•Spesial Chapter Galang & Zia•

17.2K 1.4K 20
                                    

Ada yang menunggu chapter ini?

Masih anget banget ini mah, baru keluar dari oven
Dari otak deh, candaaa wkwk

Baru selesai ngetik langsung aku publish! Cuma buat kalian! Mumpung lagi free guys, btw doakan aku sehat selalu ya supaya lancar bikin sequel nya🥰

Happy reading🧡



Di apartemen yang cukup mewah ini terdapat sepasang suami-istri yang sedang bersiap-siap pergi ke mall untuk membeli perlengkapan bayi. Mereka sedang duduk di sofa sambil memakai sepatu. Tetapi sang istri terlihat kesusahan karena terhalang perut besarnya.

“Engh... Kak nggak bisa pakai sepatunya!” kesal Zia dengan nada merengek seraya membanting sepatu.

Mendengar keluhan istrinya membuat Galang tertawa ringan. Dia yang sedang menunduk memasang sepatu cekikikan melihat ekspresi Zia.

“Kasihan sekali istriku sayang... Sabar ya, sebentar.” ujar Galang lembut menyelesaikan memakai sepatunya.

Zia menatap kesal sang suami. “Cepetan kak ih!” desaknya tidak sabar

“Iyaa.”

Kemudian Galang turun dari sofa dan berjongkok di depan Zia. Galang mulai memasangkan sepatu istrinya dengan pelan tidak ingin menyakiti surga anaknya nanti. Surga ada telapak kaki ibu kan?

“Lagian ada apa sih tiba-tiba kamu pengen pakai sepatu kembaran? Jadi susah sendiri kan kamu mau pakai nya.” basa-basi Galang dengan tangan yang aktif memasang sepatu.

Sepatu kembaran yang mereka pakai adalah sejenis sneakers, jadi Zia kesulitan saat memasukkan kaki dan menyimpulkan talinya. Sebab selama dia hamil ini Zia lebih sering memakai sandal atau flatshoes yang mudah memakainya.

“Emangnya nggak boleh kembaran sepatu sama suami? Atau kamu keberatan? Iya? Malu gitu kembaran sama Zia?” todong Zia dengan pertanyaan bertubi-tubi. Nada suaranya terdengar sensi, emosi, kesal semua jadi satu. Bola mata indahnya juga mulai berkaca-kaca menatap sang suami penuh tanya.

Mendengar ungkapan kesal sang istri membuat Galang menyudahi aktivitasnya dan langsung duduk di sampingnya.

“Bukan gitu maksudnya Zia, aku cuma tanya sama kamu nggak ada maksud lain loh. Buat apa aku malu? Justru aku senang bisa couple sama kamu, kalau perlu jangan cuma sepatu! Dari baju, celana, aksesoris kalau ada aku mau banget.” jelas Galang dengan senyuman tulusnya. Tangannya terulur mengelus kedua pipi gembul Zia.

Zia sedikit merona akibat kata-kata suaminya itu. “Beneran enggak malu?” cicitnya bertanya.

Galang tersenyum tipis lalu mencium kening sang istri.

'Cup!'

Mata Zia melebar karena kecupan mendadak itu. Dia merasa pipinya memanas, walaupun sudah menikah tetap saja yang namanya salah tingkah tetap ada.

“Kak Galang...” desis Zia menahan senyumnya.

Galang tertawa renyah menatap wanita nya. “Cantik banget!” pujinya tiba-tiba.

“Hah?”

“Kamu,”

Zia mengerjab-ngerjabkan matanya bingung. “Aku? Kenapa?”

“Cantik sayang...” suara merdu Galang berhasil memporak-porandakan hati Zia.

Kalau Zia tidak hamil mungkin dia sudah kayang saking senangnya. Kemana suaminya yang suka bicara cuek? Memang ya lelaki kalau sudah bucin pasti bikin gemes. Jiwa-jiwa pelakor muncul di permukaan ☺️🙏

••••••••

“Sayang.....” teriak Galang mendengung karena sedang di dalam kamar mandi.

Zia yang bersantai duduk di atas ranjang seraya membaca novel pun berdecak kesal. “Apa sih kak, kenapa teriak-teriak?” sahutnya.

“Bantuin!”

“Bantu apa sih kak? Handuk nya ketinggalan?” tanya Zia setelah mendekati pintu kamar mandi supaya dia tidak berteriak.

“Bukan sayang! Ini gatel, bantuin!” teriak Galang lagi dengan memaksa.

Mata Zia spontan melebar. “Heh! Apa yang gatel? Bilang yang jelas kak!”

“Argh! Gak nyampe sayang tolongin! Gatel banget!”

Astaghfirullah kak Galang! Dari tadi bilang gatel-gatel doang, ditanya gak dijawab! Apa yang gatel? Jangan buat aku panik!” kesal Zia kelimpungan sendiri.

“Punggung aku gatel! Gak bisa garuknya, sayang... Tolongin!” suara Galang terdengar sangat frustasi dan lelah sekali.

“KAK GALANG! Ngeselin banget sih? Tau ah!” marah Zia lalu pergi keluar kamar meninggalkan sang suami yang masih memanggilnya dan berkeluh gatal.

“Sayang...”

“ZIA! Bantuin sayang!”

“Dosa nolak suami!”

Dan masih terdengar suara-suara menjengkelkan Galang lainnya. Tentunya Zia pura-pura abai dengan melihat tayangan televisi. Otak nya jujur traveling, kalau dia masuk apa yang akan dia lihat? Hei! Malu lah! Astaghfirullah haladzim. Walaupun sudah sah tapi kan.....

Sebenarnya Galang salah atau tidak? Menurut Galang sendiri sih tidak. Memang benar dia butuh bantuan untuk menggaruk punggungnya. Antara malas mencari cara sendiri atau memang sengaja ingin berduaan di kamar mandi dengan istrinya.

Tapi modus sama istri sendiri tidak masalah bukan? Asal jangan ke istri orang, bisa bahaya.

•••••••

Pendek?

Sengaja.

🙂

Baby of My Enemy [END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang