Semua Orang Kaget

1 1 0
                                    

Lapangan SMA Sukaidoragon seluas setengah lapangan sepakbola yang ada di dalam stadion dan lapangan ini harus berbagi dengan lapangan softball.

Ken dapat melihat adanya penghalang jaring besi yang biasa ada di lapangan softball, dekat bangku penonton yang dia tempati saat ini.

Daiki langsung memimpin pembagian tim karena jumlah laki ada 16 yang sudah termasuk Ken, namun karena Ken tidak ikut sehingga menjadi tidak seimbang.

"Aku akan menjadi wasit karena di kelas ini hanya aku yang ikut klub sepakbola, lapangan juga hanya setengah lapangan karena jumlah pemain dua tim cuma tujuh orang, akan sangat melelahkan bila memakai seluruh lapangan, bagaimana?"

"Oke, itu terdengar adil."

"Ya, sekarang kita bagi timnya dengan suit, kalah di bagian sana dan menang di bagian sini."

Mereka semua langsung melakukan suit ala Jepang yakni batu gunting kertas, bukan gajah, manusia, semut yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia saat suit.

Tim pun langsung terbagi menjadi dua dan Daiki berdiri di tengah lapangan yang hanya setengah saja dipakai.

Gawang yang ternyata ringan dan bisa dipindah-pindahkan dengan cara diangkat itu diletakkan di tengah lapangan tersebut.

Daiki bertindak selayaknya wasit sepakbola asli. Dengan memakai peluit hasil pinjaman dari Sakajima sensei dia langsung mengangkat tangan dan meniup peluit sebagai tanda dimulainya kick off.

Tim A yang merupakan tim pemenang suit mengambil kick off pertama. Masao berada di tim tersebut dan mendapatkan posisi sebagai pemain pertahanan.

'Semangat Yamada-san!'

Ken memberikan dukungan pada Masao karena diantara teman sekelasnya hanya Daiki dan Masao yang banyak berinteraksi dengannya hari ini. Dia tidak memberikan Daiki dukungan karena dia sedang bertugas menjadi wasit.

"Yamada, hentikan dia, jangan sampai lewat," orang yang menjadi kiper memberikan perintah pada Masao yang bertugas sebagai pertahanan tim.

Masao yang bukan tipe olahraga fisik bergerak dengan kikuk sehingga dia melakukan kesalahan yang sangat ceroboh, yakni kakinya tersandung kakinya sendiri.

Ken yang melihat itu hanya tertawa pelan melihat kecerobohan Masao. Meskipun begitu akibat jatuhnya yang dilakukan olehnya sendiri, gerakan lawan yang menggiring bola menjadi kacau dan ikut terjatuh akibat tersandung tubuh Masao dan bolanya berada tepat di perut Masao.

"Cepat tendang ke depan!" Kiper memberikan perintah pada Masao yang langsung bangun dan berusaha menendang bola tersebut ke salah satu timnya yang menjadi penyerang.

Namun karena tubuhnya yang jarang melakukan gerakan olahraga fisik membuat tubuhnya sangat kaku dan melakukan kecerobohan kedua kalinya, dia menendang angin alias tendangannya tidak mengenal bola.

"Astaga!" Kiper merasa frustasi dengan menepuk keningnya melihat apa yang dilakukan oleh Masao sedangkan Ken tertawa sedikit keras karena hal itu.

Bola itu berhasil direbut oleh tim lawan dan menggiringnya mendekati gawang tim A. Sang kiper tim A langsung bersiap-siap menghalau bola yang digiring penyerang tim B memasuki gawangnya.

"Rasakan ini tendangan elang mengambil mangsa!" Penyerang itu berteriak, menyebutkan nama tendangannya seperti dalam anime dengan wajah serius.

Sang kiper sudah bersiap dan maju untuk menutup celah shoot dari tim lawan tersebut yang sudah melepaskan shoot nya, melambung ke atas kiper yang tidak bisa menangkapnya dan terus ke atas melewati tiang atas gawang, home run!

Catatan Harian Kenshin HarunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang