☀️--------☀️
27 Desember 2020
Ilios mondar-mandir di lorong sepi. Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari saat cowok itu menatap ke arah ruangan yang tertutup. Di dalam sana ia bisa mendengar teriakan Kania yang memekakan telinga.
Linda yang duduk di kursi tunggu bangkit lalu mendekat ke arah Ilios. Cewek itu mengusap punggung Ilios pelan.
"Kania dan anak lo pasti selamat."
Ilios mengangguk tenang. Hingga suara tangisan bayi tiba-tiba terdengar membuat ketiga orang yang ada di lorong itu tersenyum lega.
"Om Tommy tetep gak bisa di hubungin," kata Bono. Tangannya sibuk memencet ponselnya sendiri.
Linda berdecih. "Biarin aja."
Sekitar lima menit kemudian, pintu kamar bersalin terbuka. Seorang bidan wanita keluar dari sana. "Siapa suami dan ayahnya?"
Ilios berjalan mendekat.
"Saya."
Bidan itu menatap Ilios lalu tersenyum tipis. "Selamat ya, putra anda lahir dengan sehat."
Ilios menghembuskan napasnya lega. Dengan diikuti Linda dan Bono, Ilios melangkah masuk dan menemukan Kania sedang berbaring dengan peluh yang membanjiri wajahnya. Cewek itu menatap langit-langit dengan tatapan kosong.
"Nia..." Linda berlari menghambur ke arah sahabatnya.
Kania bergeming.
"Kania," panggil Linda lagi. Namun, cewek itu tidak menghiraukan panggilan itu.
Linda menatap Ilios dengan alis yang bertautan lalu menggerakan bibirnya tanpa bersuara. "Kania kenapa?"
Akhirnya Ilios mengambil alih posisi Linda. Cowok itu mengusap lengan Kania pelan. Berusaha mengambil perhatian cewek itu.
Bukannya menjawab Ilios. Kania menoleh ke arah Linda dan Bono yang berdiri berjejer di sebelah kirinya.
"Bisa kalian keluar dulu? Gue pengen ngomong berdua sama Ilios."
"T-tapi Ni--"
Ucapan Linda terhenti karena Bono segera menyeret cewek itu untuk keluar.
Setelah kedua temannya pergi, Kania menatap Ilios datar. Meski begitu setitik air keluar dari matanya.
"Gue gak bisa yos," ujarnya pelan.
Sementara Linda yang ada di luar menempelkan telinganya di pintu.
"Ish, mereka mau ngomongin apa sih?"
"Jangan ikut campur, Lin," Bono memperingatkan."
Belum sempat Linda mendengar sesuatu. Pintu segera terbuka membuat Linda hampir saja terjungkal.
"Yos, lo mau kemana?" Tanya Linda saat Ilios keluar dari kamar. Cowok itu pergi dari sana tanpa sepatah kata pun.
"Kania!" Teriak Linda saat melihat Kania menangis histeris. Cewek itu segera menghampiri Kania dan menenangkan sahabatnya itu.
Bono berdiri kaku di ambang pintu. Banyak sekali pertanyaan yang memenuhi otaknya.
☀️☀️☀️
Hembusan angin malam kali ini terasa berbeda di kulit Ilios. Langit tampak gelap tanpa ada kerlipan bintang seolah menjadi pertanda jika malam ini akan turun hujan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...