-happy reading-
Hari ini Arlan dan Calista berangkat sekolah bersama-sama. Sebenarnya mereka tidak mau tapi dengan paksaan mama Anita akhirnya mereka berakhir berangkat berdua seperti sekarang.Suasana di dalam mobil itu cukup hening hanya ada suara lalu lintas jalan yang mereka lewati. Sampai pada akhirnya Calista memulai obrolan.
"Nanti turunin gue di pertigaan aja," pinta Calista dengan nada santai.
Arlan menahan tawa mendengarnya,
"Mau ngapain lo? Mau ngamen di lampu merah?!" Candanya."Sembarangan aja ya lo ngomong!!" Bantah Calista sambil menabok lengan Arlan kencang.
Arlan meringis pelan sambil tertawa terbahak-bahak.
"Pokoknya turunin gue disana! Awas aja kalo engga!" Marah Calista melengos ke arah jendela.
"Dih ngancem segala! Pake nyuruh lagi, dipikir gue sopir apa?!" Nyinyir Arlan dengan pelan sambil siku tangan kanannya di sender kan ke jendela mobil yg tertutup.
"Ga usah nyiyir deh lo! Gue enggak budek ya gue denger lo ngomong apa!" Sahut Calista geram melirik cowok itu.
"Ohh, ya maap! Kirain situ budek sih!" Balas Arlan melirik lawan bicaranya dengan senyum kecil.
Calista hanya membalasnya dengan menggeram marah. Sungguh dia lelah jika harus meladeni suami laknatnya ini. Bisa-bisa tenaga dan suaranya bisa habis ketika sampai di sekolah.
Yang harus Calista lakukan sekarang adalah diam dan bersabar sampai tiba di tempat dia bilang tadi. Dan untung saja Arlan mendengarkan permintaannya tadi.
Kalau begini kan dia bisa bernapas lega. Tanpa banyak kata dia langsung turun dari mobil dan berjalan tanpa dosa menuju sekolahnya.
Sementara Arlan di dalam mobil hanya menggelengkan kepala pelan.
"Lihat aja nanti kalau lo berani ngelawan gue di sekolah, gue kerjain lo!" Ucapnya sambil tertawa jahat.
Jangan ditiru sikap laknat Arlan ya reader's tercinta wkwk
-•-
Di kantin sekolah sudah ramai oleh siswa-siswi yang sedang berburu makanan. Tiap meja hampir penuh oleh mereka. Begitu juga dengan gerombolan Arlan dan teman geng nya.
Mereka bisa dibilang paling rusuh. Sembari menunggu makanan datang mereka mengolok-olok satu sama lain.
"Eh Bar? Gue denger lo pdkt sama anak kelas 10 hah? Bener ga tuh?" tanya Vito si biang gosip.
"Denger darimana lo?" Dewa yang malah menyahut ucapan Vito.
"Kepo lo! Heh Bara?! Buruan jawab!!" paksa Vito sambil memelototi Bara.
Namun Bara justru pura-pura tidak mendengar dan hal itu membuat yang lainnya menertawakan Vito.
"Vito Vito... Lo tuh cewek apa cowok sih? Demen banget nge-gosip, herann!" ungkap Putra seraya menggelengkan kepala.
"Ohh lo meragukan kejantanan gue!! Ayok gue buktiin!!" Ucap Vito berdiri dari duduknya dan hendak menyeret Putra untuk ikut dengannya.
"BANGSAT LO MAU AJAK GUE KEMANAA?!" Sentak Putra menjauhkan tangan Vito yang mau menggapainya.
"GUE MAU BUKTIIN KALO GUE BENERAN JANTAN!!" teriak Vito frustasi dan mengacak-acak rambutnya dengan dada yang kembang kempis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of My Enemy [END ]
General FictionNOTE: PART 8 & 9 KE ACAK! TELITI KALO BACA! ••• Mereka bermusuhan, tapi dinikahkan. Perjodohan.... Itulah yang terjadi antara Arlan dan Calista, remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA. Ketika di pertemuan entah di sekolah atau di rum...