☀️--------☀️
09 Juni 2020
"Jadi kalian melakukan ini karena suka sama suka?"
"Tidak, Bu. Saya yang memaksa Kania."
"A-apa? Jadi gosip itu benar?"
Sebuah bunyi langkah kaki membuat empat orang yang duduk di ruang tamu itu segera menoleh ke ambang pintu.
Namun, mereka mengabaikan saat tidak menemukan apa-apa. Mungkin hanya kucing lewat atau semacamnya.
"Benar Bu, saya memang memaksa Kani--"
"A-pa yang diomongin Ilios itu salah semua, Bu," Kania memotong dengan cepat sebelum semuanya terlambat. "Kami melakukan ini karena suka sama suka."
"Ni..." Ilios menatap Kania tajam. Berusaha memperingatkan.
Alina mengamati ekspresi Kania dan Ilios bergantian. Berusaha menilik manakah dari kedua siswanya yang berbohong.
"Ibu mohon sama kalian berdua, katakan yang sejujurnya sama Ibu."
Kania menarik napasnya dalam. Ia tidak bisa membuat Ilios menanggung semuanya sendiri. Bayi yang ada di perutnya sekarang sepenuhnya adalah hasil kesalahannya. "Ilios sama sekali tidak memaksa saya. S-sebenarnya saya justru yang memaksa Ilios Bu."
"Katakan yang jelas Kania--"
"Bu! Jangan paksa Kania," potong Ilios cepat. Nadanya penuh dengan kecemasan. Cowok itu menatap Kania jengah. Mereka sudah sepakat sebelumnya untuk mengatakan sekenario ini pada Bu Alina dan Pak Arya. Tapi kenapa kali ini Kania malah mengatakan yang sebenarnya?
"Baik, saya akan jujur. Benar kata Kania, kami memang melakukan ini karena suka sama suka."
"Kalau begitu, alasan kalian melakukan ini apa? Kalian sudah cukup dewasa untuk tahu jika kesalahan ini bisa merusak masa depan kalian, kan?" Tanya Pak Arya yang sedari tadi diam.
Kania menunduk. Mulai terisak.
"Maaf, Pak. Kami tidak bisa mengendalikan diri waktu itu," jawab Ilios tenang.
Alina mengernyitkan sebelah alisnya. Entah kenapa Alina merasa ada yang disembunyikan oleh Ilios.
"Kalau kenyataannya seperti ini, nggak ada pilihan lain. Bapak tidak bisa membela kalian jika sekolah mengeluarkan kalian berdua," lanjut Arya. Nadanya sangat rendah penuh dengan kekecewaan. Kania adalah salah satu murid berprestasi di sekolah mereka. Sementara Ilios adalah anggota inti tim basket Graha Bakti. Apalagi sebentar lagi Ilios akan menghadapi pertandingan penting.
"Saya akan menerima semua konsekuensinya, Pak," jawab Ilios.
Kania bangkit dari duduknya. Mengusap air matanya kasar. Cewek itu melenggang masuk tanpa mengatakan sepatah katapun.
Suasana kembali hening.
"Ibu sama bapak bener-bener kecewa sama kalian," ujar Alina akhirnya.
Alina dan Arya memutuskan untuk pergi dari sana.
"Bu, tolong biarkan saja gosip yang beredar saat ini," kata Ilios menghentikan langkah kedua guru itu.
Alina mengernyit. Begitupun Arya. Keduanya menunggu Ilios untuk melanjutkan perkataanya.
"Biarkan mereka semua mengira kalo saya yang memaksa Kania. Jangan kasih tahu mereka jika kita melakukan ini karena suka sama suka. Saya mohon... Jika mereka tahu yang sebenarnya, mereka akan ikut menghina Kania."
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...