☀️--------☀️
17 Januari 2022
Setelah membuka mata, wajah pertama yang Ilios lihat adalah seorang kakek tua dan seorang lelaki bertubuh tinggi.
"Shaka ... akhirnya kamu sadar?"
Ilios masih belum sepenuhnya fokus dengan suara tua yang bergetar itu. Jujur, seluruh tubuhnya terasa mati rasa. Rasanya sulit menggerakkan mulutnya.
Hingga beberapa jam kemudian, Ilios akhirnya mampu untuk sekedar duduk dan bersandar di tepi kasur.
"Jadi saya koma selama dua bulan?"
Aren mengangguk sementara kakek tua tadi masih menatap Ilios sendu. Ilios bingung. Di sini hanya ada mereka berdua. Di mana Aruna dan yang lain?
Aren berdehem canggung. "Kamu gak perlu khawatir, Arman udah diproses secara hukum."
Ilios mengangguk. Sepertinya banyak sekali yang ia lewatkan dalam dua bulan ini.
"Ini di mana? Dan Aruna?"
"Rumah sakit yang ada di Amerika, kami sengaja membawamu ke sini Shaka---"
"Shaka?" potong Ilios cepat. Tunggu ia baru ingat ketika pertama kali bangun, kakek ini memanggilnya seperti itu.
Aren tampak ingin mengatakan sesuatu, namun urung dilakukan membuat Ilios semakin bingung.
"Apa sebenarnya yang terjadi?"
Aren menarik napasnya dalam. Lelaki itu mulai menceritakan kenapa mereka memanggil Ilios dengan sebutan Shaka dan alasan kenapa mereka membawa Ilios ke Amerika.
Ilios masih bergeming di tempatnya, bahkan sejak Aren selesai menceritakan semuanya. Semuanya benar-benar tidak masuk akal.
Air mata akhirnya lolos dari mata Wira. Pria tua itu menghambur untuk memeluk cucunya.
"Shaka ... makasih udah kuat sampai sekarang. Maaf, karena kakek gak tahu kalo kamu masih hidup."
Mata Ilios juga mulai basah. Ia segera membalas pelukan pria tua yang ternyata adalah kakek kandungnya itu. Matanya menatap ke arah Aren yang tersenyum tipis ke arahnya.
07 Agustus 2022
"Kamu gak mau ngasih kabar ke Aruna?"
Ilios yang sibuk mempersiapkan berkas untuk ujian paket SMA menoleh ke sumber suara. Ia menemukan kakaknya berdiri menyandar di pintu kamarnya yang terbuka.
Ilios menggeleng. "Aku gak mau ganggu dia sekarang, lagipula Om Setiawan udah ngasih kabar gimana keadaan Aruna ke aku."
Aren melangkah mendekat lalu duduk di kasur. "Ck! Kakak jadi gak yakin kamu sama Aruna pacaran? Bagaimana bisa kamu setenang ini?"
Mendengar itu, Ilios terkekeh.
"Kalo kamu gak ngasih tahu Aruna, jangan salahin siapapun kalo dia lupain kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...