-• 13 •-

44K 4K 51
                                    

VOTE DULU YOK!!⭐⭐⭐⭐

Lanjutan part sebelumnya ya beb...
Biar lebih nge feel baca part 12 dulu aja

-happy reading-

"Tadi katanya bolehh..." Kata Calista dengan suara serak.

"Tadi salah paham! Udah sekarang bobo aja yuk! Udah malam sayang," ucap Arlan sambil mengajak Calista ke ranjang.

"GAMAUU!!!" Tolak Calista yang sudah meneteskan air mata.

"Mau mainn Arlan....hnggg....mainn di luar...hiks...hngg," tangis Calista meraung-raung.

"Ga bisa sayang udah malam! Mau main kemana juga?!"

"Mau main kayak kamu tadi!! Main hikss...hngg...mainn!!"

"Aku main apa tadi? Ga ada orang main juga?!" Jelas Arlan bingung.

"Udah dong jangan nangis, udah malam. Nanti mama sama papa kebangun kan kasihan, sayang!" Arlan menarik Calista pelan untuk dipeluknya.

"Hnnggg mau hiks mainn...hnnggg," suara Calista yang teredam di dada Arlan.

"Ga bisa sekarang...besok aja sayang!"

"Hiks main hngggg....mainn...,"

"Sshtt...." Desis Arlan sambil mengajak Calista duduk dan mendudukkan Calista dipangkuan nya.

"Besok aja main nya...sekarang udah malam waktunya bobo," ucap Arlan pelan sambil menenangkan ibu hamil yang sedang rewel ini.

"Hiks hnggg....main...hngg...uhuk' uhuk'!" Racau Calista sampai terbatuk-batuk.

"Nah tuh kan sampai batuk!"

Arlan menggapai segelas air yang ada di nakas dan meminumkannya pelan pada Calista.

"Uhuk' uhuk' uhuk' hngg.... tenggorokannya hiks..sakitt!" Adu Calista memegang lehernya dengan menatap Arlan.

"Bandel sih, nangis terus. Sini tiduran aku elus!" Kata Arlan menepuk sebelah nya.

Calista pun menurut dengan masih sesenggukan.

Saat ini posisi Calista memeluk Arlan dengan kepala mendesak ke leher Arlan. Dan memeluk pinggang suaminya erat.

Arlan pun memposisikan tangannya untuk mengelus leher Calista. Mengelus leher depan istrinya dengan jempol besarnya.

"Shhtt bobo ya sayang...cup cup...sshhtt" ucap Arlan sambil memejamkan matanya.

Dalam dekapan Calista mengangguk dan perlahan tidak terdengar suara sesegukan lagi dan digantikan dengan dengkuran halus.

Arlan yang memang belum tertidur pun tersenyum. Sungguh sejujurnya dia sangat menyayangi istrinya. Apalagi dengan tingkah manjanya tadi, ya walaupun agak menjengkelkan juga tapi tak apa. Arlan dengan senang hati berlaku manis pada istrinya yang sedang rewel.

Dia jadi membayangkan apakah nanti jika anaknya sudah lumayan besar akan rewel juga seperti ibunya. Jika memang iya pasti rasanya akan menyenangkan dan merepotkan dalam satu waktu. Ah, dia jadi tidak sabar. Melihat istrinya saja sudah semenggemaskan itu apalagi jika ada makhluk kecil yang mirip dengan istrinya.

-•-

Keesokan paginya karena masih hari libur Arlan mencuci mobil kesayangannya. Saat sedang asik dia dikejutkan oleh suara istrinya.

"Arlan?!" Panggil Calista dengan wajah cemberut.

"Apa?"

"Anterin gue!"

Baby of My Enemy [END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang