ILIOS - Tigabelas

4.4K 395 17
                                    

☀️--------☀️

28 Februari 2020

"Aku gak mau nikah sama pria tua itu, Ayah!"

Suara Kania melengking ke penjuru kamarnya. Napas cewek itu memburu bersamaan dengan tangan yang terkepal erat.

Tommy menatap putrinya tajam. Pria paruh baya itu baru saja menyampaikan berita jika putrinya telah dilamar oleh salah satu pria terkaya di Jakarta. Namun, apa yang dilakukan putrinya? Dia justru membuang kesempatan yang bagus ini.

"Ayah sudah bilang berulang kali, kamu satu-satunya yang ayah punya Kania. Jadi, tolong bantu ayah kali ini saja!" Tommy menjelaskan dengan tegas. "Lagipula Pak Lukman tidak tua, dia masih berumur tiga puluh lima tahun."

Kania melemparkan tatapan sinis. "Kania tetap gak mau ayah, ayah tahu sendiri Kania masih sekolah dan," jeda beberapa saat. Cewek itu menghirup napas dalam-dalam sebelum meledak sekali lagi. "... dan Kania tahu, ayah ngelakuin ini karena pria tua itu menjanjikan uang ke ayah untuk membayar hutang kan?"

"Nah, kamu tahu alasannya," balas Tommy cepat. "Lagi pula kalian akan menikah setelah kamu lulus, jadi tidak masalah."

"Tidak masalah apanya?"

"Kania! Dengerin ayah! Jika kamu masih sayang sama ayah---"

"Kania memang sangat sayang sama ayah, tapi apa ayah sayang sama Kania?" tanya Kania balik. Air mata sudah membasahi pipinya. Mengisyaratkan betapa sakit perasaanya sekarang.

"Tentu saja, makanya ayah ingin kamu mendapatkan suami yang kaya, Pak Lukman orangnya juga sangat baik. Ayah yakin dia bisa membuatmu bahagia."

"Omong kosong! Jika dia memang baik, dia gak akan menikahi anak di bawah umur."

Tommy menggeram. "Dia hanya ingin punya istri yang muda dan belum tersentuh oleh siapapun. Apa itu salah?"

Kania menggelengkan kepalanya berulang kali. Percuma berdebat dengan ayahnya.

"Sampai kapanpun Kania gak mau menikah dengan tua bangka itu."

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Kania. Cewek berumur tujuh belas tahun itu tersungkur di lantai yang dingin.

"A-ayah..."

"Kamu harus turutin apa kemauan ayah. Harus Kania. Harus."

☀️☀️☀️

"Maaf, Pak, kami sudah bersabar dalam satu tahun ini." Suara Bapak-bapak dengan setelah jas lengkap tampak bangkit dan berkacak pinggang. Matanya menatap lurus ke arah Kepala Sekolah yang duduk tenang di depan aula. "Jadi, kapan anak itu bisa keluar dari sekolah ini?"

Beberapa guru tampak menenangkan para wali murid yang kebanyakan ikut protes. Berbeda dengan Setiawan, pria itu duduk dalam kebingungan.

Awalnya rapat wali murid berjalan tenang dan damai. Namun di tengah pembahasan mengenai kegiatan tryout yang akan dilaksanakan sebanyak tiga kali beserta rincian biayanya, tiba-tiba saja di tengah rapat ada salah satu wali murid yang membahas tentang Ilios.

"Bapak, ibu, mohon tenang, ya?" Pak Johan, Kepala Sekolah Graha Bakti, akhirnya membuka suara. "Kami dan para wali murid kan sudah membahas masalah ini di rapat satu tahun lalu, Ilios tetap bisa sekolah di sini, dengan syarat dia tidak melakukan pelanggaran berat lagi sampai lulus."

Ibu-ibu dengan penampilan modis seketika berdiri. "Awalnya memang begitu, Pak. Tapi saya mendapat pengaduan dari putri saya, katanya dia gak nyaman satu sekolahan dengan mantan pemerkosa."

ILIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang