40. Rumah[END]

249 12 0
                                    


Karena kejadian kemarin, mereka mendapat hukuman skorsing selama seminggu. Ini menjadi kesempatan untuk memperbaiki semua hubungan. Terjadi lah sekumpulan remaja ini berkumpul di salah satu vila berpemandangan langsung dengan pantai.

Alveros dan Alvin William membuat mereka semua terkejut. Kedua musuh bebuyutan itu kini sudah menjadi saudara yang terlihat harmonis. Terlihat dari gelang yang memiliki warna sama serta bertulisan nama Ayah mereka, William.

Sementara itu, Salsa dan Jovan memilih untuk berjarak sebentar dari Vegastar dan lain nya untuk kejelasan hubungan mereka. Kejadian kemarin membuat Salsa terkejut dan memilih berjarak dari sang kekasih. Namun dia akan sangat egois jika tidak mau mendengarkan nya.

"Aku lakukan ini semua untuk William. Alveros minta aku kasih racun mematikan itu ke Willi, tapi aku gak bisa kehilangan sahabat aku, Sal" ucap Jovan.

"Terus kamu jadikan sahabat aku korban nya? Kamu pikir aku juga bisa tanpa sahabat aku, begitu?" tanya nya dengan sedikit emosi.

"Maaf... Aku egois, aku salah"

Salsa tidak bisa membohongi perasaan nya pada sosok cowok di hadapan nya. Jovandra tanpa sengaja melakukan hal itu, ia hanya tidak ingin keributan di Keluarga besar nya dan kehancuran persahabatan nya.

Salsa memeluk sang kekasih dan membiarkan nya menangis di dekapan itu. Jovan sungguh orang yang beruntung karena memiliki kekasih sebaik Salsa yang mau menerima dia apa ada nya. "Terima kasih..." ucap Jovan.

"Aku cinta kamu, Jovandra" ujar Salsa tanpa melepas pelukan itu.

"Aku lebih mencintai kamu, aku sangat sangat sangat mencintai kamu, Salsa" jawab Jovan dan semakin mengeratkan pelukan nya.

Jihan yang menatap nya tersenyum, ini kali pertama ia merasakan ribuan kupu-kupu berada di perut nya. Hal romantis yang sangat sederhana hanya dengan pelukan hangat yang sangat menenangkan.

"Sejak kapan lo bahagia lihat orang lain bahagia?" tanya Alveros yang menghampiri Jihan tanpa sepengetahuan nya.

"Sejak cowok yang gua suka bilang gua murahan" jawab nya dan hendak pergi.

"Kebetulan murahan nya cuma ke gua, dari pada pendam perasaan lebih baik membuktikan" ujar Alveros membuat langkah Jihan berhenti.

Alveros tersenyum dan mendekat ke cewek itu. "Gua suka sama lo, Ji" ujar Alveros. Jihan menatap tak percaya ke arah cowok itu, namun ego nya lebih besar. Ia memilih untuk tenang.

"Maaf karena selama ini gua gak pernah hargai perasaan lo, tapi... boleh gua minta izin buat cinta sama lo?" tanya Alveros.

"Ros... Maaf, gua udah taruh perasaan gua ke lo. Ke orang yang seharus nya gak gua cintai" jawab Jihan.

"Gua nggak berhak mendapat cinta lo, tapi lo berhak dapat itu dari gua" ujar Alveros dan menggenggam kedua tangan itu.

"Kamu mau kan, jadi pacar aku?" tanya Alveros.

"AAAAAA!!!" teriak anak cewek yang melihat interaksi mereka sejak awal.

"Terima, Ji! Sayang banget kan kesempatan di tolak" ujar Afrih.

"Iya, Ji! Terima ayo!" seru Naomi.

Jihan terkekeh dan menatap Alveros yang menunggu jawaban nya. "Jadi bagaimana atas pernyataan cinta saya pada Jihan Ardilla?" tanya Alveros.

"Ya, aku terima" jawab Jihan.

Mereka pun berpelukan. Teriakan histeris terdengar heboh. Sampai Hanif terpaksa menutup telinga nya dan membalas kehebohan mereka. "Eh! Jangan berisik, ini gue laper" tegur Hanif.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang