-•happy reading•-
Laki-laki yang tadi menelpon Calista kini sudah ada di hadapan gadis itu. Tanpa basa-basi di raihnya tangan kanan Calista dan menariknya ke arah mobilnya terparkir.
"Eh eh! Lo mau bawa gue kemana heh?!" Teriak Calista spontan.
"Diam. Gak usah banyak tanya!!" Sentak nya sambil menatap Calista tajam.
"Enak aja ya nggak bisa gitu lah! Lo mau bawa gue kemana?!" Panik Calista yang berusaha melepas tangan dari cowok itu.
Apalagi keadaan sekitar yang masih ada beberapa murid-murid berkeliaran, tentu saja mereka menatap penasaran pada dua makhluk yang berbeda jenis ini.
Dengan perasaan dongkol dia pun melepas cekalan tangan Calista.
"Sumpah ya lo berisik banget tahu nggak!"Di raihnya ponsel dari saku celana dan mengotak-atik nya sebentar lalu di sodorkan ke depan Calista.
"Apaan sih?!"
"Bacaa!!"
Calista pun merampas ponsel itu sehingga berpindah ke tangannya. Di baca nya pesan yang terlihat di layar itu. Dahinya berkerut lalu menatap nyalang kepada empunya sekaligus menyodorkan ponsel itu kembali.
"Ini pasti akal-akalan lo aja Kan?! Hayo ngaku!!" tebak Calista sok tahu sambil menatap mata tajam itu seolah mencari pembenaran.
Di dorongnya dahi gadis itu yang semakin mendekat padanya.
"Dihh?! Lo pikir lo oke hm?!""Gue? Oke lah! Ya kali enggak hahaha!" melirik sinis kepada musuhnya itu.
"Ck! Emang lo banyak bacot ya orangnya! Udah ayok ikut gue pulang!!"ucapnya mencoba meraih tangan Calista untuk di tariknya kembali.
"Pulang? Sama lo? Ogahh!! Kita pulang ke rumah masing-masing! Gue berangkat sendiri jadi gue bakal pulang sendirian juga!!" Tolak Calista mentah-mentah dengan mata melotot.
Cowok itu menggeram marah. Sungguh gadis yang amat sangat keras kepala. Merepotkan!
Dengan geram dia maju dan itu membuat Calista mundur perlahan sampai badan Calista menabrak gazebo tadi."Terus lo pikir gue mau pulang sama lo gitu?! Gue cuma nurutin apa kata mama! Jadi, gue mau lo juga nurut sama gue! Paham?!" Ucapnya penuh penekanan.
Calista menelan ludah gugup, kenapa aura menyeramkan menguar dari cowok ini. Dia yang biasanya berani melawan jadi menciut akibat tatapan mata itu.
Apa Calista terhipnotis oleh kata-katanya? Tidak, tidak mungkin. Sejak kapan Arlan Danugraha Meilendra memiliki kemampuan hipnotis? Tidak mungkin kan. Calista menepis pikiran aneh itu segera.
Melihat Calista yang hanya diam, membuat Arlan memanfaatkan keadaan itu untuk menarik Calista masuk ke dalam mobilnya. Dan gadis itu tetap diam sampai mobil berhenti ke tempat yang mereka tuju.
-•-
Sesampainya di kediaman keluarga Baskara mereka mulai beradu argumen kembali.
"Turun!" perintah Arlan yang sedang melepas sabuk pengamannya.
"Tanpa lo suruh gue juga bakal turun kali!" Ketus Calista menatap Arlan garang.
"Biasa aja dong mata lu! Minta di colok hah?!" Balas Arlan dengan menyodorkan jari telunjuk dan jari tengah nya ke mata Calista.
Calista menepis tangan itu kasar,
"Jauhin tangan kotor lo itu dari muka gue!! Gue gak sudi disentuh sama lo!"Setelah itu dengan cepat Calista keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby of My Enemy [END ]
Genel KurguNOTE: PART 8 & 9 KE ACAK! TELITI KALO BACA! ••• Mereka bermusuhan, tapi dinikahkan. Perjodohan.... Itulah yang terjadi antara Arlan dan Calista, remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA. Ketika di pertemuan entah di sekolah atau di rum...