☀️--------☀️
20 November 2021
Ilios membuka seluruh lemari dengan tergesa. Matanya yang sayu karena tak tidur sejak semalam mencoba untuk fokus menemukan benda yang ia cari.
Semalaman ia sama sekali tak bisa tidur karena pikirannya terus berkelana. Ia memikirkan Aruna serta perkataan cewek yang kemarin resmi menjadi pacarnya itu. Apalagi sejak semalam, Aruna sama sekali tidak bisa dihubungi.
Apa Aruna mendapat masalah? Apa ayah Aruna memarahinya?
Ilios mendesah lalu kembali fokus mencari sebuah surat di lemari itu. Surat yang akan menyelematkannya.
Setelah hampir setengah jam mencari, surat yang sudah kusut itu berada di antara buku-buku bekas. Setelah menemukan apa yang ia cari, Ilios segera pergi. Namun, di saat ia sudah hampir mencapai pintu, niatnya terhenti.
Tunggu. Akan sangat beresiko jika membawa surat itu. Ilios segera mengeluarkan ponsel dan memfotonya. Tak lupa Ilios segera menyimpan kembali surat itu.
"Semoga dengan ini, masalahnya akan selesai," ucap Ilios yakin.
Sebelum itu Ilios akan mampir ke panti asuhan. Entah kenapa siang ini Ilios merasa ia harus menemui Zale, terlepas ia memang sangat merindukan bayi itu.
☀️☀️☀️
Suasana koridor ruang operasi begitu sunyi dan menegangkan. Aruna duduk dan menatap nanar tangannya yang penuh dengan darah. Ia masih tidak percaya jika darah itu milik cowok yang baru satu hari menjadi pacarnya.
Air mata kembali mengalir dari mata cewek itu. Aruna tak mengerti, kenapa semua ini bisa terjadi pada Ilios?
Usapan Aren tak juga membuat Aruna tenang. Sudah hampir enam jam tapi pintu operasi belum juga terbuka.
Bono dan Linda duduk berdampingan di kursi yang bersebrangan. Linda tampak menautkan kedua tangannya. Entah apa yang dipikirkan cewek itu.
Bella tampak lebih tegar. Cewek itu bertelepon sambil mengomel tak jauh dari sana bersama salah satu temannya.
"Gue gak peduli! Gila aja! Mana mungkin Ilios bunuh diri! Lo cepetan take down semua video yang tersebar itu," teriak Bella lalu segera menutup ponselnya. Cewek itu menggeram marah entah pada siapa.
Linda melirik Bella sekilas. "Jangan teriak di rumah sakit."
Bella menatap Linda ganas. "Lo lihat sendiri di internet. Gimana video Ilios yang penuh dengan darah disebar luasin sama anak-anak Graha pake embel-embel bunuh diri."
Linda meremas tangannya. "Tetep aja, harusnya lo keluar dulu dari sini kalo mau telepon apalagi pakek teriak-teriak kayak tadi."
Bella melipat tangannya di dada. "Kenapa lo di sini? Bukannya lo benci sama Ilios?" Tanyanya sarkastik.
Mendengar itu, seketika Linda merapatkan bibirnya. Membuat Bella tersenyum miring.
"Udah ... Jangan berantem," peringat Bono membuat keduanya memilih memutus perdebatan.
Suasana kembali hening. Hingga suara derap langkah mendekat membuat keenam orang di ruangan itu segera menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILIOS
Teen FictionDari kecil sampai umurnya menginjak tujuh belas tahun, Aruna sudah lebih dari sepuluh kali pindah sekolah. Alasannya hanya satu, ayahnya seorang perwira polisi, dan ia harus mengekori kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Saat Aruna terpaksa pindah s...