"Aku sudah selesai, Eiko berangkat ke sekolah, Okaa-san, Otou-san."
Eiko langsung meletakkan sumpitnya di atas mangkuk nasi dengan sangat rapi, beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ke pintu utama sambil mengambil bekal makanan yang ditaruh ke dalam tas sekolah yang mirip digunakan oleh Ken.
"Eh ... tunggu Eiko-chan, kamu berangkat ke sekolah bareng dengan Ken-kun, dia kan belum tahu jalan ke sekolah."
Rin meminta Eiko untuk menunggu karena Ken masih belum menyelesaikan sarapan paginya. Akan tetapi, Eiko mengacuhkannya, tetap berjalan menuju ke pintu utama.
"Eiko!" Teriak Rin dengan sedikit keras, memanggil anaknya yang terus berjalan menuju ke pintu utama, memakai sepatu sekolahnya, membuka pintu, lalu menutupnya lagi, keluar dari rumah itu meninggalkan Ken dan lainnya.
"Tidak apa, Oba-chan, Ken bisa berangkat sendiri, aku sudah menandai sekolahnya di aplikasi map."
Ken memberitahu Rin agar tidak terlalu khawatir. Dia juga tidak ingin membuat repot orang lain dengan urusannya sendiri.
"Tapi dengan berangkat bersama Eiko-chan akan menjadi lebih mudah dan tidak akan tersesat."
"Tidak apa, kemarin saat kesini, Oji-chan juga sudah menunjukkan sekolahnya, jadi Ken tidak akan tersesat," Ken memberikan penjelasan pada Rin agar tidak terlalu khawatir.
"Tapi ... "
"Sudah, biar Otou-san yang akan mengantar Ken ke sekolah, Okaa-san, tidak perlu khawatir lagi."
Satoshi tiba-tiba ikut dalam pembicaraan dan itu Ken menolak dengan halus karena tidak ingin merepotkan om nya itu. Selain itu, apa yang dilakukannya ini akan membuat diri menjadi ingat jalan menuju ke sekolahnya.
"Ken berangkat dulu ya, Oba-chan, Oji-chan."
Ken melakukan hal yang sama seperti Eiko, meletakkan sumpitnya di atas mangkuk dan memasukkan bekal makan siangnya di dalam tas sekolahnya.
"Apa, kamu yakin?" Tanya Rin yang khawatir.
Ken menganggukkan kepalanya dan tersenyum, lalu berjalan menuju pintu utama, memakai sepatu sekolahnya.
Rin mengikuti Ken dan meminta maaf atas perilaku anaknya itu.
"Ini tidak seperti Eiko-chan biasanya, meskipun dia terlihat dingin dengan orang yang baru dikenalnya, namun dia tetap suka membantu orang lain, ada apa dengan anak itu saat ini?"
Ken hanya tersenyum canggung akan perkataan Rin tersebut. Dia tahu kalau Eiko masih marah padanya atas apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.
Dia kemudian keluar dari rumah itu setelah pamit sekali lagi pada Rin. Saat berada di depan pagar, dia melihat ponselnya yang sudah membuka aplikasi map.
Dalam layar ponselnya itu sudah menunjukkan lokasi sekolahnya dan rute paling cepat melewati area pertokoan yang didatangi oleh Ken sebelumnya. Berdasarkan informasi dari map tersebut jarak rumah ke sekolahnya hanya membutuhkan waktu 20 menit.
"Sekarang masih jam 07:51 dan jam masuk sekolah di Jepang 08:45, masih banyak waktu, tidak perlu terburu-buru." Ken berjalan menuju ke arah area pertokoan.
Dia harus berjalan kaki menuju ke sekolahnya karena di Jepang, anak sekolah tidak boleh menggunakan sepeda motor atau mobil untuk berangkat ke sekolah. Mereka hanya boleh berjalan kaki, menaiki sepeda atau menggunakan transportasi umum.
Walaupun harus memakai kendaraan bermotor, itu hanya boleh diantar tidak membawanya sendiri, selain itu juga aturan untuk mendapatkan SIM harus berumur minimal 18 tahun di Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Harian Kenshin Harun
Teen FictionKenshin Harun, remaja kelas dua SMP tidak pernah menyadari kalau dirinya akan mengantarkan kedua orang tuanya yang pergi ke Bali untuk honeymoon kedua menjadi mengantar menuju ke alam selanjutnya. Setelah kematian kedua orangtuanya, dia asuh oleh sa...