38. Berakhir Tentang Adi

48 7 0
                                    


Ntah, setelah mendengar perkataan Alvin Alghifari tadi sore, Naomi merasa bersalah karena sudah membohongi nya. Tanpa sepengetahuan cowok itu, ia menemui Alvin Adi yang jelas-jelas sudah memberi nya luka.

Dengan begitu, ia memberanikan diri untuk meminta bertemu dengan Alvin Adi untuk terakhir kali, sebelum ia benar-benar berdamai dengan keadaan dan menerima kenyataan bahwa Naomi dan Alvin Adi tidak akan pernah bisa bersahabat, lagi?

Naomi sudah membeli bahan-bahan untuk membuat rendang. Kata nya, Adi suka sama Rendang. Hitung saja ini pemberian terakhir sebelum ia mengucapkan perpisahan.

"Waduh, masak apa tuh" tanya Alvin Alghifari yang datang tiba-tiba ke dapur nya.

"Rendang, mau?"

"Nggak suka"

"Emang buat siapa sih? Sampai lo sibuk banget" tanya Alvin Alghifari.

"Buat temen gue"

Alvin Alghifari hanya mengangguk percaya, setelah menghantar bahan-bahan titipan Naomi tadi ia segera pulang karena nanti sore harus pergi bersama Keluarga nya.

Alvin Adi menyetujui permintaan Naomi untuk berbincang dan bertemu sebelum ia pergi. Kedua nya sudah berada di Angkringan, tempat yang pertama kali mereka datangi berdua dan mungkin akan menjadi tempat terakhir mereka bertemu.

"Tumben rapih banget, kan mau ke Angkringan doang" ucap Adi.

"Karena mungkin ini hari terakhir gua bisa ngobrol berdua sama lo" jawab Naomi dan menatap lekat cowok di hadapan nya.

Laki-laki yang pernah sangat ia sayang dan memegang tahta sebagai sahabat satu-satu nya kini harus ia lepas untuk kebahagiaan masing-masing.

"Maaf ya gua jadi ngajak lo ketemu berdua lagi" ucap Naomi.

"Santai, kenapa?"

Naomi menatap penuh keraguan pada Alvin Adi. Yang di tatap hanya menatap nya bingung karena tidak biasa Naomi menatap nya lekat saat berbincang. "Ada apa?" tanya Adi lagi.

"Gua mau minta maaf"

"Untuk?"

"Maaf karena selama ini gua gak pernah tanya tentang perasaan lo. Gua gak pernah tanya lo nyaman atau nggak sahabat sama gua, lo anggap gua sahabat atau nggak, lo mau bersahabat sama gua atau nggak. Maaf Alvin, gua gak pernah tanya hal itu ke lo dan nge biarin lo bersandiwara sampai selama ini buat jadi sahabat gua. Buat ngejaga dan membahagiakan gua" ucap Naomi.

Air mata nya tertahan, ia tidak mau lemah kembali. Ia ingin melepas Alvin Adi agar cowok itu bahagia bersama sahabat nya yang lain dan hidup tenang tanpa gangguan dari Naomi. Namun sangat sulit, dada nya sesak setiap ingat persahabatan yang ia anggap dulu.

"Nom, masa lalu emang gak bisa di ulang tapi bukan berarti di lupakan" ucap Alvin Adi.

"Gua sebenar nya gak masalah kok, cuma gua kadang emosi aja. Di posisi itu gua lagi sama lo, di situ tanpa sadar gua lampiaskan semua emosi nya. Gua juga minta maaf karena sikap gua sekarang kayak gini ke lo, gua jahat karena nyakitin lo. Tapi gua minta mulai sekarang, jangan pikirin perasaan orang lain terus, kalau lo gak mau berakhir kayak gini lagi sama orang lain" ujar Alvin Adi.

"Boleh gua tanya alasan lo gak mau anggap gua sebagai sahabat?"

Alvin Adi menggeleng sebagai tanda menolak, Naomi mengerti, mungkin Alvin Adi tidak ingin menambah luka di hati Naomi. Sudah cukup semua nya, selesai kan rasa sakit dan menyakiti ini dan berdamai dengan keadaan.

"Boleh gua minta 1 hal ke lo?" tanya Naomi dan mendapat anggukan kepala.

"Jangan pernah merasa sendiri, Vin... Masih banyak orang yang sayang sama lo. Lo nggak boleh sedih-sedih lagi, lo harus bahagia" pinta Naomi.

"Gua usaha in ya"

"Gua janji, setelah ini gua gak akan ganggu lo lagi. Gua gak akan temu in lo lagi, gua janji hidup lo akan tenang setelah ini karena satu beban lo udah hilang" ujar Naomi.

"Lo jangan nangis terus" pinta Alvin Adi.

"Tau apa hal yang paling lucu, Vin?" sahut Naomi.

"Saat orang yang buat gua nangis minta gua buat berhenti menangis" ucap Naomi.

"Karena pada akhir nya, gua gak bisa tepat in janji ke mendingan Mama lo. Gua bakal tinggal in lo dan gak bisa selalu ada buat lo lagi nanti nya" lanjut nya.

"Ayo pulang, gua udah selesai bicara" pinta Naomi dan bangkit dari duduk nya.

Mereka pun kembali ke rumah Naomi, namun Alvin Adi menunggu sebentar karena Naomi bilang akan memberi nya sesuatu. "Di makan kalau enak aja" ucap Naomi sembari memberikan bingkisan berisi rendang, makanan yang selalu meningat kan Alvin Adi dengan Ibu nya.

"Sampai jumpa" pamit Alvin Adi.

"Bukan sampai jumpa, tapi selamat tinggal" ucap Naomi.

Alvin Adi tersenyum kecil dan mengendarai motor nya meninggalkan Naomi. Di tatap nya motor itu yang perlahan hilang dari pandangan nya, di dalam diri Naomi ada dorongan untuk mengejar nya.

"Sudah, biarkan dia pergi" ujar Alvin William yang melihat interaksi mereka sejak tadi, ia memeluk erat Naomi dari belakang yang sudah menangis melihat laki-laki yang selama ini bersama nya pergi.

"Alvin..." lirih nya dan terus menangis.

"Ikhlas in... Lepaskan apa yang seharus nya tidak kita genggam" ucap Alvin William dan mencoba menenangkan Naomi.

Setelah menenangkan nya, mereka masuk ke rumah Naomi. Alvin William merapihkan rambut si cewek yang sedikit berantakan menutupi wajah sedih dan air mata yang masih menetes.

"Biarkan Alvin Adi pergi..." ujar Alvin William dan menghapus air mata Naomi.

"Bersahabat sama Alvin Adi itu sakit, tapi kalau bukan karena dia, aku nggak pernah tau arti persahabatan yang sesungguh nya. Bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi dan sempurna, termasuk kami" ucap nya.

"Alvin Adi sudah menjadi tokoh utama yang berhasil bersandiwara dengan cara terbaik untuk menjadi sahabat" ucap Naomi.

Alvin William memeluk Naomi dan membiarkan sang kekasih melampiaskan sakit hati nya di dekapan nya. Mengikhlaskan memang hal paling sulit untuk semua orang.

Seburuk apapun sikap Alvin Adi, dia tetap sahabat kecil untuk Naomi.

Setelah itu, Zaki memberitau Naomi bahwa cowok itu telah berangkat untuk mengejar mimpi nya. Sebuah pesan singkat yang membuat Naomi tersadar untuk melepas Alvin Adi.

Dan sekarang Naomi tau, bahwa kisah nya bersama Alvin Adi hanya sebuah ilusi yang terasa nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sekarang Naomi tau, bahwa kisah nya bersama Alvin Adi hanya sebuah ilusi yang terasa nyata. Persahabatan mereka tidak pernah di mulai namun sudah berakhir.
















•••
Publish : 07/11/21

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang