lama, dandan lama, bahkan pilih baju juga lama!! Keburu tutup dokternya!" Omel Arlan sampai urat di lehernya itu terlihat.
Calista memutar bola matanya malas. Lagian disini yang mau diperiksa itu siapa sih? Dia kan? Lalu kenapa malah Arlan yang heboh sendiri?! Dasar cowok aneh emang.
"Lo juga bikin lama! Gangguin gue terus! Gue lagi mandi di suruh cepet-cepet, sekarang lagi make up malah di ajak debat! Ga selesai-selesai yang ada tahu nggak?!" Ujar Calista sambil menatap Arlan garang lewat pantulan cermin.
Arlan membuang napas kasar dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada menatap pantulan Calista dari cermin juga.
"Heh, ingat ya lo itu istri gue! Jadi gimana pun yang paling bener itu, lo harus nurut sama gue sebagai suami lo?! Lah ini malah selalu nolak perkataan suami mana ngomongnya bentak-bentak lagi! Dosa tahu nggak dosa, masuk neraka!!" Ceramah Arlan.
Mendengar perkataan panjang suaminya itu jujur hati Calista merasa tersentil. Dia pun berbalik menatap Arlan langsung dengan mendongak dan bibir yang dimajukan.
"Kok lo ngomongnya gitu sih?! Seakan-akan cuma gue yang salah? Gue bentak-bentak juga karena lo duluan yang bikin gue marah! Pakai bilang gue masuk neraka lagi?!" Protes Calista dengan mata berkaca-kaca.
Saat Arlan hendak menjawab tiba-tiba pintu kamar di ketuk dari luar.
Tok-tok-tok!
"Arlan? Calista?? Ini mama Anita! Kalian masih ngapain sih kok lama banget?" Teriak mama Anita dari luar.
"Tuh denger! Sampai mama nyusulin kita kan jadinya?! Lo sih lama!" Ucap Arlan yang masih saja mengomel.
Calista pun semakin cemberut dan kesal karena disalahkan terus-menerus. Sementara Arlan langsung berjalan ke pintu.
Ceklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of My Enemy [END ]
General FictionNOTE: PART 8 & 9 KE ACAK! TELITI KALO BACA! ••• Mereka bermusuhan, tapi dinikahkan. Perjodohan.... Itulah yang terjadi antara Arlan dan Calista, remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA. Ketika di pertemuan entah di sekolah atau di rum...