☀️--------☀️
13 Agustus 2019
"Ni, lo ada hubungan apa sama Ilios?" Bisik Elang.
Kania yang sedang menyelesaikan soal latihan olimpiade menoleh bingung pada cowok di depannya.
"Apa? Lo omong apa?" Tanyanya balik dengan suara nyaris tak terdengar.
Ruang ekstra olim memang selalu tenang. Separuh dari kelas ini memang di isi siswa ambis yang hanya datang untuk berlatih menghadapi kejuaraan olimpiade yang dilaksanakan entah oleh pemerintah ataupun perguruan negeri.
Elang menggeser duduknya mendekat. Cowok itu menumpu kepalanya dan fokus menatap Kania, membuat cewek itu meneguk ludahnya kelu. Kertas berisi puluhan soal matematika tak lagi menarik perhatiannya.
"Apa hubungan lo sama Ilios?"
Cewek itu berdehem. "Semua orang tahu kalo gue sama dia temenan. So, berhenti bertanya hal ini lagi. Lagian kenapa lo kepo banget sih?"
"Karna gue suka lo," balas Elang santai. Bibir cowok itu membentuk kurva.
Kania terkekeh. Lagi dan lagi. Elang sudah sering mengatakan itu padanya, jadi ia tidak merasa terkejut sama sekali.
"Udah jangan bercanda, lanjut kerjain lagi. Gak enak kalo dilihat anak yang lain," kata Kania. Berusaha mengalihkan pembicaraan ini.
Elang mencebik. "Gue serius sama omongan gue barusan," ujarnya pelan. Ia masih waras untuk tidak menarik perhatian anak lain yang juga fokus pada soal masing-masing.
"Gue tahu gue orang pertama yang ngungkapin perasaan ke elo, gue juga tahu Ilios gak pernah nganggep lo lebih dari sahabat. Jadi, gue bakal setia nunggu lo nerima perasaan gue, Ni.
Kania mengenggam ujung pensilnya erat. Perkataan Elang seratus persen tepat.
Cewek itu mendesah. Elang memang tak kalah sempurna dibanding Ilios, tapi ia tidak bisa membohongi hatinya kan? Sudah lebih dari sepuluh tahun isi hatinya tetap sama. Hanya Ilios yang ada di sana.
☀️☀️☀️
"Eh... Lo pada dapet info dari ortu gak?" Tanya Beby saat mereka berlima melangkah bersama menuju kantin.
Vivi menoleh ke belakang tanpa menghentikan langkahnya. Linda, Bono, dan Aruna ikut menatap Beby.
"Info yang mana?" Tanya Vivi bingung. Lalu menoleh ke arah ketiga temannya yang lain. Berusaha mencari jawaban.
Bono menggeleng bingung. Sementara Aruna dan Linda masih mencoba mencerna.
"Kata Bunda gue, kemarin pas rapat ada yang minta Ilios dikeluarin lagi," jawab Beby dengan suara rendah.
Linda tampak merapatkan bibirnya. Dia sudah tahu tentang hal itu. Mamanya juga memberi tahu perihal itu kemarin waktu ia pulang sekolah.
"Lah serius? Kemarin abang gue yang dateng. Jadi dia cuek-cuek aja trus gak bilang apa-apa sama gue," gerutu Vivi.
Sepertinya Bono juga tidak tahu, karena cowok itu tampak terkejut.
"Beneran, di sini yang keliatan udah tahu sih kalian berdua. Iya kan?" Tanya Beby lagi. Kali ini menatap Linda dan Aruna bergantian.
Aruna menyengir sementara Linda hanya berdehem pelan.
"Katanya sih sekolah bakal ngeluarin Ilios kalo dia gak masuk sepuluh besar tryout pertama nanti," lanjut Beby. Sekarang mereka sudah sampai di kantin. Suasana benar-benar ramai sampai-sampai suara Beby sedikit teredam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...