Handphone Suryeon berdering membangunkan tidur lelapnya setelah menyelesaikan operasi yang cukup rumit.
"Hallo , eomma, aku sangat merindukanmu. Kapan eomma akan datang mengunjungiku?"
"Eomma juga merindukanmu sayang, apakah kamu sibuk sekarang?"
"Tidak eomma , ada apa?"
"Ada hal penting yang ingin eomma sampaikan padamu, tetapi akan lebih baik jika kita bertemu langsung"
Suryeon agak cemas mendengar perkataan ibunya itu, hal penting apa yang ibunya akan sampaikan.
"Bertemu ,eomma?"
"Iya sayang , kamu ambilah cuti beberapa minggu dan pulang ke Korea."
"Ha?, pulang ke Korea? ada hal mendesak apa eomma sampai memintaku untuk pulang ke Korea?"
"Kamu pulanglah dulu nak, eomma akan menjelaskannya padamu nanti dirumah" kata ibu Suryeon dengan nada yang agak cemas
"Aku belum bisa cuti eomma, pasienku begitu banyak, tapi aku akan berusaha pulang secepatnya"
"Baiklah , kabari eomma secepatnya"
Suryeon yang duduk termenung memikirkan hal mendesak apa yang ingin disampaikan oleh ibunya itu.
======
"Bagaimana yeobo? Kapan Suryeon akan kembali?" tanya ayah Suryeon setelah istrinya menutup telepon.
"Dia berkata akan cuti secepatnya, apakah harus seburu-buru itu?"
"Kita harus menyelesaikannya dengan cepat, jika tidak kita akan dalam bahaya"
=======
Dante sedang serius dengan komputernya sampai dia tidak sadar ibunya sudah duduk didepan meja kerjanya.
"Astaga eomma mengagetkanku saja, untung jantungku kuat kalau tidak putuslah sudah keturunan keluarga Joo kita" kata Dante dengan mata sinis menatap ibunya
"Tenang, eomma dan appa mu masih kuat untuk menciptakan penerus keluarga Joo jika ada apa apa denganmu" canda ibu Dante sambil tertawa terbahak bahak
"Ada apa eomma kemari?"
"Kamu lupa membawa bekalmu, kenapa kamu selalu lupa, umurmu bahkan belum 40, tapi sifat pelupamu sungguh tidak tertolong"
"Aku tadi terburu-buru berangkat, takut jika akan diserang bom"
"Perlu eomma serang sekarang?" ledek ibu Dante
"Tidak perlu eomma, terima kasih sudah membawakanku bekal"
"Perlu eomma temani kamu makan?"
"Tidak perlu, sudah biasa makan siang sendiri"
"Ckckckc, sungguh kasihan dirimu, makanya cepat cari pasangan"
Dante mengambil hp nya dan berpura-pura sedang menelpon seseorang. Ibunya yang tau trik ini hanya menghela nafas melihat putranya.
"Ya sudah, habiskan makan siangmu, eomma pulang dulu"
======
Di sebuah pusat perbelanjaan
"Omo, Ny. Lee (nenek Suryeon), apa kabar?"
"Ny. Joo (nenek Dante), apa benar anda Ny. Joo?" wanita paruh baya itu sedikit terkejut
"Iya ini aku Ny. Joo, bagaimana kamu bisa lupa denganku, ya meski sudah 25 tahun terakhir sejak kita bertemu"
"Omo, omo Ny. Joo, sudah lama tidak berjumpa denganmu, kabarku baik, bagaimana denganmu?"
"Kabarku juga baik, aku tidak menyangka bisa bertemu dengamu di Korea, aku kira kamu sekeluarga masih tinggal di Amerika"
"Tidak, kami pulang ke Korea setelah Suryeon mulai bekerja disana"
"Suryeon? cucu perempuanmu satu-satunya itu?Dia sudah bekerja?"
"Iya, tentu saja, dia sudah 26 tahun dan menjadi dokter sekarang"
"Wua, waktu berjalan dengan sangat cepat, cucu-cucu kita sudah dewasa sekarang"
"Dante bagaimana kabarnya? Pasti dia tumbuh dengan tampan seperti kakeknya dulu"
"Dante masih begitu-begitu saja tidak terlalu terlihat tampan jika dibanding kakeknya dulu, hahaha"
"Kapan-kapan mari kita makan malam bersama, sudah lama kita tidak berkumpul"
"Boleh , boleh, kamu yang atur nanti, aku sekarang harus buru-buru pulang, masih ada urusan, hubungi aku ya " sambil memberikan no hp barunya
"Oke, sampai jumpa"
=====
Suryeon dengan melakukan tugasnya untuk mengunjungi pasien-pasiennya, namun langkahnya terhenti disebuah kamar ketika tidak sengaja mendengar percakapan seorang anak perempuan dengan ayahnya yang sedang sakit.
"Appa, aku baik-baik saja, aku yakin appa juga akan sembuh" kata gadis remaja itu pada ayahnya
"Tapi appa tidak tega melihatmu masuk keruang operasi dan pisau bedah itu mengenai tubuhmu"
"Appa, aku tidak apa-apa jika tubuhku harus berada dimeja operasi berkali-kali jika bisa menyembuhkanmu"
"Terima kasih nak"
Suryeon yang mendengar percakapan itu terdiam dengan mata yang berkaca-kaca. Kemudian karena penasaran Suryeon menanyakan apa yang terjadi dengan ayah anak itu. Ternyata kata perawat ayah anak itu harus menjalani tranplantasi hati dan anak perempuannya yang akan menjadi pendonornya. Suryeon sangat tersentuh kemudian berkata dalam hatinya, jika ayahnya membutuhkan bantuanya, dia akan pasti membantu apa pun itu"
=====
Jam menunjukan pukul 7 malam, Dante pun segera pulang dari kantornya. Mengendarai mobil sportnya dia tidak langsung pulang kerumah, melainkan mampir ke sebuah cafe kecil dipinggiran kota. Setelah sampai dia segera berlari kearah perempuan yang sedari tadi duduk menunggunya.
"Apa aku membuatmu menunggu lama?"
"Tidak oppa, aku juga baru sampai, apa oppa lelah?"
"Lelahku terobati begitu melihatmu, Sera ya"
"Perempuan itu tersipu malu, kemudian memberikan menu untuk Dante pilih"
Setelah menyelesaikan makan malam mereka pun saling berpamitan, Dante yang ingin mengantar Sera pulang tapi ditolak oleh Sera dengan alasan rumah Sera cukup jauh dan akan membuat Dante terlalu lelah nantinya, akhirnya mereka berpisah didepan cafe itu.
=====TBC=====
KAMU SEDANG MEMBACA
ARRANGED MARRIAGE
Romance" Aku tak mencintaimu tapi aku juga tidak membencimu, perasaanku padamu sama seperti ketika aku melihat orang yang berlalu lalang dijalan, kamu adalah orang asing bagiku " - Suryeon "Aku memang bersalah, namun anak itu tak bersalah" - Dante Ceritany...