21. Persahabatan Palsu

45 7 0
                                    


"Kenyataan Pahit Atau Manis Harus Tetap Di Terima"

Naomi berniat mengajak Adi untuk bertemu. Ntah lah, di saat seperti ini ia ingin menceritakan isi hati nya pada cowok itu. Walaupun setelah ulang tahun Adi tempo lalu hubungan mereka sangat berjarak, tapi Naomi tidak melupakan sahabat nya itu.

Pertemuan kedua nya di salah satu Cafe malam ini. Naomi memilih untuk pergi sendiri karena tidak mau merepotkan sahabat nya itu. Mengingat permintaan Adi untuk tidak bersikap berlebihan yang membuat orang lain salah paham tentang hubungan mereka.

Naomi datang lebih dulu, Adi terlambat karena ada sedikit urusan dengan teman sekolah nya. Memang cowok itu sekarang sibuk dengan teman tongkrongan nya di banding hal lain termasuk diri nya.

"Maaf ya gua jadi minta lo ke sini deh" ujar Naomi.

"Hm, mau ngomong apa?" tanya Alvin Adi cuek.

"Mau cerita aja sih, tentang seseorang" jawab Naomi yang belum menyadari sikap dingin Adi.

"Tapi cepetan ya, gua sibuk" ucap Adi yang sekarang membuat Naomi sadar sikap buruk sahabat nya kembali.

"Tadi gua tanya gitu ke si A hubungan dia sama si B, hubungan mereka gak baik, seperti musuh. Tapi si B bilang kalau nanti gua juga akan paham, terus gua tanya ke si A dan itu buat dia sekarang bersikap dingin ke gua" cerita Naomi, ia kembali mengingat wajah dingin William yang muncul setelah menjawab pertanyaan nya.

"Adi? Lo dengar kan?" tegur Naomi saat melihat Adi memainkan ponsel nya.

"Uh? Lo cerita apa tadi? Maaf, gua nggak fokus" jawab Adi dan meletakkan ponsel nya di meja.

"Iya jadi, si A-" ucapan Naomi terputus saat ponsel Adi berdering menandakan seseorang menghubungi nya. Cowok itu pun sedikit menjauh untuk menjawab nya.

Beberapa menit setelah selesai menjawab sambungan itu. Adi kembali duduk di depan Naomi dan meminta nya melanjutkan cerita.

"Nggak jadi, udah gak penting" ucap Naomi dengan wajah kesal.

"Ya udah, gua balik ya" jawab Adi yang sudah beridiri dan melangkah pergi.

"Lo berubah" ucap Naomi membuat langkah Adi berhenti. Naomi menatap Adi dengan mata memerah menahan tangis nya.

"Lo nggak pernah mau dengar cerita gua lagi, lo nggak pernah kasih gua dukungan lagi" ucap nya lagi.

"Kenapa sih emang nya? Lo nggak suka sama sikap gua yang sekarang?" sahut Adi. Naomi bangkit dari duduk nya dan menghampiri Adi.

"Selalu ada saat sahabat lo sedih itu tugas seorang sahabat kan, Vin?" tanya Naomi yang kini memanggil cowok itu menggunakan nama depan nya. Nama yang dulu sering kali ia panggil.

"Gini ya, masalah lo itu sebenar nya apa sih sampai emosi nya ke gua?" tanya Adi kembali.

"Nggak boleh kalau gua lampias in ke lo? Bukan nya lo juga sering lampias in emosi lo ke gua? Kan udah biasa"

"Lo tuh kekurangan perhatian dari keluarga lo, makanya lo cari perhatian di luar sana. Tapi cara lo itu salah, Nom!" bentak Adi.

"Lo nggak tau apa-apa tentang keluarga gua, jadi jangan sok tau segala nya!" jawab Naomi sembari menunjuk sahabat di hadapan nya.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang