Selamat membaca...🙂
-- Doa dan dukungan dari orang-orang sekitar lah obat terbaik untuk hati yang sedang rapuh. --
Ini mimpi?Ah kenapa mimpi ini begitu nyata?
Zahira menggosok matanya beberapa kali. Berharap bisa segera terbangun dari mimpinya.
Ia benci mimpi ini. Cewek itu memejamkan matanya sejenak. Kemudian, kembali membuka mata untuk melihat ke depan. Namun, pemandangan di depannya tidak berubah sedikit pun.
Mimpi macam apa ini?
“Kakak kenapa berdiri di situ terus? Ayo duduk sini. Sarapan dulu. Mama udah masakin nasi goreng nih.”
Zahira terkesiap. Jadi ini semua yang ia lihat bukan mimpi?
Makanan dan minuman yang tersusun rapi di atas meja makan. Bunyi air mendidih di atas kompor. Serta mama yang sedang mencuci wadah kotor di dekat wastafel. Semuanya nyata.
Zahira tak tahu lagi harus berkata apa. Air matanya meluncur bebas. Sedangkan, bibirnya mencoba menyunggingkan sebuah senyuman.
Mama menghentikan pekerjaannya sejenak. Lalu, berjalan mendekati Zahira. Memeluk erat tubuh putri sulungnya.
Kedua wanita itu menangis bersama. Meluapkan kesedihan yang selama ini dipendam sendiri-sendiri.
Tak berapa lama, Bagas juga muncul di sana. Masih dengan piyama kotak-kotaknya. Wajah anak lelaki itu terlihat sedikit kurus. Melihat hal itu, mama dan Zahira semakin larut dalam kesedihan.
“Ayo kita sarapan dulu,” akhirnya mama melepaskan pelukannya.
Wanita itu merangkul kedua anaknya menuju meja makan. Mengajak dua buah hatinya untuk sarapan bersama. Ajakan mama tentu saja dijawab dengan anggukan oleh Zahira dan Bagas.
Pagi itu suasana rumah mereka tak lagi sunyi. Semuanya terasa kembali hidup.
“Hari sabtu gini Kakak nggak ke sekolah kan? Nanti siang bantuin Mama bikin kue ya?”
Zahira mengangguk.
“Iya, Ma.”
Kebersamaan mereka di meja makan berlangsung sangat lama. Seolah ingin membayar yang sempat hilang di hari-hari sebelumnya.
Jika Zahira tidak ke sekolah karena memang libur. Sementara, Bagas tidak ke sekolah karena masih dalam masa izin sakit.
Kata mama biar lah Bagas beristirahat dulu di rumah. Supaya bisa lebih kuat menghadapi hari-hari berikutnya yang mungkin akan terasa berat.
*****
Menjelang sore Zahira yang baru terbangun dari tidur seketika melonjak kaget. Hidungnya mencium aroma wangi dari arah dapur. Dengan buru-buru, ia pun keluar dari kamarnya.
“Mama kenapa nggak bangunin, Rara? Katanya tadi mau dibantuin?” protes Zahira setibanya di dapur.
Mendengar protes dari Zahira, mama tersenyum.
“Nggak apa-apa. Lain kali kan masih bisa.”
Zahira hanya bisa mengangguk pasrah. Padahal tadi pagi ia sudah antusias sekali ketika mendengar ajakan mama. Tapi, gara-gara ia tidur siang kebablasan, semua rencananya malah berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kelopak Lantana (Selesai)
General FictionTentang Zahira yang harus merasakan luka berkali-kali di dalam hidupnya. Dibenci, dijauhi, dan dicemooh oleh banyak orang disekitarnya. Bahkan, oleh orang yang mengisi hatinya. Mampukah Zahira kembali tersenyum bahagia? Karena ketika luka itu belum...