22. Trauma

57 7 0
                                    



"Memaafkan Diri Sendiri Itu Penting"

William menahan tangan Naomi yang hendak pergi menaikki motor ojek online nya. Ia membawa Naomi ke taman sekolah dan duduk sebentar. Cuaca tidak terlalu panas di sore ini, jadi mereka tidak harus berteduh.

Keadaan hening beberapa waktu hinggal William menggengam tangan Naomi. Wajah cewek itu masih pucat, bahkan mata nya seperti sehabis menangis. William merasa bersama atas kesalahan nya semalam.

"Maaf untuk semalam, aku hanya terbawa emosi dan nggak sengaja jadi cuek ke kamu" ujar nya.

"Aku yang harus nya minta maaf karena menanyakan hal pribadi kamu" jawab Naomi dan mengeratkan genggaman tangan nya. William mengusap lembut surai Naomi dan tersenyum pada nya.

"Aku sama Adi udah gak bersahabat" ujar Naomi.

"Kenapa?"

Naomi menceritakan semua nya pada William. Ia tidak tahan bahkan hanya saat menceritakan nya, kesedihan dan kekecewaan nya menjadi satu di dalam diri nya. William yang mengerti menyedikan pundak nya untuk bersandar.

"Bodoh ya aku, anggap dia sahabat selama 10 tahun tapi ternyata dia nggak pernah anggap aku sebalik nya" ucap nya dengan tawa menyedihkan.

"Alvin Adi pasti punya alasan kenapa nggak mau anggap kamu sebagai sahabat nya. Nggak papa okey, semua nya hanya perlu waktu untuk sembuh" ujar William sembari menghapus air mata Naomi.

"Aku nggak tau kesalahan aku apa ke dia sampai..." Naomi menggantungkan ucapan nya, membiarkan air mata nya jatuh kembali mengingat perkataan Adi kemarin.

"Sampai?" tanya William yang sangat penasaran.

"Dia bilang aku kekurangan perhatian dari keluarga dan cara ku salah mencari kebahagian di luar" jawab nya.

William mengepal kedua tangan nya mendengar jawaban itu. Orang yang ia kira tidak akan menyakiti Naomi, ternyata orang yang paling membuat luka pada pujaan hati nya. Sekuat mungkin ia meruntuhkan ego nya untuk langsung menghampiri Adi, pujaan hati nya lebih membutuhkan tempat sandaran.

"Masih banyak orang yang mau jadi sahabat kamu, Nao, jangan sedih lagi ya?" ucap nya sembari memeluk Naomi.

"Aku mau pulang" pinta Naomi. William menggandeng tangan Naomi dan menghantar nya pulang.

•••

Salsa dan Shafiqa sudah menunggu Naomi di rumah nya sejak tadi. Tapi anak itu baru pulang dengan mata sembab bersama William. Dengan penuh tenaga, Salsa memukul teman nya itu karena mengira sudah menyakiti Naomi.

"Brengsek!" umpat nya dan memukuli William.

"Sal! Bukan gua yang buat Naomi nangis, bukan gua" ucap William yang berlindung di balik tangan nya karena pukulan Salsa.

"Bohong! Lo tuh ya, nggak pernah berubah! Sakitin Naomi terus kerjaan nya!" cibir Salsa dan kembali memukul William.

"Salsa, Willi nggak buat gua nangis, dia yang nenangin gua tadi" ucap Naomi membuat Salsa menghentikkan pukulan nya. William merapihkan seragam nya yang sedikit lecak karena pukulan Salsa.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang