-• 30 •-

27.4K 2K 64
                                    

-happy reading-

Setelah dua hari masa pemulihan Calista di rumah sakit, pagi ini dia sudah diperbolehkan pulang. Dan seperti janji Arlan yang akan membawanya ke makam putrinya, kini mereka berdua beserta keempat orang tua sudah berada di sana.

Calista yang perutnya masih sedikit sakit harus perlahan untuk bisa jongkok. Dia menatap dengan berkaca-kaca pada kuburan kecil itu.

"Anakku......" Lirih Calista mengelus batu nisan yang bertulisan nama anaknya

Di sebelahnya Arlan mengelus kedua bahu Calista, bermaksud menenangkan.

"Cucu nenek, Ayara pasti sekarang dia sedang bermain bersama kakek-kakek buyut nya," ujar mama Maya tersenyum sendu seraya mengusap air matanya.

Mendengar itu Calista ikut tersenyum, tapi air matanya masih mengalir. Dia sedang berusaha ikhlas tapi namanya seorang ibu pasti sangat amat merasa kehilangan. Dia yang mengandung selama kurang lebih hampir delapan bulan itu harus menerima jika bayinya sudah tiada. Pastilah dia merasa terpukul.

"Hiks......sayang maafin mama yang lalai menjaga kamu......mungkin kalau mama lebih hati-hati kamu ngga akan pergi kayak gini nak, hiks.....mama jahat, ma-maafiin mama...." tangis Calista kembali terurai.

"Sshtt......jangan bilang gitu sayang, kamu ngga salah, sshttt....." Arlan berusaha menenangkan, dia juga kembali merasakan dadanya sesak melihat istrinya seperti ini lagi. Menyalahkan dirinya sendiri yang padahal Arlan lah yang seharusnya disalahkan.

Mama Maya dan mama Anita yang tidak sanggup melihat tangis Calista menepi, memeluk suaminya ikut menangis. Tentunya sebagai sesama perempuan mereka bisa merasakan bagaimana perasaan Calista. Sudah sekuat tenaga menjaga bayinya bertumbuh di dalam perut tapi harus berakhir dengan kehilangan.

"Jangan nyalahin diri kamu sayang, Ayara pasti sedih diatas sana melihat mamanya seperti ini, sudah ya sayang....cup cup....." Arlan menghapus air mata Calista seraya mengecup dahinya.

Calista masih sesenggukan, dia menatap pusara Ayara.

"Ayara...mama cuma mau bilang kalau mama sayang sekali sama kamu, walaupun mama ngga sempat peluk bahkan cium kamu, tapi mama tetap sayang nak, semoga kamu bahagia di surga sayang," ucap Calista dengan suara seraknya menahan tangisnya.

°
°

SUDAH TERBIT!! TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

Baby of My Enemy [END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang