36

5.1K 743 52
                                    

"Lo gak ke kantin Su?"

Kepalaku mendongak dan melihat Roni yang berdiri didepan pintu kelasku "makan yok, lo nanti bisa kurus anjing, Dicky sama Yoni udah di kantin mesenin lo soto"

Aku menghela nafas pelan dan Roni berjalan kearahku, menutup buku fisikaku dan dengan paksa menarikku agar aku keluar "ayo Su, gue gak mau lo kurus kering anjir"

"Males gue Ron"

"Pacar lo tuh lagi makan sama Sangga di kantin, lo gak cemburu hah? Bisa-bisa pacar lo malah serong ke Sangga"

Sangga? Bukannya tadi dia bilang mau ke perpustakaan sama Vero dan Berna?

"Boong lo, lo bilang gitu supaya gue ke kantin kan?"

Roni menghela nafas kasar "ngapain gue bohong sama lo Su? Gak guna banget"

"Lagian lo sadar gak sih, semenjak lo pacaran sama Kaitlyn, lo berubah banget Su, jadi rajin belajar, jarang nongkrong sama kita-kita, gak pernah mau kita ajak bolos bahkan lo sekarang gak pernah ngerokok, gini ya Su.... bukannya gue ngelarang lo berubah, tapi jadilah diri lo sendiri, jangan berubah karena orang lain, seharusnya orang itu mau menerima kita apa adanya, bukan menuntut Su, dah ah males gue sama lo, kalau lo gak mau makan terserah lah, gue udah gak peduli sama lo",ucap Roni panjang lebar dan pergi meninggalkanku

Aku menghela nafas pelan dan duduk di kursi balkon kelasku, pandangan ku beralih kearah bawah, kulihat punggung Roni yang mulai menjauh menuju kantin

Apa aku memang sudah berubah? Apa aku bukan seperti diriku sendiri? Tapi Roni ada benarnya juga, kenapa aku tidak menjadi diriku sendiri? Toh sukses gak harus kuliah di Harvard kan?

"Mikirin apa?"

Kepalaku menoleh dan melihat bu Kyra ikut duduk disamping ku, dia dengan santainya menyilangkan kakinya sambil meletakan laptopnya di atas kursi

Bu Kyra menatapku lekat dan tersenyum manis "kamu mikirin apa hum?"

Sejak kapan bu Kyra sekalem ini? Biasanya dia agresif banget, tumben.... Eh kenapa aku malah mikirin bu Kyra yang mendadak kalem sih?

"Biar aku tebak, kamu lagi mikirin gimana caranya masuk Harvard kan?"

Kok bu Kyra bisa tau aku ingin masuk Harvard? Ahhh aku lupa kalau bu Kyra itu istrinya om Odwin, mungkin bu Kyra berubah menjadi kalem karena takut dengan om Odwin makanya dia gak agresif lagi, tapi aku kok sedih ya kalau dia gak seagresif dulu?

"Tapi Atsuko...apa kamu yakin kalau Kaitlyn lebih memilih kamu daripada keluarganya sendiri? Secara dia masih sekolah, belum bekerja bahkan dia juga belum menghasilkan uang sendiri, jadi apa kamu yakin dengan ucapan Kaitlyn?"

Benar....apa aku yakin dengan ucapan Kaitlyn?

Bu Kyra memegang kedua bahuku lalu menarik nafasnya dalam-dalam "dengar Atsuko...saya bilang seperti ini karena sejujurnya saya kasihan denganmu, kalaupun kamu berhasil masuk ke Harvard, apa kamu yakin orangtua Kaitlyn tidak mengajukan persyaratan lagi untuk merestui hubungan kalian? Dan apa kamu yakin Kaitlyn akan memilih kamu saat Kaitlyn di ajukan pertanyaan mendadak untuk memilih antara kamu atau orangtuanya? Aku berkata seperti ini bukan untuk menghasutmu atau menjauhkanmu dari Kaitlyn, aku emang punya perasaan padamu tapi aku juga gak mau bermain curang, aku berkata seperti ini karena aku gak tega lihat kamu kurus kering begini, kamu hanya fokus belajar dan belajar sampai kamu tidak sadar dengan keadaan di sekeliling kamu"

"Jangan karena pacar lalu kamu jauh dari teman-teman kamu, ingat At....cinta yang tulus tidak akan pernah melarang ini itu karena jika saling mencintai maka akan saling percaya satu sama lain"

"Pikirkan baik-baik At, masih ada orang yang selalu setia sama kamu, berjuang untukmu , menemani kamu saat kamu susah, dan selalu ada disamping kamu, jangan terlalu larut dengan orang yang tidak pasti At, kasihan hati kamu yang terus menerus tersayat dengan perlahan, aku harap kamu segera sadar, aku mau masuk dulu karena aku tau kalau kamu tidak ingin aku lama-lama disamping kamu ,kamu takut Kaitlyn cemburu padaku bukan? Aku masuk dulu, selamat berjuang"

Aku hanya terdiam saat bu Kyra berdiri lalu mengusap pipiku dengan lembut sebelum dia masuk kedalam kelas

Kenapa bu Kyra bisa berkata seperti itu? Tapi aku harus menanyakan kepastian hubungan ini dengan Kaitlyn

******

"Dah sampai"

Aku menoleh kearah Kaitlyn yang sedang tersenyum manis kearahku dan aku memilih melepaskan seatbealtku "terimakasih, kamu hati-hati dijalan"

Kurasakan sentuhan lembut di lenganku saat aku hendak turun dari mobil Kaitlyn "kamu kenapa hum? Ada masalah?"

Aku menggeleng pelan "enggak kok, aku cuma capek aja"

"Kamu yakin? Tapi aku ngerasa kamu ada masalah deh, coba cerita ke aku"

Aku tersenyum tipis "bukan masalah yang penting, jadi lupakan saja"

"Atsuko, do not be like that"

"Apa aku boleh bertanya satu hal?"

Dahi Kaitlyn mengernyit lalu mengangguk "apa itu?"

Ku tatap kedua matanya dengan lekat "apa kamu yakin akan memilihku daripada orangtuamu?"

"Kenapa kamu menanyakan itu?"

Aku menghela nafas pelan "kenapa kamu tidak langsung menjawab nya Kai?"

"Itu karena sejujurnya aku gak bisa memilih salah satu dari kalian jika kamu tanyakan itu, keluargaku sangat penting buatku dan kamu pun sama, kamu sangat penting buatku At, jadi aku mohon jangan tanyakan itu"

"Kita berjuang bersama ya At, aku harap kamu mengerti dengan kondisiku",pinta Kaitlyn lalu tersenyum manis

Lalu kenapa dulu dia terang-terangan akan memilihku? Bahkan dia rela di coret dari kartu keluarga jika memilihku, tapi kenapa sekarang pemikiran nya berubah?

Ah ....aku jadi paham kenapa Kaitlyn tidak bisa mengusir Sangga secara terang-terangan karena Kaitlyn juga tidak bisa konsisten dengan pilihannya, berarti kalaupun aku lulus di Harvard bukan berarti aku juga direstui kan? Kaitlyn aja bisa plin-plan apalagi orangtuanya? Bukankah buah tidak jatuh jauh dari pohonnya?

Aku tersenyum kecut "aku mengerti dan aku juga tidak ingin menjadi egois, so.... lakukan saja apa yang kamu mau Kai, aku mengerti kok"

Kurasakan rongga di dadaku semakin sesak, stok oksigen di paru-paru ku sudah menipis

"Aku masuk dulu, terimakasih"

Aku segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumahku, mengunci pintu rapat-rapat lalu segera berlari menuju kamarku

Kuusap air mataku dengan kasar dan ....

Brakkkk

Aku duduk dibalik pintu dan duduk bersandar di pintu kamarku, ku tangkup wajahku saat air mataku tidak mau berhenti mengalir

Kenapa? Kenapa disaat aku bisa sesayang ini tapi aku harus menerima kenyataan? Kenyataan bahwa hubungan kami tidak jelas, kenyataan bahwa aku belum pasti bisa memilikinya, kenyataan bahwa dia tidak bisa konsisten dengan ucapannya dan kenyataan bahwa aku harus siap diri saat dia hendak mengakhiri hubungan tidak memiliki masa depan ini

Kenapa? Kenapa bisa sesakit ini Tuhan? Apa cinta sejenis itu akan selalu berakhir tragis? Apa akan selalu ditinggal menikah oleh orang yang di cinta? Apa akan selalu putus? Apa akan berakhir sedih? Atau.....akan berakhir dengan bunuh diri?

Sakit Kai.....ini sakit

Kupukul dadaku dengan kuat saat sesak terus melanda "hiksss sakit pa, ma.....ini sangat sakit, sakit sekali hikss"

Jadi untuk apa aku berjuang sendirian seperti ini? Untuk apa aku setia jika tidak ada kepastian untuk hubunganku dengan Kaitlyn?

TUHAN..... UNTUK APA AKU SETIA?

Voted?
Komen?

Chigau (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang