☀️--------☀️19 Agustus 2020
"Dasar cupu!"
Bono mundur beberapa langkah saat beberapa anak yang terdiri dari lima orang memojokkannya di tembok aula.
"K-kalian mau apa?" tanya Bono terbata. Sesekali cowok itu membenarkan letak kacamatanya.
David tekekeh, diikuti oleh Rafli dan Kevin. Sementara Shella dan Amara berdiri tak jauh dari sana mengamati dengan senyum miring.
"Gue lihat-lihat lo makin berani aja sama kita."
Aula yang sepi membuat suara David bergema.
"Gue udah peringatin berulang kali sama lo kalo lo---"
"Aku gak akan ngisi petisi itu," potong Bono dengan suara bergetar.
"Gak usah lama-lama kali Vid ..." Shella berjalan mendekat. Cewek itu menatap Bono sebal. "Langsung aja kasih dia pelajaran," jeda lagi. "Bono gak bakal dengerin kita kalo cuma diancam omongan aja."
David mengangkat ujung bibirnya.
"Gue pikir mudah buat ngancem bocah ingusan ini," ujar David. "Ternyata dia sama aja kayak Linda."
"Gue juga heran, setia banget si lo sama Ilios."
Bono menoleh takut pada David.
"Jelas-jelas dia udah bikin nama kelas bahkan nama sekolah kita jelek. Gue tuh cuma mau lo bersatu sama anak lain buat bikin Ilios keluar dari sekolah kita."
"Ilios g-gak s-salah."
"Bacot!"
David mengintruksikan pada Rafli dan Kevin untuk mengambil sesuatu yang sudah mereka siapkan sebelumnya.
Bono menggeleng berulang kali saat melihat Rafli fan Kevin datang dengan ember yang berisi air kotor.
"Siram sekarang," perintah David.
Bono segera menutup matanya. Bono tahu jika ia tidak akan bisa kabur.
Byur
Suara siraman air itu begitu nyata di telinga Bono. Namun, kenapa ia tidak merasa basah sama sekali?
Cowok itu segera membuka mata dan seketika terkejut saat melihat Ilios sudah berdiri di depannya dengan keadaan basah kuyup.
"Ilios ..."
☀️☀️☀️
Udara malam ini luar biasa dingin. Mendung yang melingkupi langit Jakarta sejak pagi akhirnya bukan sekadar menjadi penghias saja.
Rintik-rintik kecil air adalah bukti jika sebentar lagi hujan akan mengguyur manusia-manusia yang masih sibuk dengan urusan duniawi meskipun waktu sudah melewati pukul sepuluh malam.
Ilios harus segera berteduh, ia tidak boleh sakit lagi.
Cowok dengan kaos oblong tipis itu mengeratkan ransel di punggungnya. Saat cowok itu mulai ancang-ancamg untuk berlari, ia dikejutkan dengan mobil yang berhenti tepat di sisi kanannya.
"Masuk, Ilios."
Dari suaranya saja Ilios sudah tahu siapa wanita yang duduk di balik kemudi itu.
"Saya bisa pulang sendiri, Bu."
Alina berdecak. Wanita itu turun dari mobilnya lalu membuka pintu bagian kiri depan. "Ibu bilang masuk."
Ilios menatap Alina dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...