ILIOS - Duapuluhtiga

4.1K 373 24
                                    

☀️--------☀️

17 Oktober 2019

Tarik napas. Hembuskan. Tarik lagi. Hembuskan.

Linda mengamati dirinya sendiri di cermin kamar mandi. Sudah dua puluh kali ia merilekskan dirinya sendiri dengan menarik dan membuang napasnya secara teratur.

Cewek itu merapikan rambutnya yang sama sekali tidak berantakan. Ia hanya mencoba menjaga penampilannya sebelum melakukan hal besar hari ini.

Setelah meyakinkan diri, Linda berhasil memaksakan langkahnya untuk keluar dari kamar mandi. Cewek itu merogoh sakunya dan mengambil kotak merah muda yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari.

Dengan langkah berdebar, Linda melewati koridor kelas sepuluh yang sepi. Cewek itu mengamati beberapa siswa yang masih lalu lalang di sekolah meskipun jam pelajaran sudah berakhir beberapa menit yang lalu.

"Lin! Lo mau kemana?"

Cewek itu menghentikan langkahnya. Menoleh ke belakang dan menemukan Kania berdiri di ambang pintu ruang olimpiade bersama Elang.

Secepat cahaya merambat, cewek itu segera menyembunyikan kotak hadiahnya ke belakang tubuhnya. "Eh... Gue ada perlu bentar."

Kania dan Elang melangkah mendekat.

"Apa itu di belakang lo?" Tanya Kania penasaran. Lehernya menjulur berusaha mengintai.

"Hng... Bukan apa-apa kok. Ngomong-ngomong kalian belum mulai?"

"Guru pembimbingnya ijin gak masuk. Jadi kita belajar sendiri." Itu Elang yang menjawab.

Linda manggut-manggut. "Oh, yaudah... Gue duluan, ya."

Belum sempat Kania menjawab, Linda sudah melesat ke ujung koridor yang menghubungkan gedung ekstra dengan lapangan basket.

Linda menghembuskan napasnya sesaat. Ia merasa lega karena Kania tidak memergoki kotak hadiah itu. Cewek itu kembali merapikan rambutnya sambil menatap beberapa anak laki-laki yang sedang bermain basket di lapangan.

Cewek itu tersenyum saat target incarannya berlari kecil ke pinggir lapangan untuk mengambil air minum.

Linda meneguk ludahnya beberapa kali. Linda lo udah sejauh ini. Jangan mundur, Oke? Ini kesempatan lo sebelum Kania dan Ilios bener-bener jadian.

Akhirnya setelah perdebatan singkat di otaknya. Linda melangkah mendekat dan menghampiri cowok itu.

"Yos..."

Ilios yang sedang menutup botol air minumnya segera menoleh. "Eh, Lin... Tumben lo kesini?"

"Emmm... Hehe barusan tadi lewat."

Ilios menaikkan sebelah alisnya. "Lo kesini mau ngomong sesuatu?"

Linda membasahi bibirnya. Tangannya mencengkeram kotak itu di belakang tubuhnya. "Anu... Gue--"

"Yos! Ayo buruan..."

Cowok itu menoleh ke arah Dimas yang melambaikan tangan. Meminta untuk segera melanjutkan pertandingan.

"Gue skip dulu. Ada urusan!" Teriak Ilios yang mendapati gerutuan dari anak-anak yang bermain basket.

"Ada apa, Lin?"

Ilios memperhatikan Linda. Cewek itu sedikit berbeda hari ini. Sepenglihatannya Linda tidak pernah memakai olesan berwarna peach di bibirnya. Setahunya Linda tidak pernah menata rambutnya sefeminim itu, apalagi sampai memaki jepit.

ILIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang