☀️--------☀️
12 Juni 2020
Sejak pertama menginjakkan kaki di sekolah, semua mata tertuju pada Ilios. Pandangan memuja yang biasanya ia terima kini berubah menjadi tatapan sarat akan kebencian. Gumaman pujian yang selalu ia dapatkan kini menjadi decakan penuh dengan cemohan.
Cowok dengan seragam yang setengah keluar itu melangkah ringan, mengabaikan sejuta pandangan jijik yang dilayangkan padanya.
"Gila, gue gak nyangka Ilios sama Kania ngelakuin itu."
"Parah ya, padahal Kania juara umum paralel, bisa-bisanya hamil di luar nikah."
"Tebakan gue sih, Kania yang mohon-mohon ke Ilios. Gue denger kan Kania ngejar-ngejar Ilios tapi gak diterima."
"Iya juga ya. Lo tahu? Sebulan yang lalu kan Kania nembak Ilios, tapi kata anak-anak sih mereka gak pacaran. Jelas banget Ilios nolak Kania."
"Haduh, cinta bisa bikin orang gila ya. Kania rela nyerahin tubuhnya buat Ilios.
"Iya loh, padahal mukanya polos kaya gitu."
"Halah polos apanya, biasanya dia kan emang kecentilan. Lo lupa dia pernah nolak Arman? Sok kecakepan banget, taunya najisin."
"Kalo gue sih gak kaget, siapa sih yang gak mau ngedesah nyebut nama Ilios? Gak munafik, kalian juga bakalan mau kalo dipake sama Ilios?"
Suara pintu dibanting membuat bisik-bisikan itu terhenti. Linda memposisikan diri di depan cewek yang berbicara terkahir. "Lo tadi bilang apa, hah?"
"Kenapa? Gue salah?" Tantang si cewek itu lagi.
Linda berdecih. "Gue tahu ya Shel, dari dulu lo gak suka Kania, tapi emang lo tahu apa sih tentang dia?"
"Lin, sabar." Bono yang dari tadi diam berusaha menenangkan Linda.
Cewek bernama Shella berkacak pinggang sementara kerumunan semakin memadati koridor di depan kelas 10 IPA 1.
"Ck, mentang-mentang lo temenya, lo belain Kania gitu aja? Padahal jelas-jelas tuh cewek udah bikin nama sekolah kita tercoreng. Muka doang alim, ternyata busuk."
Linda mengangkat tangannya bersiap menampar pipi Shella namun ditahan oleh sebuah tangan kekar.
"Gue sama Kania ngelakuin ini bukan karena suka sama suka," ujar Ilios, tangannya yang menahan tangan Linda kini beralih ke sisi tubuhnya.
Suara kasak-kusuk kembali terdengar.
"Maksud lo apa?" Linda menoleh dan menatap Ilios penuh tanya. Sementara mata gadis itu berkaca-kaca.
Pertama mendengar kabar ini ia sama sekali tidak percaya.
"Gue yang maksa Kania."
Perkataan Ilios sontak membuat semua siswa berjengit kaget.
"Gue yang maksa Kania buat memenuhi nafsu gue." Cowok itu tersenyum miring menatap sekumpulan manusia berseragam di sekelilingnya.
"Kenapa kaget? Gue udah kasih tahu yang sebenarnya kan? Sekarang waktunya lo semua ngata-ngatain gue kayak yang kalian lakuin ke Kania tad---"
PLAK
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Ilios. Rasa panas dan terbakar seketika menjalar di pipi kirinya. Cowok itu menoleh ke arah Linda yang menatapnya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...