33. Fight!

28 4 0
                                    


Sesampai nya di markas, mereka tidak lupa untuk menutup pintu dan duduk bersama-sama di sofa yang biasa di gunakan khusus untuk musyawarah. Ini mengejutkan untuk Naomi, bukan karena pertama kali ikut musyawarah melainkan Seno yang ia pikir anak baik-baik namun ternyata juga ikut kumpulan geng motor seperti ini.

"Jangan lihat saya begitu, santai saja" tegur Seno saat melihat Naomi menatap nya tak nyaman.

"Ternyata Kakak juga anggota Vegastar?"

"Iya, dari tahun kemarin sih sebenar nya, cuma ke tutup aja karena dulu belum ada murid Nusa Bangsa yang berani pakai jaket Vegastar" jelas Seno.

Kedua nya pun ikut duduk dan bergabung. Sebelum akhirnya Faqih mengambil spidol dan menulis tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama William.

"Rumah Ayah nya, Apartement nya, teman Jogja nya, Restaurant dan Kantor Ayah nya. Kita semua udah ke sini tapi dia gak kelihatan dimana-mana" ujar Faqih.

"Gua curiga sama Alveros" sahut Shafiqa.

"Benar, dia ada di Apartement Willi, terus ponsel nya juga. Pasti dia ngelakuin sesuatu sama Willi" ucap Salsa.

"Kayak nya bukan" ujar Naomi.

"Kita gak bisa tuduh tanpa bukti" ucap Victoria.

"Permasalahan nya, bukan cuma Willi yang hilang, tapi keluarga nya juga pergi tanpa kabar apapun. Bahkan sampai pihak Kantor nya ngelarang semua karyawan untuk membuka suara tentang keberadaan mereka" ucap Seno.

"Pasti ada rahasia keluarga William yang gak perlu kita tau. Dia bukan hilang, cuma pergi sebentar aja untuk selesai in masalah nya" ujar Haikal.

"Gua setuju sama ucapan Haikal, keluarga William emang sering banget ada masalah semenjak Nyokap nya dia meninggal. Anak sama Bapak gak akur sama sekali, apalagi setiap ada Alveros juga di antara mereka" sambung Jovan.

"Lo mau nya gimana?" tanya Alghifari sembari menatap Naomi.

"Gak tau..." lagi-lagi Naomi menjawab nya dengan menunduk.

"Lo udah makan belum?" tanya Faqih, Naomi menggelengkan kepala nya.

"Nom! Lo kan punya maag, makan yang teratur coba deh" nasihat Shafiqa.

"Iya..." jawab Naomi. Ia keluar dari markas dan duduk di depan sembari melihat senja.

Beberapa menit kemudian, Seno duduk di samping nya dan memberikan semangkuk bakso dari penjual yang tak jauh dari markas mereka. "Nanti kamu sakit lagi kalau gak makan, pikiran boleh banyak tapi jangan lupa kesehatan" ucap nya.

"Makasih, Kak" jawab Naomi dan memakan nya.

"Sebenar nya, kamu sama William hubungan nya spesial atau sama aja kayak Vegastar?" tanya Seno.

Naomi meletakkan mangkuk bakso nya dan kembali memandang langit yang kini sudah berubah menjadi warna hitam dengan banyak nya bintang-bintang. "Aku cinta sama Willi, Kak" jawab Naomi.

"Aku juga cinta sama kamu, Nom"

Seno dan Naomi menoleh ke sumber suara. Terlihat William berdiri dengan senyuman tipis nya menatap kedua orang itu yang masih terdiam dan sedikit terkejut melihat nya berada di markas. "Aku di sini" ujar nya.

Naomi menghampiri cowok itu dengan menahan air mata. "Kamu..." lirih nya sembari menatap William dengan lekat.

"Iya Nao, ini aku, William"

Plak!

Naomi berhasil mendaratkan tamparan nya pada cowok tampan itu. "Ngapain lo balik lagi? Ngapain ke sini lagi? Udah bagus-bagus lo pergi tanpa kabar, terus sekarang datang seenak nya!" bentak Naomi.

ALVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang