☀️--------☀️
15 Mei 2019
"Gila, gue bingung nih mau nembak Laras apa kaga ya?" Tanya seorang cowok teman satu kelas Ilios.
"Tembak aja bro, lo cemen banget dah. Abis ini beda sekolah baru tau rasa si laras diambil cowo lain," jawab salah satu teman Ilios yang lain.
"Sialan lo!"
Ilios menimpali teman-temannya dengan kekehan. Hari ini adalah malam terkahir ia menghabiskan waktu bersama teman-teman SMP-nya.
Pagi tadi mereka sudah melakukan wisuda, dan sekarang mereka mengadakan makan malam bersama wali kelas untuk merayakan perpisahan.
Ilios melirik ke arah meja yang berisi siswa perempuan. Mereka masih mengobrol asyik dan sesekali tertawa.
"Anak-anak, udah malem. Kalian harus pulang, jangan lupa minta jemput orang tua ya," perintah Pak Banu, wali kelas 9B.
Ilios segera berdiri dan melangkah ke meja seberang tempat Kania berada.
"Lo gak pulang, Ni?"
Cewek itu menoleh. "Pulang lah, masa gue mau tidur di sini."
"Ey, kalian berdua udah jadian nih ceritanya?" Ledek Sonia, salah satu teman sekelas Ilios dan Kania.
Kania hanya tersenyum singkat sementara Ilios menggeleng. "Kita cuma sahabatan kok."
"Yah, kejebak friendzone."
Beberapa menit kemudian, Kania dan Ilios sudah berdiri di pintu masuk Kafe. Kania menunggu jemputan sementara Ilios menunggu Kania sampai cewek itu dijemput.
"Itu! Ayah udah dateng," seru Kania. "Lo bareng gue aja sekalian, Yos."
Sebuah mobil tepat berhenti di depan mereka.
"Ayo," Kania kembali menawarkan tumpangan.
Ilios menatap Om Tommy yang berada di balik kemudi. "Mmm, gue masih mau belanja dulu Ni, lo duluan aja."
Kania memberengut, meski begitu cewek itu mengangguk dan masuk ke dalam mobil.
Ilios mengamati mobil Kania sampai berbelok di ujung jalan.
Sebenarnya Ilios tidak ada rencana untuk berbelanja. Itu cuma alibinya saja, sengaja tidak menerima tawaran Kania.
Ilios masih sadar tatapan Om Tommy mengisyaratkan jika pria paruh baya itu tak mau Ilios menumpang di mobil mahalnya.
Cowok itu mengendikkan bahu, merapatkan jaketnya lalu berjalan menyusuri trotoar.
Baru beberapa langkah Ilios mendengar seseorang meminta tolong.
"Toloong! Lepasin gue!"
Cowok itu menghentikan langkahnya dan mengedarkan mata untuk menemukan subjek suara itu.
Detik berikutnya ia menemukan seorang cewek tengah ditarik paksa oleh seorang cowok.
"Lepasin dia!" Teriak Ilios menghampiri mereka. Tangannya dengan sigap menahan si cowok yang ingin menampar cewek itu.
"Apa urusannya sama lo, hah?"
"Cuma cowok pengecut yang main kasar sama cewek."
Cewek itu segera melipir ke belakang punggung Ilios untuk berlindung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...