"ARKAAAA...JUANNN... KALIAN SINI..." panggil Nita yang melihat kehadiran Arka dan Juan.
Mereka berempat sedang memesan makanan dan Nita menunggu di tempat. Nita yang melirik ke kanan kiri karena dirinya merasa bosan hanya berdiam seorang diri.
Duar, duar, duar
Ya. Benar, tiba-tiba ada suara gledek disertai hujan. Nita yang kaget mendengar gledek tersebut langsung menutup telinga nya dengan kedua tangannya.
Keempat temannya melihat Nita yang sedang menutup kuping, tiba-tiba Juan celetuk, "Lo napa, Nit?" Juan memperhatikan Nita yang masih meletakkan tangan di telinga.
Nita malu, "Hm, akuuu...ta..ta-kut," ucap Nita masih memegang telinga nya.
Juan dan Arka tertawa meledek, "Hah? Seriusan lo?" ujar Arka.
"Ih. Kalian mah ngeledek. Aku beneran takut,"
"Lo umur berapa, Nit, masih takut sama gledek?" ucap Juan menertawai Nita.
"Juannnnn!! Kamu mah benar-benar. Jahat banget sih," pukul Nita pada bahu Juan.
Megan yang melihat kelakukan Juan dan Nita seperti bocah, dirinya hanya terkikik dalam hati, "Ada-ada aja, emang. Dasar bocah!"
Nita melihat Megan menahan tawa, Nita memukul bahu Megan juga, "Kamu juga ya! Kalau mau ketawa, ketawa aja. Gak usah ditahan-tahan gitu. Ketahuan juga, kan," kata Nita.
Megan melepaskan tangan Nita dari bahu nya, "Apaan sih lo," raut wajah Megan berubah menjadi sok tidak memperhatikan lagi.
"HAHAHAH. Kamu kira aku gak tau apa, kamu dari tadi nahan tawa, kan, lihat aku tutup kuping kayak tadi," kata Nita menurunkan tangan dari telinga nya.
"EHHH TUHKAN. Aku jadi lupa harus ke Kak Farrel," ujar Nita.
"Mau ngapain lo, Nit?" tanya Juan kepo.
"Tadi jaket aku sama dia. Aku lupa, harusnya tadi pas selesai, aku ke dia,"
"Oalah. Yaudah. Lo ambil, gih. Mau ditemenin gak?" tanya Juan mengarahkan mata ke Megan.
Megan melihat lirikan dari Juan, "Kenapa gue?"
"Dih... Lo mah gak ngerti maksud gue. Ya temenin kali cewek," timpal Juan greget karena Megan tidak sadar akan kode yang diberikan Juan.
Nita bangkit berdiri, "Yaudah. Aku duluan, ya," Nita bingung dimana keberadaan Farrel, "Kak Farrel dimana ya? Aku gak tahu juga sih dia dimana,"
"Ruang OSIS kali," sahut Juan.
"Hm. Bisa jadi, sih. Yaudah deh, aku duluan, ya. Kalian makan aja gapapa. Kalian kalau mau comot makanan aku juga gapapa ya, cobain aja." ucap Nita menunjuk makanan dirinya.
"MEGGG... Temenin astaga. Tega banget lo sama cewek sendirian gitu," ledek Juan.
Megan berdiri, "Ya...ya," Megan menghampiri Nita.
Megan menghampiri Nita dan menepuk bahu Nita, "Gue disuruh temenin lo. Gausa geer."
Nita kaget ditepuk oleh Megan, "EHHH... Ok.."
"Hm. Gimana biar gak buang-buang waktu, kita mencar aja, ya. Aku cari ke lapangan, kamu ke ruang OSIS, gimana?" tanya Nita yang berada di ujung pintu Kantin.
"Yaudah." jawab Megan meninggalkan Nita.
Megan dan Nita berpencar satu dengan yang lain. Nita ke arah lapangan dan Megan ke arah ruang OSIS.
"Ada-ada aja kucil emang!" gumam Megan.
Nita menghampiri salah satu orang yang ia temui namun tidak mengenalnya, "Hi, maaf ganggu. Ada yang lihat Kak Farrel gak?" mata Nita sambil melihat ke kanan dan kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANIO
Teen FictionSEDANG PROSES REVISI BEBERAPA PART Maaf kalau ada ketidaktepatan kata, karena masih dalam tahap belajar Terjadinya sebuah peristiwa yang mungkin membuat kita harus beradaptasi dan hidup dalam perubahan yang baru. Cerita ini mengisahkan perjalanan...