35. Berbeda

37 5 0
                                    


Bel sekolah berbunyi, seluruh murid bergegas keluar sekolah dan pulang atau pergi bersama teman-teman mereka. Sama hal nya dengan Vegastar yang berniat untuk rapat tentang ponsel William di tangan Alveros, anak itu juga tidak kelihatan selama dua hari ini, begitu juga Afrih.

"Ke markas dulu ya" ucap Faqih dan menyalakan motor nya.

Alghifari menghentikan motor nya di depan Victoria dan memberikan helm nya. "Sama gua" ucap nya.

Victoria tidak menolak, ia lantas naik ke motor Alghifari dan menggenggam erat jaket Alghifari agar tidak terjatuh. "Peluk aja kenapa sih?" ujar Alghifari dan meletakkan tangan Victoria ke pinggang nya.

"Lo pada jalan duluan, gua di belakang aja" ucap Alghifari dan motor-motor anak Vegastar pun berjalan lebih dari motor nya.

Alghifari mengikuti mereka dari belakang, namun ia tidak berniat untuk mengikuti mereka ke markas Vegastar, melainkan untuk pergi ke suatu tempat makan bersama Victoria.

"Eh, eh! Kamu mau bawa aku kemana?" tegur Victoria saat motor Alghifari berbelok, berbeda arus dengan teman-teman nya yang lurus.

Mereka menghentikan motor dan melihat Alghifari yang mengacungkan jempol. "Hah... Pasti mau modus" ucap Haikal.

"Victoria terlalu polos gak sih makanya mau sama bocah kayak Al?" tanya Shafiqa.

"Udah ayo, keburu sore banget nanti" sahut William dan mereka kembali mengendarai motor ke markas.

Sesampai nya di markas, mereka duduk di tempat biasa dan tidak lupa menyapa Seno yang sudah berada di markas sejak tadi. Maklum, Ketua Osis di izinkan pulang lebih cepat dengan alasan sakit padahal mau renovasi markas. Nggak banyak sih, hanya memindahkan dan mengecat ulang benda-benda yang sudah rapuh.

"Mana ketua nya?" tanya Seno dan menhampiri mereka semua.

"Biasa, lagi bucin" jawab Hanif dan meminum minuman.

"Lho, kan Victoria non muslim" sahut Seno.

"BYUR!!! HA?!" kejut Hanif yang menyembur minuman nya pada wajah tampan Haikal.

"Nif! Tanggung jawab lo!" tegur Jovan yang membantu memberikan tissue pada Haikal.

"Ya ampun, maaf in temen gua ya, dia jail banget emang" ucap Shafiqa dan membantu mengusap tissue ke wajah basah Haikal.

Haikal menggenggam tangan itu dan menatap nya. Detak jantung nya begitu kencang karena bertatapan dengan jarak sangat dekat dengan Shafiqa, cewek pertama yang mambuat nya percaya pada jatuh cinta pandangan pertama. "Lo cantik, Fiq" ucap nya.

Shafiqa bisa mersasakan ribuan kupu-kupu di perut nya. Ini kali pertama ia merasa nyama dekat dengan orang yang baru ia kenal beberapa waktu. "Thanks" ucap nya dan kembali fokus pada perbahasaan mereka.

•••

Alghifari menghentikan motor nya di salah satu tempat makan. Dari awal memang sudah berniat mengajak Victoria makan di petang ini, terlihat semakin indah jika bersama pujaan hati.

"Lo yakin makan bakso doang? Kenyang apa?" tanya Alghifari sembari memberikan bakso pesanan Victoria.

"Aku gak pernah makan dalam porsi banyak, suka sakit perut karena kekenyangan" jawab Victoria dan mulai memakan bakso nya.

Alghifari melihat rambut panjang Victoria yang mengganggu kegiatan makan cewek itu segera mengambil ikat rambut yang biasa ia bawa karena terkadang rambut gondrong nya juga menghalangi pemandangan. Dengan perlahan, ia mengikat rambut panjang Victoria ke belakang sehingga cewek itu bisa makan dengan nyaman.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang